Istri Cantik-cantik Ganas

Tempat Yang Berbahaya Adalah Tempat Yang Teraman



Tempat Yang Berbahaya Adalah Tempat Yang Teraman

0Lan Anran menghubungi si gendut.     
0

Terdengar suara langkah kaki Mo Jinrong di luar.     

"Dia terluka parah saat ini dia pasti masih di sekitar sini. Cari dia dari jejak darahnya." Mo Jinrong melihat ada jejak darah di tanah. Dia mengikuti jejak darahnya.     

Untungnya Lan Anran sudah melarikan diri agak jauh. Dia harus segera menghentikan pendarahannya agar Mo Jinrong tidak bisa mengejarnya dari jejak darah.     

Si Gendut sudah sampai dengan cepat, dia buru-buru memanggil.     

"Bos, cepatlah naik." Lan Anran buru-buru naik ke mobil dan pergi menjauh dari sana.     

Mo San menelusuri lokasi yang dilalui oleh Lan Anran melalui jejak darah. Dia mengikuti sampai di titik yang sudah tidak ada jejak darah lagi.     

"Tuan Muda, di sini sudah tidak terlihat lagi jejak darahnya." Kata Mo San.     

"Dia tidak mungkin melarikan diri sendiri. Pasti ada yang menjemputnya." Mo Jinrong melihat jejak ban mobil.     

"Cepat lihat rekaman CCTV di jalan, karena CCTV di dalam sudah di retas."     

Mo San segera mengerjakan sesuai perintahnya dan memang benar dia menemukan petunjuk dari rekaman CCTV di jalan raya.     

"Tuan Muda, cepat lihat ini. Orang itu memakai topeng dan pakaian hitam. Dia memegangi lengannya. Ternyata benar dia sedang terluka."     

"Tadi aku memergoki dia sedang mencari sesuatu dan aku segera menangkap basah. Entah apa yang dia cari. Jika dilihat dari perawakannya, aku merasa familiar."     

Terbesit di benak Mo Jinrong bahwa orang itu adalah Lan Anran.     

"Tuan Muda, apakah kamu mencurigai dia adalah Nona Lan?" Dugaan Mo San tepat sasaran.     

"Aku merasa perawakan mereka mirip. Bukankah masih ada jejak darah di ruangan? Cepat bawa sampel darah itu untuk diteliti, aku yakin bisa menemukannya."     

"Baik."     

Mo San mengirim sampel darah ke laboratorium keesokan harinya untuk mengetahui keberadaannya. Selama dia lahir di Rongcheng dan ada histori kesehatannya, maka orang itu bisa ditemukan.     

Di mobil.     

"Bos, apa yang terjadi?" Tanya si gendut.     

"Aku melakukan keteledoran. Nanti bantu aku membalut luka. Aku tidak ingin orang tuaku khawatir."     

Lan Anran terlihat kesakitan, lukanya terlihat cukup dalam. Kelihatannya membutuhkan waktu lama untuk pemulihan.     

"Kamu pernah bilang Xiang Tian akan menyelidiki ramuan obat itu sendiri?" Tanya Lan Anran.     

"Benar, Bos. Ramuan obat itu kelihatannya sangat penting, tetapi ramuan obat itu ada 2 jenis, yaitu untuk penderita kanker dan untuk penderita jantung. Kedua jenis ramuan obat itu akan diperjualbelikan melalui online dengan harga yang sangat murah. Selain itu, kelihatannya semua pembelinya adalah orang miskin." Kata si gendut.     

"Darimana kamu mendapat info itu?" Tanya Lan Anran penasaran.     

"Saat aku menyelidiki tentang Xiang Tian, ada seseorang tidak dikenal memberitahuku, dia mengatakan Xiang Tian membuat ramuan obat khusus yang diperuntukan orang miskin, dia juga bilang 3 hari lagi, Xiang Tian akan meninjau sendiri penjualan obat itu."     

Xiang Tian orang yang aneh. Dia menjual ramuan obat kepada orang miskin dengan harga 10 yuan hingga puluhan yuan, padahal biaya pembuatan ramuan obat itu mencapai ribuan yuan. Jika dijual di pasaran, biasanya penjual menjual dengan harga tinggi untuk mendapat banyak keuntungan. Tetapi Xiang Tian menjualnya kepada orang miskin. Apa tujuannya dengan menjual rugi? Pasti ada niat terselubung jika ada penjual yang menjual rugi."     

Si gendut belum menemukan info tentang tujuan Xiang Tian menjual rugi. Pepatah mengatakan bahwa tidak akan ada pedagang yang tidak mau meraup keuntungan, sedangkan Xiang Tian adalah pedagang yang berbeda sendiri.     

Lan Anran hanya diam mereka pun pergi ke sebuah rumah kecil.     

"Bos datang." Sapa seorang yang berada di ruangan itu.     

Zhao Ming membantu membalut luka Lan Anran dengan hati-hati.     

"Siapa yang melukai Bos? Dia kejam sekali, dia menusuk hingga hampir mengenai nadi Bos." Kata Zhao Ming merasa kasihan.     

"Tadi terjadi kejadian yang di luar dugaan. Kita bicarakan hal lain saja. Dulu aku meminta sebuah vila kepada Keluarga Mo, aku akan menggunakan vila itu sekarang. Kalian pasti rasanya sesak tinggal di rumah yang bobrok dan sempit ini. Aku sudah bilang ke Mo Jinrong, bahwa dia tidak bisa melarangku menggunakan rumah itu, jadi kalian tidak perlu khawatir tunggal di sana. Kalian mulai kemasi barang-barang kalian. Tempat ini sudah tidak layak ditinggali. Aku juga takut akan ada yang memeriksa tempat ini." Kata Lan Anran.     

Mereka sangat senang mendengarnya. Mereka tidak menyangka akan tinggal di vila. Mereka sangat berterima kasih kepada Lan Anran.     

"Bos, apakah karena ada orang yang sudah menemukan kami, atau ada yang berhasil membongkar identitasmu?" Tanya si kurus.     

"Bukan. Aku hanya merasa rumah ini tidak aman untuk kalian. Suatu hari juga pasti akan ada orang yang menemukan kalian. Menurutku tempat yang aman untuk kalian adalah tempat yang berbahaya."     

Luka Lan Anran sudah selesai dibalut, dia berdiri kemudian berkata, "Aku pulang dulu. Hari sudah malam, takutnya Mo Jinrong mencariku."     

"Baik, Bos. Hati-hati di jalan. Beberapa hari lagi kami akan pindah ke vila." Mereka terlihat sangat gembira.     

Sebelum pergi, Lan Anran menyerahkan kunci vila kepada mereka dan mengingatkan agar mereka tetap berhati-hati, karena tidak ada yang bisa menduga rencana apa yang dibuat musuh. Aturan yang harus selalu mereka terapkan adalah jangan membuka pintu jika ada orang asing datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.