Istri Cantik-cantik Ganas

Ada Penggoda Masuk Ke Ruangan Kerja



Ada Penggoda Masuk Ke Ruangan Kerja

0"Bagus, adikku memang hebat!" Anran tersenyum bangga.     
0

"Terima kasih. Kak, siapa sebenarnya yang tega mencelakai Lan Yaxin? Selama ini keluarga Lan tidak memiliki musuh. Aku yakin dalam waktu dekat nenek pasti ke rumah kita untuk menyalahkan kita atas kejadian yang menimpa Lan Yaxin."      

Lan Yanran memberikan gambaran terburuk.     

"Aku juga tidak tahu. Kamu tidak perlu memusingkan hal ini. Kakak yang akan menanganinya. Lebih baik kamu fokus berlatih untuk menjadi seorang artis."     

Di kehidupan yang sebelumnya, Lan Yanran melakukan segala hal untuk melindunginya. Kali ini dia yang akan melindungi adiknya.     

"Iya, kak." Lan Yanran menggigit apelnya, Lan Anran mengusap kepalanya sambil tersenyum.     

Keesokan harinya, sepulang sekolah, Lan Anran pergi ke Grup Mo.     

Setelah keributan yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu, sebagian besar karyawan sekarang mengetahui bahwa dia adalah istri Mo Jinrong, seorang Nyonya muda keluarga Mo. Semua karyawan menaruh hormat kepadanya.     

Di ruangan Mo Jinrong, masuklah seorang gadis cantik dengan rambut blonde, dia mendekatkan diri ke arah Mo Jinrong.     

"Siapa kamu?" Mo Jinrong menatapnya dingin, tubuh gadis itu gemetaran.     

"Aku adalah salah satu artismu di perusahaan Entertainment Luo Tian. Direktur Mo, sebentar lagi kontrakku akan habis masanya. Apakah kamu tidak bisa membantuku?"     

Gadis itu memakai pakaian yang memperlihatkan belahan dada, dengan rambut yang terurai sampai bahu, penampilannya sangat seksi.     

"Kamu mengetahui identitas asliku?" Tanya Mo Jinrong.     

"Bagaimana mungkin aku tidak tahu siapa dirimu, dengan melihat kamu duduk di dalam ruangan ini? Banyak orang mengatakan Mo Jinrong pria yang buruk rupa. Tetapi hanya aku yang tahu bahwa Mo Jinrong tidak seperti yang dikatakan orang. Tidak semua rumor yang beredar itu benar. Bukankah begitu, Direktur Mo?" Kata gadis itu sambil tersenyum.     

"Kamu gadis yang cerdas." Celetuk Mo San yang berdiri di samping.     

"Direktur Mo, apakah kamu mau menerimaku?" Tanya gadis itu berbisik di telinga Mo Jinrong.     

Mo Jinrong hanya terdiam dan merasa mual mencium bau minyak wangi gadis berambut blonde itu.     

"Kenapa resepsionis bisa membiarkan dia masuk ke sini?"     

"Direktur Mo, apakah kamu kesal karena tebakanku benar?" Gadis itu terkekeh.     

"Bukan dia yang marah, tetapi aku!" Terdengar suara seorang gadis lain lagi.     

Pintu terbuka dan masuklah seorang gadis polos.     

Gadis berambut blonde melihat Lan Anran yang usianya lebih muda dan penampilannya jauh lebih cantik daripada dirinya. Dia sangat iri melihat kecantikan Lan Anran.     

"Direktur Mo, ternyata kamu menyukai gadis yang seperti dia?" Gadis berambut blonde itu tertawa mengejek.     

"Aku tidak peduli, asalkan tetap bersamamu." Kata gadis itu lebih lanjut.     

"Cih! Ada juga orang yang jelek, dan tidak tahu diri!" Lan Anran menertawakan balik gadis itu.     

"Memangnya kamu siapa? Kamu masih kecil sudah malas belajar, datang ke sini untuk menggoda pria. Direktur Mo adalah milikku!" Kata gadis itu hendak memeluk Mo Jinrong.     

