Istri Cantik-cantik Ganas

Berkelahi Tanpa Alasan Yang Jelas



Berkelahi Tanpa Alasan Yang Jelas

0Lan Tingyun tentu saja tidak bisa berdiam diri melihat putrinya hendak dipukul. Dia buru-buru menahan Lan Tingyi sambil berkata.     
0

"Kak, kejadian yang menimpa Yaxin tidak ada hubungannya dengan Anran. Anran juga korban, kamu tidak boleh memaki ataupun memukul putriku!"     

Hati Lan Anran tersentuh. Di kehidupan sebelumnya, ayahnya juga selalu melindunginya, sayangnya dulu dia mengira ayahnya berpura-pura sikapnya pun cuek terhadap ayahnya. Di kehidupannya sekarang, dia baru menyadari bahwa ayahnya menyayanginya dengan tulus.     

"Paman, hentikan semua ini. Kakakku tidak bersalah. Siapa tahu paman berhutang kepada seseorang, dan orang itu membalas Yaxin. Atas dasar apa paman menyalahkan kakak. Aku tahu paman masih belum berhenti berjudi, terus saja meminjam uang dan tidak bisa mengembalikan uang kan?" Kata Lan Yanran blak-blakan.     

"Apa maksudmu, bocah tengik?" Lan Tingyi marah mendengar perkataannya.     

"Paman, aku sungguh tidak ada hubunganya dengan musibah yang dialami Yaxin. aku tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun paman memakiku karena kejadian yang dialami Yaxin. Kalau perlu kita serahkan masalah ini kepada pihak kepolisian, tidak perlu membuat keributan di sini!"     

Zhao Xiumei terpancing emosinya lagi melihat Lan Anran kelihatan tidak peduli.     

"Gadis tengik! Masih saja kamu keras kepala, kamu kira dirimu hebat karena menikah dengan Mo Jinrong? Kamu tidak bisa lari dari masalah ini. Ikut aku ke rumah sakit meminta maaf kepada Yaxin, berikan uang ganti rugi sebesar 100 juta yuan lalu pergi dari keluarga Lan!"     

Lan Anran tertawa terbahak-bahak mengetahui neneknya sudah merencanakan semuanya dengan matang.     

"Hahahaha, nenek, apakah nenek sedang mimpi di siang bolong? Aku tidak akan memberikan uang 100 juta yuan sebagai ganti rugi, dan tidak akan keluar dari Keluarga Lan!"     

"Gadis tengik! Kamu masih berani menertawakanku, kamu mempermalukanku!" Zhao Xiumei memakinya.     

"Maafkan aku. Aku tetap pada pendirianku!" Lan Anran menjawab dengan terang-terangan dan tidak ragu-ragu!     

"Kurang ajar! Aku akan memberimu pelajaran!" Zhao Xiumei hendak memukul Lan Anran, sedangkan Lan Tingyi membantu menahan Lan Tingyun.     

Li Yueru tidak terima putrinya hendak dipukul, dia maju menahan Zhao Xiumei, namun Zhao Xiumei mendorongnya hingga Li Yueru tergeletak di lantai.     

"Nenek tua, kamu berani mendorong ibuku?     

Lan Anran akhirnya tidak bisa menahan emosinya lagi, dia mendekati Zhao Xiumei kemudian menendang kaki neneknya hingga Zhao Xiumei tergeletak di tanah sambil meraung kesakitan.     

"Berani sekali kamu memukul orang tua!"     

Zhao Xiumei duduk sambil memegang kakinya yang ditendang dan menangis sesenggukan.     

Lan Tingyi marah karena melihat Zhao Xiumei di tendang kakinya.     

"Paman, nenek mau memukulku, tentu saja aku harus melindungi diriku." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Lan Tingyun, bagaimana kamu mengajari putrimu? Kalian semua bisa lihat, gadis ini tidak tahu tata krama, berani memukul orang tua. Bukankah gadis sepertinya harus diberi pelajaran?" Lan Tingyi sengaja menggunakan opini dari orang-orang untuk menekan Lan Anran.     

"Harus memberinya pelajaran! Dia anak kurang ajar!"     

"Kenapa gadis yang muda dan cantik seperti dia, akhlaknya seperti itu?" Beberapa orang mulai beropini sambil menggelengkan kepala.     

"Paman dan Bibi sekalian, silahkan kalian menilai sendiri apakah aku bersalah atau tidak. Beberapa waktu lalu aku diculik. Aku juga korban, kemudian giliran adik sepupu yang diculik. Aku juga tidak tahu kenapa dia diculik, karena penjahat yang menculikku sudah masuk penjara, bagaimana mungkin dia menculik adik sepupuku.     

Apa salahku? Nenek datang ke sini dan melemparkan kesalahan sekaligus ingin memukulku dan meminta uang ganti rugi sebesar 100 juta yuan, selain itu ingin mengusirku dari rumah. Apakah yang nenek lakukan masuk akal. Ibuku didorong nenek sampai jatuh, apakah aku tidak boleh membela ibu?"     

Lan Anran tersenyum.     

"Sejujurnya tidak masuk akal. Masalah belum diselidiki sudah ingin main tangan, meminta uang ganti rugi dan mengusirnya."     

"Tuan, ibumu juga ibu. Ibu gadis itu juga seorang ibu. Lebih baik tunggu sampai Polisi menyelidiki masalah ini baru kalian diskusikan lagi." Beberapa orang mengutarakan pendapatnya.     

"Polisi tidak bisa menyelidikinya, karena pertama, tidak terekam CCTV, kedua, sosok orang itu tidak terlihat jelas. Kalian mengatakan aku lebih baik melepaskan masalah ini sedangkan putriku masih terbaring di rumah sakit. Apakah kalian mau menanggung biaya rumah sakit?" Kata Lan Tingyi kepada orang-orang yang berkerumun.     

"Aku mengerti sekarang. Dia datang ke sini untuk memeras uang?" Kata seorang pria di antara kerumunan itu.     

Pria itu menyadari kebenarannya. dia menganggukan kepala sambil menatap Zhao Xiumei dan Lan Tingyi.     

"Aku tidak peduli. Kalian harus bertanggung jawab kepada putriku." Kata Lan Tingyi.     

Lan Tingyun merenung sejenak, kemudian berkata, "Kakak, ini bukan jalan keluarnya. Kalian selalu menginginkan uang dan merendahkan putriku. Ibu juga tidak mau mengakui anak-anakku sebagai cucu-cucunya. Lebih baik kita putus hubungan. Mulai hari ini kita putus hubungan dan aku akan memberikan uang kepadamu!"     

"Kurang ajar! Aku adalah kepala keluarga Lan. Aku tidak pernah mengatakan putus hubungan, berani sekali kamu memutuskan secara sepihak?"     

Zhao Xiumei buru-buru berdiri, kakinya tidak kelihatan sakit, justru dia masih bisa bersemangat untuk memaki.     

"Nenek tua itu sudah tidak apa-apa?"     

"Ternyata dia hanya berpura-pura!"     

"Aku salah menilai orang!"     

Orang-orang yang berkerumun ramai-ramai beropini setelah melihat Zhao Xiumei bisa berdiri tanpa merasakan kesakitan.     

Zhao Xiumei yang menyadari kesalahannya langsung terkulai lagi ke tanah dan berpura-pura kesakitan kemudian berkata     

"Anak tidak berguna! Ayahmu saja tidak pernah berpikir memutuskan hubungan!"     

"Bu, yang ibu inginkan hanya uang. Setelah kita memutus hubungan, aku akan memberikan semua uang yang memang menjadi hak ibu." Kata Lan Tingyun tidak berdaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.