Istri Cantik-cantik Ganas

Berkomunikasi Secara Dekat Dengan Xiang Tian



Berkomunikasi Secara Dekat Dengan Xiang Tian

0Keesokan malamnya adalah hari di mana Xiang Tian katanya akan datang ke kota hantu untuk mengawasi transaksi penjualan ramuan obat terbarunya, Lan Anran pergi ke sana seorang diri.     
0

"Si kurus, apakah menurutmu, kita bisa menangkap Xiang Tian?" Tanya si gendut.     

"Aku tidak tahu, pokoknya kita kerjakan apa yang diperintahkan Bos. Kalau nanti gajiku keluar, aku bisa membeli rumah dalam dua tahun." Kata si kurus sambil tersenyum.     

"Bagaimana keadaan di sana?" Tanya Lan Anran melalui earphone.     

"Di sana sudah ada kerumunan orang yang akan membeli, tetapi aku belum menemukan Xiang Tian." Kata si gendut mengawasi dari CCTV.     

"Xiang Tian biasa melakukan segala sesuatu secara misterius, jadi kali ini dia pasti melakukan pengawasan tidak secara terang-terangan. Apalagi di pasar gelap kota Hantu ini. Gendut, terus awasi terutama di gang kecil, awasi apakah ada orang yang membawa obat." Lan Anran berjalan cepat.     

Tidak ada hal yang mencurigakan di kota Hantu ini, sebaliknya suasananya tenang di sini. Lan Anran berpura-pura melihat barang, walau sebenarnya dia sedang mengawasi sekelilingnya apakah ada orang-orang yang mencurigakan.     

Di ujung sebuah gang, banyak penduduk yang berkerumun untuk mengantri obat.     

"Tenang, jangan berdesakan, kalian pasti dapat." Kata Mo San menenangkan.     

"Apakah ramuan obat itu bisa menyembuhkan penyakit kanker?" Seorang wanita tua bertanya dengan nada tidak yakin.     

"Tenang saja, nenek. Obat ini asli, kami tidak membohongi kalian. Kalau tidak percaya, minum obatnya di rumah dan rasakan sendiri khasiatnya." Mo San meyakinkan nenek itu.     

"Obat ini untuk putraku. Dia sudah kesakitan selama beberapa bulan ini. Dokter mengatakan sudah tidak ada obatnya. Kalau benar putraku sembuh, aku akan kesini lagi untuk berterima kasih kepada kalian."     

"Tenang saja. Obat ini pasti berkhasiat. Tuan Muda, mereka tahu obat ini tidak bisa menyembuhkan tetapi masih tetap disini. Ini semua karena kebaikan Tuan Muda yang membantu mereka memperpanjang umur mereka." Kata Mo San pilu.     

"Orang-orang miskin ke sini karena melihat ada sebuah harapan. Jika ada harapan kenapa tidak mereka ambil. Jika aku bisa membantu mereka hidup lebih lama, aku bisa berhadapan dengan Ying'er nanti." Kata Mo Jinrong dengan suara pelan.     

"Tetapi jika terus dilanjutkan, pengeluaran perusahaan akan membengkak. Sekotak obat ini kita jual 10 yuan, satu malam kita hanya menghasilkan ribuan yuan, sejujurnya kita rugi banyak." Mo San mulai cemas.     

"Jangan mengambil uang dari Grup Mo. Asalkan kita lakukan ini diam-diam tanpa diketahui orang lain, itu sudah cukup." Selesai bicara, Mo Jinrong merasa ada orang yang mengawasi.     

"Berhenti! Ada penyusup di sini!" Mo Jinrong waspada.     

Lan Anran baru saja masuk gang, dia langsung menjadi pusat perhatian orang-orang. Meskipun mereka semua memakai masker, tetapi senyuman Lan Anran tidak bisa ditutupi.     

"Tuan Muda, mereka semua penduduk di sini. Apakah kamu tidak salah lihat?" Tanya Mo San dengan cuek.     

