Istri Cantik-cantik Ganas

Membeli Apa?



Membeli Apa?

0"Aku hanya sekedar bertanya, aku dengar ada orang yang sengaja mengumpulkan banyak tanaman Geng Cao." Kata Lan Anran.     
0

"Jika ada orang yang benar mengumpulkan tanaman Geng Cao sebanyak itu, aku juga mau membelinya karena tanaman itu adalah tanaman langka dan mahal." Jawab Xu Shan penuh harap.     

"Aku belum mengetahuinya secara jelas sementara waktu ini, aku akan menyelidikinya dahulu." Kata Lan Anran.     

"Lan Anran, kamu bisa mendapatkan tanaman itu?" Tanya Sun Hui.     

"Dia adalah kakak seperguruan, jangan memanggilnya dengan nama. Dasar tidak tahu sopan santun." Xu Shan tidak menyukai perilaku Sun Hui, dia harus mengajari gadis ini sopan santun.     

"Cih!"     

Sun Hui tidak menanggapinya, lalu berjalan ke samping. Lan Anran melanjutkan perbincangannya dengan Xu Shan tentang masalah yang berhubungan dengan keluarga Lan.     

"Aku tidak menyangka Zhao Xiumei si nenek tua itu sampai sekarang sifatnya tidak berubah. Dulu aku mendengar nama besarnya. Kini dia semakin tua semakin suka mengganggu anak kecil. Tunggu aku ada waktu luang, aku akan memberi pelajaran kepadanya." Xu Shan mengutuk perbuatan Zhao Xiumei.     

"Tidak perlu, guru. Aku baik-baik saja." Kata Lan Anran menenangkan gurunya.     

Hari semakin gelap, Sun Hui mulai angkat bicara.     

"Aku mau pulang. Hari sudah mulai gelap, ibuku nanti mengkhawatirkanku." Kata Sun Hui sambil melihat arloji.     

"Guru, aku pulang dulu. Berhati-hatilah saat memetik tanaman obat di kegelapan. Lain kali aku akan datang lagi kesini mengunjungimu." Lan Anran menggenggam tangan gurunya.     

"Ya sudah, cepatlah pulang. Lain kali jangan lupa bawakan makanan dan minuman yang aku sebutkan tadi dan juga itu." Xu Shan mengatakan dengan senyuman lebar.     

"Itu? Itu apa?" Tanya Lan Anran kebingungan.     

"Di bawah gunung ada yang jual piringan hitam kan? Belikan aku dua buah piringan hitam." Xu Shan terkekeh.     

"Zaman sekarang siapa yang mau membeli piringan hitam. Lebih baik melihat di internet, semuanya ada." Kata Sun Hui dengan suara keras.     

"Pergi, pergi! Gadis tengik sepertimu jangan ikut campur." Xu Shan kesal karena Sun Hui mengacaukan keinginannya.     

"Guru, jaga kesehatanmu, aku pulang dulu!"      

Lan Anran menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. Dia dan Sun Hui turun gunung.     

"Kamu dengan guru… bagaimana kamu mengenal Guru Xu itu?" Tanya Sun Hui penasaran.     

"Dulu aku pernah diasingkan dari keluarga Lan ke desa ini. Aku hidup dari meminta-minta, kemudian suatu hari guru itu memberiku tanaman obat. Dia merasa kasihan melihatku sehingga dia merawatku lalu mengajariku tentang tanaman obat. Dia mengatakan aku adalah gadis yang berbakat dan pintar menganalisa suatu penyakit dari suatu kasus. Dia mengatakan sangat senang bisa mendidikku. Aku pun bersyukur karena tanpa ajaran dari guru, maka aku tidak akan bisa menjadi diriku yang sekarang."     

Dari nada suara Lan Anran terdengar pilu sekaligus bersyukur.     

"Oh begitu."     

"Jika kamu berguru kepadanya, kamu bisa belajar banyak hal. Ilmuku belum sedalam yang dimiliki oleh guru. Aku hanya bisa mengajarimu kulit luarnya saja, untuk ilmu yang lebih dalam, kamu bisa belajar dari guru." Kata Lan Anran.     

Entah kenapa Lan Anran telah memberinya kesan yang mendalam dan susah dijelaskan, seperti perasaan kagum atau sejenisnya, yang jelas pandangannya terhadap Lan Anran sekarang sudah berubah.     

...     

Sesampainya di rumah, Lan Anran mendengar kabar jika Lan Yaxin dipukuli hingga terluka parah.     

