Istri Cantik-cantik Ganas

Menyelinap Ke Grup Mo Malam-Malam



Menyelinap Ke Grup Mo Malam-Malam

0"Hei, apakah kamu bodoh? Dia hanya seorang gadis desa yang tidak pantas kamu bela." Kata Yang Qing mengingatkan.     
0

"Kalian masih belum pergi juga? Jika kalian tidak cepat pergi dari sini, aku akan menggunakan kekerasan untuk mengusir kalian." Kata Sun Hui sambil mengangkat bangku.     

Semua siswa tahu betapa kuatnya Sun Hui. Sun Hui tidak peduli, kalau kedua pengacau ini masih juga tidak pergi dari sini, dia akan turun tangan.     

"Lan Anran, tunggu sampai Yaxin sehat kembali, kami akan membalasmu," kata Yang Qing dengan kejam lalu menarik Gu Qiu keluar dari kelas.     

Zhao Xiaolei masih tertegun. Dia berbisik kepada Lan Anran.     

"Anran, bagaimana caramu melunakkan hati Sun Hui? Sungguh peristiwa langka dia membelamu."     

"Lan Anran, jangan senang dulu. Aku bukan membantumu tetapi hanya membalas kebaikanmu karena telah mengenalkanku pada seorang guru yang berilmu tinggi."     

"Bagaimana? Guruku hebat kan?" Tanya Lan Anran sambil tertawa.     

Sun Hui tidak menjawab walau dia berpendapat jika guru itu hebat, hanya saja dia tidak mau mengakuinya di depan Lan Anran untuk menjaga harga dirinya.     

"Ya begitulah." Jawab Sun Hui lalu kembali ke tempat duduknya melanjutkan mengerjakan tugas sekolah.     

Dari kalimatnya tidak terkandung bahwa dia meragukan kemampuan gurunya, tetapi juga bukan kalimat pengakuan. Lan Anran tersenyum mengetahui bahwa Sun Hui sebenarnya menyanjung kehebatan gurunya.     

Malam harinya ketika selesai kelas, Lan Anran mengganti pakaiannya lalu pergi menyelinap ke grup Mo.     

Di malam hari tidak ada seorang pun di Grup Mo, hanya ada Mo Jinrong dan Mo San di ruangan kantor.     

"Tuan Muda, sudah malam, kenapa belum pulang?"     

"Tidak sekarang. Nenek setiap waktu selalu menagihku untuk segera memberinya cucu." Mo Jinrong bersandar di kursi.     

"Nyonya besar melakukan itu juga untuk kebaikan Tuan Muda. Dia pasti takut jika terlambat dan tidak bisa memiliki…. anak!" Kata Mo San blak-blakan.     

"Xu Pei pasti menceritakan kepada nenek hal yang bukan-bukan tentangku dan masalah saat rapat pemegang saham. Sudahlah. Biarlah kesusahan sehari cukup untuk sehari." Kata Mo Jinrong dengan nada tidak berdaya.     

Tiba-tiba lampu ruangan mati. Suasana menjadi gelap gulita.     

"Apa yang terjadi?" Tanya Mo Jinrong.     

"Mungkin ada konsleting listrik. Aku akan memeriksanya." Mo San keluar memeriksa listrik.     

Lan Anran memanjat tiang lampu untuk masuk ke ruangan Mo Jinrong. Dia pelan-pelan membuka jendela, tidak disangka menimbulkan suara. Mo Jinrong tahu itu bukan suara Mo San dari ruangan sebelah.     

Lan Anran melihat di dalam ruangan tidak ada orang. Dia masuk ke dalam dan mulai mencari jurnal penelitian ramuan obat untuk penderita penyakit jantung.     

"Siapa kamu? Apa yang kamu cari?"     

Lan Anran terkejut mendengar suara Mo Jinrong.     

Jelas-jelas Lan Anran sudah memastikan tidak ada orang di dalam ruangan ini. Kenapa Mo Jinrong masih ada di sini?     

Lan Anran segera mematikan senter. Dia hanya diam. Awalnya dia ingin segera melarikan diri. sayangnya Mo Jinrong menahannya sampai dia tidak bisa melarikan diri.     

"Mau melarikan diri?"     

Mo Jinrong menahan Lan Anran. Lan Anran berusaha keras melepaskan diri, namun Mo Jinrong menahan tangannya dengan kuat.     

Lan Anran tetap tidak bersuara. Lan Anran mengambil senter dan menyalakannya, kemudian dia arahkan langsung ke kedua mata Mo Jinrong.     

"Aahh!"     

Mo Jinrong menjerit karena pancaran cahaya dari senter yang diarahkan langsung ke matanya. Seketika dia tidak bisa membuka matanya, tangannya terus mencari senter untuk mematikan senter itu. Dia pun tidak bisa melihat jelas apakah penjahat ini pria atau wanita. Mo Jinrong segera mengambil pulpen dan menusuk ke arah Lan Anran.     

Pulpen itu melukai kulit Lan Anran hingga berdarah. Lan Anran tetap diam sambil menahan rasa sakit. Dia menendang kaki Mo Jinrong. Lan Anran berusaha melarikan diri, tetapi Mo Jinrong menahannya. Sampai akhirnya mereka berdua tidak sengaja tergelincir dan jatuh ke lantai.     

Bibir Mo Jinrong bersentuhan dengan bibir Lan Anran. Di tengah kegelapan, mereka tidak bisa bertatapan secara jelas dan kini mereka berdua sama-sama tertegun.     

Di tengah kebingungan, Lan Anran tidak boleh terhanyut dalam kehangatan ini, dia mendorong Mo Jinrong lalu melarikan diri melalui pintu.     

Mo San datang terlambat, di saat listrik sudah menyala.     

"Tuan Muda, listrik kita diretas, sepertinya pelakunya adalah 'Q'."     

Mo Jinrong masih terhanyut dengan sensasi ciuman yang masih terasa hingga tidak mendengarkan perkataan Mo San.     

"Tuan Muda, kamu kenapa?"     

Mo San bingung melihat Mo Jinrong tergeletak di lantai.     

"Tidak ada. Apa yang kamu katakan tadi?"     

"Aku tadi bilang listrik kita diretas dan kemungkinan pelakunya adalah 'Q'." Jawab Mo San lagi.     

"Aku tidak mencarinya, dia justru datang sendiri ke sini." Mo Jinrong memegang bibirnya. Dia masih merasakan sensasi ciuman 'Q'.     

Gadis itu mencium dirinya.     

"Tuan Muda, kenapa pulpenmu penuh darah?" Tanya Mo San.     

Mo Jinrong melihat pulpen yang dia pegang kemudian melihat darah segar yang berceceran di lantai. Dia teringat telah menusuk orang itu dengan pulpennya. Orang itu pasti terluka.     

"Dia sedang terluka, seharusnya dia belum jauh dari sini. Cepat kejar dia." Mo Jinrong meletakkan pulpen dan segera pergi mengejar Lan Anran.     

Lan Anran berhasil keluar dari Grup Mo. Dia menunduk melihat kondisi lengannya, ada luka goresan sepanjang 6 cm, terlihat lukanya lumayan dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.