"Tidak! Orang yang tujuannya membeli obat pasti langkah kakinya terburu-buru, hanya orang ini yang jalannya santai tidak seperti pembeli lainnya."     

Pendengaran Mo Jinrong sangat bagus, dia bisa membedakan siapa yang cara berjalannya santai atau terburu-buru.     

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Mo San.     

"Kita tunggu saja, kita lihat apa tujuannya datang ke sini?" Kata Mo Jinrong dengan ekspresi serius.     

Lan Anran berhasil menyusup di tengah kerumunan. Dia melihat ekspresi orang-orang ini bahagia dan penuh harap.     

"Kamu mau ramuan obat yang mana?" Tanya Mo Jinrong.     

Lan Anran mendengar suara yang tidak asing. Sumber suara itu berasal dari dalam mobil. Kaca mobil dibuka, mobil ini tidak memiliki plat nomor dan berwarna hitam sehingga tidak bisa kelihatan rupa orang yang berada di dalam mobil.     

Lan Anran hanya diam, dia hanya menunjuk ke ramuan obat untuk penyakit kanker lalu membuat gestur tangan membentuk angka 2.     

Saat Mo San mau menyerahkan obat, Mo Jinrong menahannya.     

"Kami tidak mau menjualnya kepadamu."     

Lan Anran terkejut. Dia terdiam berdiri di samping, lalu dia membuat kalimat dengan gestur tangan "Aku mau membeli obat".     

"Tujuanmu ke sini bukan untuk membeli obat, kan?" Tanya Mo San.     

Lan Anran merasa tujuannya terbongkar. Saat hendak melarikan diri, Mo San menangkapnya tetapi Lan Anran memberontak, satu kancing bajunya tidak sengaja tercabut saat dia berhasil melepaskan diri lalu segera kabur.     

"Tuan Muda, dia melarikan diri." Kata Mo San.     

"Tidak apa-apa. Lanjutkan menjual obat." Kata Mo Jinrong santai.     

"Lanjutkan menjual obat!" Mo San memerintahkan kepada anak buahnya.     

"Tuan Muda, aku tadi tidak sengaja mencabut kancingnya. Lengan orang itu sepertinya terluka karena aku merasa ada balutan di lengannya.     

"Jangan-jangan dia? Cepat suruh orang mengejarnya." Kata Mo Jinrong.     

Penduduk yang sudah membeli obat menyadari Lan Anran berniat melakukan sabotase transaksi jual beli obat, mereka juga ikut mengejarnya.     

Aturan di pasar gelap, orang yang tidak berniat membeli tidak boleh melakukan sabotase. Jika sampai tertangkap, orang itu akan di blacklist dari pasar gelap kota Hantu.     

"Bos, cepat lari. Orang dari pasar gelap mengejarmu!"     

Lan Anran yang kehabisan nafas terus memaksakan dirinya untuk berlari.     

"Menyebalkan! Apakah ini perbuatan Xiang Tian?" Tanya Lan Anran terengah-engah.     

"Sepertinya begitu!"      

Si gendut memberi arahan kepada Lan Anran.     

"Bos, belok kanan, sampai di perempatan belok kiri, ada sebuah jalan kecil, si kurus sudah menjemputmu di sana."     

Orang-orang tidak berhasil mengejarnya, mereka menganggap Lan Anran cerdik sehingga bisa melarikan diri.     

Lan Anran sampai di jalan kecil, lalu dia melihat si kurus sudah menunggunya. Dia segera naik kedalam mobil dan pergi dari sana.     

"Bos, bagaimana hasilnya?" Tanya si kurus.     

"Aku gagal. Xiang Tian orang yang licik. Apakah kalian sudah berhasil membeli obatnya? Tanya Lan Anran.     

"Tenang saja, si gendut sudah menyuruh orang untuk membeli obat, sekarang obatnya harusnya sudah ada di vila." Si kurus tersenyum.     

"Bagus. Kita harus segera melakukan penelitian. Sebelum aku pergi, aku mau mendapatkan hasilnya."     

Lan Anran memeriksa bajunya, dia lalu menyadari ada satu kancingnya yang hilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.