Istri Cantik-cantik Ganas

Dialah Dalang Penculikan



Dialah Dalang Penculikan

0Lan Anran diseret sampai ke depan, lalu Fang Hui berkata, "Kami mau mobil, berikan mobilmu untuk kami."     
0

Mo Jinrong melemparkan kunci mobil ke lantai tanpa ragu-ragu.     

Saat Ma Zai mengambil kunci mobil, Lan Anran tiba-tiba mengerahkan kekuatannya, mengeluarkan pecahan kaca, tangannya yang masih berdarah menahan tangan Fang Hui lalu mengarahkan pecahan kaca di leher Fang Hui.     

"Kamu…"     

"Kamu apa? Berani sekali kamu menculikku. Siapa yang menyuruhmu melakukannya?" Lan Anran mulai menginvestigasi.     

Ma Zai melihat bosnya berada dalam bahaya, dia mengeluarkan pisau hendak menusuk Lan Anran. Mo Jinrong dengan sigap menendang Ma Zai sampai tergeletak di tanah. Beberapa anak buah yang lain melarikan diri dengan panik.     

"Hei, kalian pengecut! Kembali ke sini." Fang Hui berteriak dengan nada cemas.     

"Aku hanya menginginkan uang." Kata Fang Hui sambil menangis.     

"Kamu masih tidak berkata jujur. Kamu mau uang? Aku akan taburkan uang di makammu nanti."     

Fang Hui takut Lan Anran benar-benar akan membunuh dirinya, sehingga dia menjawab dengan gemetaran, "Bos Mo memberi kami uang dan menyuruh kami untuk membunuhmu. Tolong jangan bunuh aku."     

Lan Anran melirik ke arah Mo Jinrong dengan tatapan mata yang terlihat menakutkan.     

"Nona Lan, bukan Tuan Muda yang ingin membunuhmu, bukan Tuan Muda pelakunya!" Kata Mo San membela Mo Jinrong.     

"Aku tahu bukan dia pelakunya, hanya saja aku merasa keluarga Mo sangat menakutkan." Kata Lan Anran sambil menatap Mo Jinrong.     

"Kamu terluka." Kata Mo Jinrong dengan santai.     

Lan Anran baru menyadari lengannya terluka. Di kulitnya yang putih terlihat sangat jelas ada luka goresan sekitar 5 cm dan darah masih terus mengalir.     

"Aku baik-baik saja."     

"Kak, barusan kamu terlihat keren sekali."     

Lan Yanran merasa kakaknya keren sekali saat membekuk si penjahat.     

Di saat yang sama, si gendut dan si kurus berhasil menangkap beberapa penjahat yang tadi melarikan diri, mereka semua tergeletak di atas tanah.     

"Nona Lan, ini semua salahku. Aku terlalu serakah. Tolong jangan laporkan ke polisi, aku tidak mau masuk penjara." Fang Hui memohon.     

Saat Lan Anran mau menanggapi perkataannya, tiba-tiba mereka mendengar suara mobil polisi.     

"Kenapa ada polisi?" Tanya Lan Anran.     

"Kamu takut pada polisi?" Tanya Mo Jinrong melihat Lan Anran dengan tatapan aneh     

"Bukan takut, aku hanya tidak suka dengan polisi."     

Lan Anran takut dengan polisi, setiap melihat ada polisi, dia langsung menjauh.     

"Kak, sepertinya ayah dan ibu yang memanggil polisi. Tadi karena mencemaskan kondisimu, aku memberitahu ayah dan ibu." Lan Yanran berkata sambil menundukkan kepala, seperti sudah melakukan dosa.     

"Lan Yanran, aku sengaja tidak menghubungi ayah dan ibu agar mereka tidak cemas, kamu justru memberitahu mereka. Fang Hui, kamu harus masuk penjara!" Lan Anran menyerahkan Fang Hui kepada pihak kepolisian.     

"Aneh, kenapa mereka tergeletak di sini?" Tanya seorang polisi kebingungan.     

Mo Jinrong menghampiri untuk melihat apa yang terjadi, 'Bukankah mereka ini para penjahat yang tadi melarikan diri? Apakah ada orang lain selain mereka di sini?'     