"Suamiku, jangan-jangan pelakunya sedang membalas dendam kepada keluarga Lan. Kita belum pernah memiliki musuh, tetapi ada yang berusaha mencelakai Anran dan sekarang targetnya adalah Yaxin. Aku menjadi khawatir." Kata Li Yueru dengan ketakutan.     

"Anran, apakah kalian pernah menyinggung seseorang di sekolah?" Tanya Lan Tingyun panik.     

"Tidak ada." Lan Anran menjawab dengan yakin.     

Sejujurnya Lan Anran terkejut, siapa yang Lan Yaxin singgung sampai dia dibalas dengan sangat kejam?     

Selesai makan, Lan Anran naik ke kamarnya kemudian membuka laptop, dia mengirim pesan kepada si gendut.     

"Gendut, bantu aku selidiki siapa yang sudah mencelakai Lan Yaxin."     

"Baik, Bos." Jawab si gendut.     

"Bos, akhir-akhir ini kami melihat Mo Jinrong tidak melakukan hal yang mencurigakan. Dulu dia sangat sering keluar rumah, sekarang aku tidak pernah melihatnya keluar. Apakah dia mencurigai kita?" Tanya si kurus.     

"Tidak keluar rumah? Tidak apa-apa, aku akan mencoba mengunjunginya, apakah sudah ada kabar tentang Xiang Tian?" Tanya Lan Anran.     

"Ada. Xiang Tian menggunakan tanaman Geng Cao untuk meracik obat baru yang diperuntukan untuk penderita kanker, juga bermanfaat untuk penderita penyakit jantung. Ini petunjuk yang kami dapatkan dengan susah payah." Kata si kurus.     

Lan Anran berpikir dengan serius. Tanaman Geng Cao memang memiliki khasiat kuat untuk meredakan rasa sakit. Jika ramuan obat itu diperuntukan penyakit kanker, maka akan cocok untuk penderita kanker stadium akhir yang notabene mustahil disembuhkan. Kenapa Xiang Tian meracik obat untuk penderita kanker stadium akhir?     

Apakah dia ingin meraup keuntungan dari kematian pasien?     

"Baiklah, aku mengerti. Jika ramuan obat itu sudah dijual, cepat beli satu botol untuk kita teliti komposisi dari ramuan obat itu." Kata Lan Anran.     

"Baik, Bos."     

Lan Anran mencari kesempatan pergi ke grup Mo untuk mencari tahu rahasia Mo Jinrong, terutama memeriksa isi brankas Mo Jinrong, di dalamnya pasti tersimpan banyak rahasia.     

Saat Lan Anran mau mematikan laptopnya, dia menerima pesan dari Rong Ze.     

"Q, Apakah kamu sudah mendapat kabar dari 'nol'?" Lan Anran tersenyum sambil mengetik pesan.     

"Belum. Susah sekali menemukan jejaknya. Kenapa kamu terdengar buru-buru untuk menemukannya, ada masalah apa kamu dengannya? Coba mencarinya lewat internet, dia pasti akan melihatnya."     

Lan Anran merasa sangat penasaran kenapa Rong Ze sangat ingin menangkap 'nol' tetapi tidak mencarinya dengan mengunggah di internet. Padahal asalkan dia mengunggah di internet dengan menawarkan nominal uang imbalan yang akan dia terima, maka dia pasti akan muncul di hadapannya.     

"Kamu tidak perlu mengetahuinya, apakah kamu masih ingin uang? Lain kali kamu sudah harus memberiku kabar tentang keberadaan 'nol', jika tidak maka kita akhiri saja hubungan kerja sama ini."     

Rong Ze menilai 'Q' hanya bertindak semaunya sendiri, seakan tidak mau membantu dirinya.     

Tentu saja Lan Anran tidak ingin hubungan kerja samanya terputus, jadi dia membujuk Rong Ze, "Tenang saja. Aku akan cari keberadaannya untukmu."     

Lan Anran berniat mencari orang untuk berpura-pura menjadi 'Q', setelah itu mengambil uang imbalan sebesar satu miliar, lalu melarikan diri.     

Di saat bersamaan, Lan Yanran masuk sambil makan apel.     

"Kak, hari ini aku bertemu dengan bidadariku, dia sangat cantik sekali!" Kata Lan Yanran terlihat sangat senang.     

"Selamat ya! Trainingmu sampai kapan?" Tanya Lan Anran. Beberapa waktu lalu dia ingin melihat penampilan adiknya tetapi dia berhalangan.     

"Tidak lama, hanya sekitar 1 mingguan, manajerku berkata bahwa aku sudah sangat memenuhi syarat menjadi seorang artis, mereka yakin suatu saat aku bisa menjadi artis terkenal." Lan Yanran terlihat sangat ceria.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.