Istri Cantik-cantik Ganas

Pasti Kamu Pelakunya!



Pasti Kamu Pelakunya!

0"Kenapa lagi? Bukankah dia hanya ingin makan Sup Abalone, tinggal kamu belikan saja sesuai kemauannya. Kalau ibu sudah sehat, maka dia bisa menjadi tameng yang kuat untuk kìta!" Kata Lan Tingyi dengan cuek.     
0

"Kamu gampang berbicara seperti itu, dari mana kita punya uang membelinya? Jika kita membeli Sup Abalone terus-menerus, dalam satu minggu kita sudah tidak punya uang sepeser pun." Kata Xu Yanshan berat hati.     

"Istriku yang baik hati, ibu pasti masih memiliki tabungan. Kalau kamu perhatian kepada ibu, kita pasti memiliki keuntungan." Lan Tingyi menenangkan istrinya.     

Saat Xu Yanshan hendak berbicara, Lan Tingyun dan Li Yueru datang lalu mengetuk pintu rumah.     

"Siapa, mau meminjam uang ya?" Xu Yanshan membuka pintu sambil marah-marah.     

"Kakak ipar, ibu di mana?" Kata Lan Tingyun sambil memapah Li Yueru.     

"Buat apa kamu mencari ibu? Ibu tentu saja ada di rumah."     

"Tingyun, beberapa hari ini kamu tidak datang, sekarang kamu datang ada perlu apa. Pergi, pergi, pergi. Jangan kira karena selama ini kamu membantuku, aku akan bersikap baik padamu. Seharusnya kamu yang memperlakukanku baik, karena aku adalah kakakmu!"     

Lan Tingyi mengira adiknya datang untuk menagih hutang.     

"Bu, keluar! Kenapa ibu mencelakai anak sebaik Anran. Kenapa ibu tega melakukannya?" Li Yueru berteriak.     

"Apa kamu bilang? Apakah terjadi sesuatu pada Anran?"     

Xu Yanshan terkejut tetapi dalam hati, dia merasa senang, 'Akhirnya gadis tengik itu mendapat balasannya!'     

Zhao Xiumei yang awalnya tertidur di kamar, menjadi bangun setelah mendengar suara teriakan Li Yueru. Dia keluar dari kamar.     

"Ada apa? Aku belum mati, buat apa kamu menangis?" Kata Zhao Xiumei marah-marah.     

"Bu, apakah ibu yang mencelakai Anran?" Lan Tingyun langsung bertanya kepada ibunya.     

"Apa? Apa yang terjadi pada gadis tengik itu?" Zhao Xiumei terlihat terkejut, tetapi dari ekspresi matanya, ibunya terlihat senang, hal ini membuat Lan Tingyun semakin kesal.     

"Bu, Anran adalah cucu kandung ibu, kenapa ibu tega mencelakainya, sekarang katakan di mana ibu menyekapnya? Tolong cepat lepaskan dia!" Kata Lan Tingyun mendesak ibunya.     

"Bu, bagaimana pun juga Anran masih anak-anak. Mana boleh ibu melakukan hal setega ini. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Anran, aku tidak akan mengampuni ibu!" Li Yueru memberi peringatan keras.     

Zhao Xiumei marah karena dia dituduh menyekap Anran.     

"Apa hubungannya hidup mati Lan Anran denganku? Kalian kurang ajar, kalian datang ke sini menuduhku sembarangan. Aku beritahu kalian, aku seharusnya berterima kasih kepada para penjahat itu karena berhasil menyekapnya, tanpa mereka, aku tidak bisa mencelakai anak itu seorang diri." Zhao Xiumei mengungkapkan perasaan puasnya.     

"Bu, jadi benar ibu yang melakukannya?" Tanya Lan Tingyun tidak percaya.     

"Sembarangan! Aku tidak pernah melakukannya, walaupun aku berharap bisa melakukan hal itu pada gadis tengik yang bersikap kurang ajar kepada orang lebih tua dan menyakiti hati kami, dia pantas diculik. Tetapi bukan aku yang melakukannya!"     