Setelah masalah beres, Mo Jinrong mengantar Lan Anran pulang.     

"Nona Lan, kami akan menyelidiki kejadian ini." Kata Mo San.     

"Iya."     

Lan Anran terus menggandeng tangan Lan Yanran, di perjalanan pulang tadi, dia juga menghubungi orang tuanya agar mereka bisa kembali tenang.     

"Syukurlah! Anran, syukurlah kamu baik-baik saja." Li Yueru kembali bersemangat setelah mengetahui putrinya selamat.     

"Cih! Kenapa dia masih bisa selamat!"     

Zhao Xiumei mengeluh sambil menatap Li Yueru.     

Lan Yaxin keluar kamar dengan memasang ekspresi polos berkata, "Oh, paman kedua datang. Ada apa dengan kakak?"     

Dari nada suaranya, Lan Yaxin terlihat tidak senang.     

Dia tidak senang Lan Anran masih selamat.     

"Dia tidak kenapa-kenapa." Jawab Xu Yanshan juga dengan nada tidak senang.     

"Bu, Anran adalah cucu kandungmu. Walaupun ibu tidak menyukainya, ibu juga jangan bereaksi seperti ini."     

Lan Tingyun tidak senang melihat reaksi ibunya saat mendengar Lan Anran selamat.     

"Lalu aku harus bagaimana? Selama 20 tahun tidak bertemu dengannya, apakah aku bisa langsung menyayanginya? Tidak perlu membahas tentangnya lagi! Cepat berikan uang bulanan ibu, sampai hari ini ibu tidak bisa makan sup Abalone!" Zhao Xiumei mengulurkan tangannya meminta uang kepada putranya.     

"Bu, setiap bertemu denganku, yang ibu inginkan adalah uang. Aku hanya sebagai mesin uang bagimu." Lan Tingyun kesal.     

"Suamiku, sudah hentikan. Lebih baik kita pulang melihat kondisi Anran. Aku khawatir dia terluka!" Li Yueru masih merasa cemas. Dia tidak mau berlama-lama di sini, dia ingin memeriksa kondisi Lan Anran.     

"Bu, uang bulanan akan aku berikan nanti."     

Lan Tingyun pulang, Zhao Xiumei semakin kesal sekaligus kecewa melihat sikap putranya.     

"Bu, jangan marah, sebentar lagi aku akan belikan sup abalone untuk ibu ya." Kata Xu Yanshan sambil tersenyum.     

...     

Lan Anran sampai di depan pintu rumahnya, dia melihat orang tuanya berlari menghampirinya, di wajah mereka tergambar bahwa mereka mencemaskan kondisinya.     

"Anran, putriku, apa yang terjadi padamu? Kamu baik-baik saja kan?"     

Li Yueru memeriksa tubuh putrinya dari atas ke bawah, dia pun menangis saat melihat ada luka di lengannya. Hatinya terasa sakit melihat luka goresan yang sangat panjang.     

"Bu, aku baik-baik saja. Aku juga tidak terluka parah. Para penjahat yang menculikku sudah ditangkap Polisi." Lan Anran tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa.     

"Aku sangat mencemaskanmu. Katakan pada kami siapa yang berusaha mencelakaimu?" Tanya Lan Tingyun.     

"Aku juga tidak tahu. Mungkin mereka menculikku hanya untuk menginginkan uang saja. Hari ini aku ditolong oleh Mo Jinrong. Awalnya aku takut kalian cemas jadi tidak memberitahu kalian, tidak disangka, si bocah tengil ini justru memberitahu kalian!" Kata Lan Anran sambil menunjuk ke arah Lan Yanran.     

"Jangan salahkan adikmu. Hari ini kami harus berterima kasih kepada Tuan Mo. Ayo kita makan bersama?" Kata Li Yueru sambil tersenyum.     

Mo San tertegun sejenak, kemudian dia menolak dengan halus.     

"Maaf, aku tidak bisa makan bersama kalian, masih ada urusan penting yang harus aku tangani, jadi aku undur diri dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.