Istri Cantik-cantik Ganas

Datang Untuk Membuat Keributan



Datang Untuk Membuat Keributan

0"Kenapa kamu menolak ajakan kami, ayo cepat masuk. Berkat kamu Anran bisa pulang dengan selamat."     
0

Lan Tingyun menarik Mo San dan Mo Jinrong masuk ke dalam rumah.     

"Anran, ayo ibu obati lukamu di dalam rumah."     

Li Yueru sedih melihat putrinya terluka. Entah apakah luka ini nantinya akan meninggalkan bekas di kulitnya yang putih atau tidak.     

"Ayah, tadi kakak keren sekali." Lan Yanran menceritakan kejadian secara detail di ruang tamu kepada orang tuanya. Li Yueru merasa gemetar mendengar cerita Lan Yanran.     

"Kamu menceritakan terlalu berlebihan. Aku hanya belajar dari film melakukan jurus itu." Selesai diobati, Lan Anran duduk.     

"Jinrong, tunggulah di sini, aku akan memasak untukmu, tidak membutuhkan waktu lama kok."     

Li Yueru berdiri lalu pergi ke dapur.     

Mo Jinrong sebenarnya tidak ingin ikut makan, tetapi dia tidak bisa menolak keramahan dari sepasang suami istri Lan ini. Orang tuanya meninggal saat dia masih kecil sehingga dia belum pernah merasakan kasih sayang orang tua. Entah kenapa, jadinya dia memutuskan untuk menerima ajakan makan dari mereka.     

"Jinrong, apakah menurutmu para penjahat itu menculik Anran hanya karena menginginkan uang?" Tanya Lan Tingyun.     

"Aku juga tidak tahu, tetapi mereka meminta uang tebusan sebesar 100 juta yuan."     

Mo San menggelengkan kepala, dia yakin Mo Changwen ingin membunuh Anran, tetapi dia tidak tahu apa alasannya.     

"Bukankah itu artinya mereka memeras uang? Walaupun keluarga Lan menjalankan usaha rumah sakit, tetapi kami juga tidak memiliki uang sebanyak itu. Jinrong, kami sudah merepotkanmu." Lan Tingyun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Mo Jinrong.     

"Tidak apa-apa. Toh sekarang Anran sudah menjadi bagian dari keluarga Mo. Sudah sepantasnya aku menolongnya." Jawab Mo San.     

Mo San berbincang-bincang dengan keluarga Lan hampir satu jam. Mo Jinrong hanya mendengarkan dari samping. Dia tiba-tiba tersenyum. Baru pertama kalinya dia merasakan sebuah kehangatan rumah. Dibandingkan dengan Keluarga Mo yang penuh tipu muslihat, dia lebih suka suasana hangat di keluarga Lan.     

"Masakannya sudah siap. Ayo makan!" Kata Li Yueru memanggil sambil tersenyum.     

"Pelayan Mo, ayo makan bersama." Kata Lan Anran tersenyum.     

Di meja makan, Lan Tingyun bertanya lagi, "Jinrong, kamu dan Anran sudah menikah cukup lama tapi kamu belum pernah menceritakan tentang keluargamu. Bagaimana kondisi keluargamu?"     

"Kondisi nenek sehat." Jawab Mo San sambil melirik ke Mo Jinrong.     

"Ayah, jangan menanyainya, kita lebih baik menikmati makanan dulu."     

Lan Anran menyela perkataan ayahnya.     

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan menanyakannya. Anran sudah lama tinggal di desa, aku merasa belum merawatnya dengan baik. Sampai sekarang aku merasa bersalah padanya. Syukurlah dia selamat dari penculikan." Kata Lan Tingyun.     

Mo Jinrong belum menyentuh sumpitnya, karena masih belum terbiasa dengan suasana di rumah ini.     

Lan Anran mengambil sepotong daging untuk Mo Jinrong.     

"Cepat makan. Masakan ibuku lezat, kamu pasti menyukainya."     

Lan Anran tersenyum. Sepasang mata yang indah menyipit dan bulu matanya terlihat lentik saat gadis itu mengedipkan mata. Jantung Mo Jinrong tiba-tiba berdebar-debar sangat kencang, tanpa dia sadari wajahnya memerah. Dia menunduk sambil tersenyum, mencicipi potongan daging yang Lan Anran ambilkan untuknya. Rasanya sangat lezat dia juga merasakan ada sentuhan seorang ibu pada makanan ini.     

"Enak, kan?" Tanya Lan Anran dengan senyuman lebar.     

"Anran, kenapa kamu tidak adil. Ambilkan sepotong daging juga untuk Jinrong." Lan Tingyun merasakan ada yang tidak beres.     

"Tidak perlu. Dia tidak suka makan daging." Kata Lan Anran sambil melirik ke Mo San.     

"Aku… Benar, aku tidak suka makan daging." Mo San tidak berdaya, apakah dia harus berpura-pura hanya makan sayuran?     

"Seharusnya kamu bilang dari awal. Lain kali bibi tidak memasak daging untukmu." Kata Li Yueru merasa bersalah.     

"Jangan. Kita kan masih suka makan daging."     

"Anran, Jinrong adalah suamimu. Lain kali kamu harus lebih perhatian terhadapnya. Dia sudah menyelamatkan nyawamu, kamu juga sudah menikah dengannya, kamu harus menjaga perkataan dan sikapmu, jangan membuat malu keluarga Lan maupun keluarga Mo." Lan Tingyun mengingatkan putrinya.     

"Aku mengerti, ayah. Aku akan memperlakukan Jinrong dengan baik."     

Lan Anran mengambil sayuran untuk Mo San.     

Mo San rasanya ingin menangis. Satu meja dipenuhi dengan masakan daging, hanya dirinya yang terpaksa makan sayuran.     

Tok, tok, tok, ada suara ketukan pintu.     

Lan Anran merasa aneh, siapa yang malam-malam datang ke rumahnya. Dia pergi membuka pintu rumahnya.     

Zhao Xiumei dan Lan Tingyi berdiri di depan rumahnya dengan wajah serius.     

"Anran, tidak disangka ternyata kamu masih selamat. Aku dengar kamu diculik, kami datang karena mencemaskanmu." Kata Xu Yanshan dengan nada cemas.     

"Kenapa aku tidak melihat bibi mencemaskanku, selain itu aku juga tidak melihat bibi menghubungiku untuk menanyakan kondisiku." Lan Anran terlihat santai.     

"Kurang ajar! Kamu meragukan kami?" Tanya Zhao Xiumei dengan nada tinggi.     

"Nenek juga datang kesini. Apakah nenek juga datang untuk melihat kondisiku?" Tanya Lan Anran sambil tersenyum.     

Zhao Xiumei terpancing emosi, merasa dirinya diperlakukan seperti orang luar.     

"Kurang ajar! Aku ingin bicara dengan ayahmu. Suruh dia keluar." Zhao Xiumei mulai emosi.     

Lan Tingyun keluar setelah mendengar ada keributan, "Bu, kenapa ibu datang ke sini?"     

"Kamu masih berani memanggilku ibu. Kenapa kamu belum mengirim uang bulananku?" Tanya Zhao Xiumei dengan penampilan yang meyakinkan, walau sebenarnya dia memiliki hati yang rapuh.     

Kemudian Zhao Xiumei melihat ada pria selingkuhan Lan Anran ada di dalam rumah. Dia semakin kesal, berani sekali pria yang tidak tahu malu itu makan bersama di sini. Dia langsung menerobos masuk untuk memberi teguran keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.