Istri Cantik-cantik Ganas

Lan Yaxin Terluka Parah



Lan Yaxin Terluka Parah

0Mereka yang berada di ruangan rapat merasa beruntung. Mereka tidak hanya tidak dipecat, tetapi gaji mereka dinaikan. Ekspresi wajah mereka terlihat sangat senang.     
0

"Tidak perlu berterima kasih kepadaku, berterima kasihlah kepada diri kalian sendiri. Terutama paman, lain kali jangan bertindak gegabah, jika tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak paman harapkan." Kata Mo Jinrong perlahan di dekat telinga Mo Changwen.     

Mo Changwen mengepalkan kedua tangannya sambil memaksakan diri untuk tertawa.     

Baru saja dia dari kantor Polisi setelah mendengar kesaksian dari Fang Hui. Namun dia mengelak dan menyewa seorang pengacara untuk menjamin dia bebas. Kelihatannya Jinrong sudah mengetahuinya, oleh karena itu, dia mengadakan rapat dewan untuk memberi peringatan keras kepadanya.      

"Jinrong, kamu…"     

"Rapat hari ini telah selesai!"     

Mo San memberi perintah, mereka semua menghela nafas dan keluar dari ruangan. Kini di dalam ruangan hanya tersisa 3 orang.     

"Paman, apakah hari ini aku membuatmu kaget?" Kata Mo Jinrong sambil tersenyum.     

"Tidak, tidak. Jinrong, kedepannya bersikap agak santailah terhadap mereka. Jika kamu selalu bersikap tegas kepada mereka, lama-lama mereka akan merasa tertekan." Mo Changwen tersenyum.     

"Dulu aku membiarkan paman berbuat sesuka hati, nyatanya paman merencanakan rencana jahat di belakangku." Mo Jinrong tersenyum.     

"Jinrong, apa maksudmu? Kapan aku merencanakan rencana jahat?"     

"Paman yang tahu apa yang sudah paman lakukan. Jangan pernah berpikir untuk mencelakai Lan Anran, karena dia bukanlah gadis yang bisa dengan mudah paman celakai. Sekali lagi paman berani mencelakainya, jangan salahkan aku nantinya aku juga akan mencelakai putra paman." Kata Mo Jinrong.     

"Jangan sentuh anakku. Yangyang tidak bersalah." Mo Changwen merasa panik.     

"Paman sudah jujur, maka aku tidak akan mencelakai anak paman. Mulai sekarang jaga perilaku paman." Kata Mo Jinrong sambil tersenyum, kemudian meninggalkan ruangan rapat.     

Saat kembali ke ruangannya, Mo Jinrong menyadari ada yang berubah dari brankasnya.     

"Mo San, apakah kamu yang mengutak-atik brankasku?" Tanya Mo Jinrong.     

"Tidak. Saya tidak mungkin berani menyentuhnya. Ada apa, Tuan Muda?" Tanya Mo San.     

Mo Jinrong berjalan mendekati brankasnya. Sebelumnya dia menggunakan kombinasi kode rahasia "0", namun sekarang telah berubah. Pasti ada orang yang mengubahnya.     

Dia membuka brankas dengan panik, dan mendapati barangnya masih ada di dalam. Dia pun merasa lega, kemudian mengunci brankas kembali.     

"Apakah akhir-akhir ini ada orang lain yang masuk ke ruanganku?" Tanya Mo Jinrong lagi.     

"Tidak ada, Tuan Muda. Semua pintu dikunci, tidak ada yang bisa masuk ke sini, kecuali…"     

Mo San tiba-tiba teringat sesuatu.     

"Katakan padaku!" Mo Jinrong terdengar panik.     

"Kecuali Nona Lan." Jawab Mo San dengan sopan.     

"Lan Anran?"      

Mo Jinrong mersaa kebingungan. Beberapa waktu lalu saat dia pingsan, hanya ada Lan Anran yang berada di dalam ruangannya. 'Apakah benar Lan Anran yang mengutak-atik brankasku?' 'Buat apa dia melakukannya?'     

Mo Jinrong masih belum mendapat jawabannya.     

...     

Saat pulang sekolah, Lan Yaxin pulang seorang diri setelah berpisah dengan Yang Qing.     

Selama perjalanan pulang dia merasa ada orang di belakangnya yang membuntuti dirinya. Setiap dia menoleh ke belakang, orang itu menghilang.     

Lan Yaxin sangat ketakutan, dia mempercepat langkahnya. Tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya, Lan Yaxin pun langsung pingsan.     

Setelah Lan Yaxin sadarkan diri, dia menyadari bahwa dirinya sudah diculik, mulutnya dibekap kain.     

Terdengar suara seorang pria yang sedang menelepon.     

"Bos, aku berhasil menculiknya. Lalu apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" Tanya orang itu.     

"Aku tidak menginginkan uang tebusan. Aku hanya ingin gadis tengik itu merasakan kesakitan yang sama dengan yang diderita oleh putraku! Pukul dia, tetapi jangan pukul dia sampai mati!"     

Suara di telepon itu tak lain adalah Lin Jiakang dengan nada suara yang menyeramkan. Bawahannya mematuhi perintah, dia menutup telepon dan masuk ke dalam ruangan.     

Lan Yaxin tidak bisa bersuara, sekujur tubuhnya diliputi ketakutan. Badannya gemetar saat pria itu masuk ke ruangan. Lan Yaxin berusaha melepaskan diri dari kursi tetapi dia terjatuh di lantai.     

Pria itu berkata: "Ini salahmu sendiri sudah menyinggung dia. Sekarang dia ingin balas dendam kepadamu. Aku juga melakukan ini demi uang. Tenang saja! Setelah aku memukulmu, aku akan mengantarmu ke rumah sakit. Kamu tidak akan mati!"     

Pria itu menampar Lan Yaxin. Lan Yaxin juga dipukuli menggunakan tongkat sebanyak beberapa pukulan hingga kulitnya memar. Dia merasakan kesakitan yang luar biasa sampai dia tidak bisa bersuara, dan hanya bisa menangis.     

Kemudian Lan Yaxin pingsan sebelum pria itu sempat melayangkan beberapa pukulan lagi.     

Pria itu melihat luka memar di sekujur tubuh Lan Yaxin, dia sudah tidak ingin memukulnya lagi. Lagipula Lan Yaxin pingsan, tidak ada gunanya dia memukulnya lagi, lalu dia mengantarkan Lan Yaxin ke rumah sakit, takutnya nyawa gadis ini terancam. Dia meletakkan Lan Yaxin di depan pintu lalu melarikan diri.     

Xu Yanshan sedang menemani ibunya pergi bermain Mahjong, rumah sakit menghubungi dirinya memberitahu bahwa Lan Yaxin sedang di rawat di rumah sakit. Mereka pun bergegas menuju ke rumah sakit.     

Sesampainya di rumah sakit, mereka melihat sekujur tubuh Lan Yaxin penuh dengan balutan perban. Mereka merasa miris melihat kondisinya.     

Hati Zhao Xiumei rasanya hancur, melihat kondisi cucu kesayangannya berubah menjadi seperti ini.      

"Dokter, dokter, putri saya kenapa?" Tanya Xu Yanshan kepada seorang dokter.     

"Apakah anda ibunya Lan Yaxin? Ada tulang lengannya yang patah, banyak luka memar. Tidak ada luka di bagian otak. Saya sudah melakukan pertolongan pertama. Silahkan Anda membayar biaya rumah sakit agar anak ini bisa segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut." Kata seorang dokter berkacamata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.