Nada Zhao Xiumei meninggi, kedua matanya memerah, dia tidak terima dituduh yang bukan-bukan.     

"Kalau bukan ibu, lalu siapa yang melakukannya, hanya ibu satu-satunya yang selalu mencari masalah dengannya."     

Li Yueru merasa kesal, anaknya yang baik hati, tadi pagi dia masih bertemu putrinya saat putrinya hendak keluar rumah, sorenya putrinya menghilang. Perasaannya diliputi rasa cemas.     

"Kelakuan anak itu meniru dirimu. Lan Tingyun, aku tidak peduli pada anak itu. Kamu harus bercerai dengan Li Yueru! Selama 10 tahun lebih semenjak kembalinya anak pembawa sial itu, kehidupan Keluarga Lan menjadi kacau balau. Li Yueru, jangan kira karena si pembawa sial itu menikah dengan Mo Jinrong, kamu langsung merasa dirimu hebat, kamu harus bercerai dengan putraku! Hidup kami hancur semua gara-gara kamu melahirkan anak-anak yang tidak berguna!" Kata Zhao Xiumei memaki.     

"Cukup! Baguslah kalau bukan ibu pelakunya. Aku yakin Anran pasti selamat!" Kata Lan Tingyun kesal. Dia tidak mau mendengar perkataan ibunya, yang terpenting saat ini adalah keselamatan Anran.     

Lan Yaxin yang mengintip dari dalam kamar sedang tersenyum puas.     

'Lan Anran! Semoga saja kamu mati sekarang!'     

...     

Di Pabrik Mobil Tua.     

Lan Anran diikat kembali. Terdengar suara tertawa Fang Hui di luar.     

"Sebentar lagi kita kaya!"     

"Bos, apakah kita perlu memberitahu bos besar?" Tanya Ma Zai.     

"Apa kamu bodoh? Buat apa memberitahunya? Tunggu sampai kita terima uang dari keluarga Lan, lalu kita bunuh gadis ini." Fang Hui tertawa terbahak-bahak.     

Di luar, si gendut mendekat ke pabrik mobil tua, di sini semuanya mobil-mobil butut, hanya ada satu pintu keluar di depan dan di belakang, sehingga mereka hanya bisa bersembunyi dari balik tembok.     

Kemudian Mo Jinrong sampai di pabrik mobil tua.     

Dia masuk ke dalam tanpa membawa uang tebusan 100 juta.     

"Hei! Kalian yang menyekap Lan Anran?" Kata Mo Jinrong dengan suara keras.     

Fang Hui terkejut. Ma Zai yang berdiri di samping berkata, "Ayah gadis tengik itu semuda ini?" Fang Hui melirik ke Ma Zai.     

"Dia pasti kakaknya!"     

Mo San yang berdiri di samping tidak tahan untuk tertawa, kelihatannya para penjahat ini bodoh.     

"Lepaskan kakakku!" Teriak Lan Yanran.     

"Enak saja! Tidak semudah itu aku melepas gadis itu. Mana uang tebusannya?" Fang Hui kesal melihat mereka tidak membawa uang tebusan.     

"Jika kamu membawa uang tunai pasti tidak aman, ini aku memberikanmu kartu ATM yang berisi 100 juta di dalamnya. Ambil kartu ATM ini dan lepaskan Lan Anran!" Kata Mo Jinrong sambil menyodorkan kartu ATM.     

Fang Hui menyuruh bawahannya membawa Lan Anran keluar, dalam keadaan ikatan di tangannya sudah terlepas. Di dalam ruangan tadi ternyata Lan Anran membuka ikatannya menggunakan pecahan kaca, dia tidak hati-hati sehingga menggores kulitnya hingga berdarah.     

"Kak, kamu tidak apa-apa?" Saat Lan Yanran maju ingin memapah kakaknya, dia ditahan oleh Fang Hui.     

"Tunggu! Kalian semua keluar dulu dari sini!"     

Fang Hui menyuruh mereka semua mundur agak menjauh, agar dia dan anak buahnya bisa kabur dengan mudah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.