Tetapi Mo Jinrong mundur ke belakang, membuat gadis itu hampir saja terjatuh.     

"Apakah benar begitu, Direktur Mo?" Tanya Lan Anran.     

Ekspresi Mo Jinrong terlihat tidak berdaya.     

"Apakah kakak tidak tahu bahwa kamu telah menggoda pria beristri? Apakah kamu menghina Nyonya Muda Mo?" Lan Anran tersenyum.     

"Nyonya Muda Mo?"     

Gadis berambut blonde itu terkejut, dia belum pernah mendengar Mo Jinrong sudah menikah. Apalagi kata orang, menikah dengan Mo Jinrong bisa dikutuk, siapa gadis yang memberanikan diri menikah dengannya?     

"Benar sekali. Dia adalah Nyonya Muda Mo, istri dari Direktur Mo. Nona Jasmine, kami kelihatannya tidak bisa meneruskan kontrak denganmu. Silahkan meninggalkan ruangan ini." Kata Mo San.     

"Direktur Mo…" gadis berambut blonde itu bersikap manja kepada Mo Jinrong.     

"Kamu sudah tahu kebenarannya sekarang. Cepat pergi dari sini!"     

Nada suara Mo Jinrong terdengar dingin dan menakutkan. Andai saja Lan Anran tidak datang tepat waktu, penyakitnya pasti kambuh lagi.     

"Baiklah, aku pergi sekarang!" Gadis berambut blonde itu memakai sepatu hak tinggi lalu pergi.     

Mo San tahu diri, dia ikut keluar dan menutup pintu, lalu membiarkan Lan Anran dan Mo Jinrong berbicara berdua di dalam ruangan.     

"Direktur Mo, sama seperti sebelumnya, di dalam ruangan ini hanya tersisa kita berdua."     

Lan Anran duduk dengan kaki diangkat, kemudian menatap Mo Jinrong dengan kedua matanya yang indah dan jernih.     

"Ada apa denganmu?"     

Mo Jinrong kembali ke tempat duduknya.     

"Direktur Mo seharusnya berterima kasih kepadaku. Aku sudah menyelamatkanmu tadi." Kata Lan Anran dengan nada bercanda.     

"Terima kasih. Kenapa kamu tidak memberitahu sebelumnya akan datang ke sini?"     

Mo Jinrong berkata tanpa menatap Lan Anran, dia fokus memeriksa surat perjanjian.     

"Jinrong, aku mendengar kabar kamu tidak suka keluar rumah. Kamu tidak suka bertemu denganku tetapi aku sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu."     

Lan Anran berdiri lalu meminum kopi yang ada di depan Mo Jinrong.     

Mo Jinrong berhenti sejenak menulis, kemudian lanjut menulis lagi.     

"Direktur Mo, apa yang sedang kamu kerjakan?" Lan Anran sengaja mendekat untuk melihat apa yang sedang dikerjakan Mo Jinrong.     

Dia sekilas melihat jurnal di atas meja Mo Jinrong membahas tentang penelitian ramuan obat untuk penderita jantung. Belum sempat membacanya, Mo Jinrong sudah mengambil jurnal penelitian itu.     

"Ini rahasia perusahaan yang tidak boleh kamu baca." Kata Mo Jinrong dengan nada dingin.     

"Direktur Mo, sepertinya kamu lupa, aku juga merupakan salah satu pemegang saham dari Grup Mo, kenapa aku tidak boleh membacanya?"     

Lan Anran menatap Mo Jinrong tajam, tetapi Mo Jinrong tidak membalas tatapannya.     

"Kamu hanya pemegang saham, tetapi tidak memiliki hak untuk melihat dokumen rahasia perusahaan. Jangan lupa, meskipun kita sudah menikah, tetapi kita hanya menikah kontrak, jangan anggap dirimu adalah Nyonya Muda Mo."     

"Oh, baiklah." Kata Lan Anran dengan santai, tetapi dalam hati dia terus penasaran dengan jurnal penelitian pengobatan bagi penderita jantung. 'Apa yang sebenarnya Mo Jinrong ingin lakukan?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.