Istri Cantik-cantik Ganas

Ujian Seleksi di Luar Kota



Ujian Seleksi di Luar Kota

0Keesokan harinya Lan Anran pergi ke sekolah, Mo Jinrong yang mengikutinya dari belakang, lalu memanggil dirinya.     
0

"Lan Anran." Lan Anran menoleh ke sumber suara.     

"Kenapa hari ini Direktur Mo mencariku?" Lan Anran tersenyum, bersikap seolah-olah kemarin tidak terjadi apa-apa.     

"Kemarin kamu pergi ke mana?" Tanya Mo Jinrong blak-blakan.     

"Kemarin aku pulang setelah sekolah selesai. Apakah kamu merindukanku?"     

Lan Anran mulai menggodanya lagi tetapi Mo Jinrong tidak peduli.     

"Kamu tidak berbohong padaku?"     

Mo Jinrong menatap dingin ke arah Lan Anran. Lan Anran membalas tatapan Mo Jinrong kemudian bertanya dengan tatapan kebingungan.     

"Apa terjadi sesuatu?"     

Mo Jinrong tidak mempercayai Lan Anran, Mo Jinrong mencengkeram lengan Lan Anran dan meremas lukanya. Mo Jinrong menunggu reaksi Lan Anran, nyatanya Lan Anran tidak menunjukan ekspresi kesakitan.     

Apakah bukan Lan Anran pelakunya?     

"Hei, apakah penyakitmu sudah sembuh? Jadinya kamu sekarang mau mendekatiku lagi, apakah yang kamu lakukan tidak terlalu beresiko?" Tanya Lan Anran sambil tersenyum.     

Mo Jinrong perlahan melepaskan Lan Anran lalu berkata, "Tidak apa-apa. Baguslah kalau kamu baik-baik saja."     

"Sebenarnya apa yang terjadi?"     

Lan Anran bertanya sambil tersenyum. Dia mendekat ke Mo Jinrong, namun pria itu mundur. Pria itu berkata dengan nada dingin,      

"Tidak ada apa-apa. Aku kembali ke kantor dulu."     

Setelah Mo Jinrong masuk ke mobil, Lan Anran langsung merintih kesakitan. Barusan hampir saja identitasnya terbongkar.     

Untung saja hari ini dia berpakaian baju berlengan hitam, jika tidak darahnya akan terlihat.     

Dia menyingsingkan lengan bajunya, awalnya lukanya sudah tidak sakit, gara-gara tadi Mo Jinrong meremas lukanya, lukanya kembali berdarah dan membasahi balutan kasa di lengannya hingga menembus ke kain bajunya.     

Lan Anran pergi ke pojokan yang sepi. Untungnya dia selalu membawa peralatan obat. Dia mengganti kasa baru.     

Kelihatannya Mo Jinrong mencurigainya, dia harus berbuat sesuatu yang bisa menghilangkan kecurigaan Mo Jinrong.     

Baru saja masuk ke gerbang sekolah, Li Yue yang melihatnya berkata, "Lan Anran, saya dengar Lan Yaxin terluka, dia tidak mungkin bisa mengikuti ujian seleksi. Lokasi ujian dilaksanakan di Daerah Liang Xi. Minggu depan kalian berangkat, jadi berkemas-kemaslah."     

"Lokasinya di luar kota?" Tanya Lan Anran terkejut.     

"Apakah kamu ada kesulitan? Jika iya, maka katakan, ibu bisa membantumu." Kata Li Yue dengan senang hati. Dari dulu dia sudah merasa jika Lan Anran bukan orang yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, ternyata dia memang gadis berbakat sesuai dugaannya. Siapa tahu dengan membantu Lan Anran, dia akan dikenal sebagai guru yang hebat.     

Saat Lan Anran hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara Zhao Xiaolei yang baru datang.     

"Halo, Bu."     

Li Yue menjawab dengan anggukan kepala.     

"Anran, dengar-dengar ujian seleksinya diadakan di Liang Xi. Katanya di sana ada desa tanaman obat. Aku ingin kesana melihatnya." Kata Zhao Xiaolei dengan ekspresi bahagia.     

Lan Anran mendengar di sana ada desa tanaman obat, dia terdiam kemudian berkata kepada Li Yue.     

"Bu, aku mau ke sana. Aku akan berusaha sekuat tenaga."     

"Baiklah. Kalian cepatlah masuk ke kelas." Jawab Li Yue.     

Sesampainya di kelas, Lin Cheng bertanya dengan sikap yang berbeda dari biasanya,      

"Lan Anran, aku dengar sepupumu Lan Yaxin dipukuli orang, apakah dia masih di rumah sakit?"     

Lan Anran melihat keanehan pada sikap Lin Cheng.     

"Iya, kenapa kamu tiba-tiba perhatian kepadanya?"     

"Tidak. Aku hanya iseng bertanya. Apakah kondisinya baik-baik saja?" Tanya Lin Cheng lebih lanjut.     

"Iya. Dia terbaring 10 hari di rumah sakit." Jawab Lan Anran dengan nada cuek.     

"Oh." Lin Cheng menghela nafas lega.     

Lan Anran mencurigai sikap Lin Cheng yang aneh.     

"Apakah kamu pelakunya?"     

"Bagaimana mungkin aku melakukannya? Aku tidak melakukannya." Kata Lin Cheng lalu dia pergi menjauh.     

Lan Anran juga tidak mau mempedulikannya. Tidak peduli siapa pelakunya, sikap Lan Yaxin juga tidak akan bisa berubah. Tidak semudah itu merubah sikapnya sekalipun dengan pukulan.     

Sekolah hari ini hanya ada dua mata pelajaran. Setelah pulang sekolah, Lan Anran pergi ke desa. Dia teringat dengan Reagent untuk Mo Jinrong kemudian mengambil bahan-bahan untuk persiapan ujian seleksi di Liang Xi.     

Di ruangan penelitiannya, dia melihat tikus percobaan yang sudah disuntikan Reagen tetap saja belum terlihat hasilnya. Dia mengambil sedikit reagen lalu memeriksanya melalui mikroskop, memang ternyata reagen ini tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan penyakit.     

Lan Anran menatap tanaman obat di sampingnya. Tanaman obat ini tidak cukup menstabilkan reagen. Dia berpikir untuk berkonsultasi dengan gurunya tentang hal ini.     

Dia mengambil sebotol kecil reagen, lalu membeli makanan dan minuman yang disukai ke Xu Shan, setelah itu dia naik gunung menemui Xu Shan.     

"Guru! Guru!" Lan Anran sudah berteriak dari jarak jauh.     

"Muridku, kamu sudah datang. Aku sangat merindukanmu."     

Xu Shan menghampiri Lan Anran untuk mengambil barang bawaannya dengan hati gembira.     

"Guru merindukanku atau merindukan makanan dan minuman yang enak ini?" Kata Lan Anran.     

"Bocah tengik, ayo kita makan bersama."     

Sun Hui yang awalnya sedang menyibukan diri dengan tanaman obat juga datang menghampiri mereka setelah mendengar gurunya berisik.     

"Temanmu ini memang gadis yang berbakat. Jika dia belajar dengan tekun, aku yakin dia akan menjadi hebat." Xu Shan memuji Sun Hui.     

"Angsa Panggang?" Tanya Sun Hui dengan wajah gembira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.