Istri Cantik-cantik Ganas

Terlalu Familiar



Terlalu Familiar

0Mo Jinrong langsung terperanjat ketika melihat Lan Anran benar-benar berada di hadapannya.     
0

"Kenapa kamu datang ke sini?"     

Mo Jinrong berpura-pura bersikap tenang.     

"Kamu sudah keluar dari rumah sakit, aku ingin melihat kondisimu." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Aku baik-baik saja." Jawab Mo Jinrong dengan ekspresi tenang.     

Lan Anran duduk, dan melihat foto anak perempuan di atas meja, itu pasti foto Mo Ying.     

Saat Lan Anran hendak mengambil bingkai foto itu untuk dilihat, Mo Jinrong segera merebutnya.     

"Dia adikku yang sudah meninggal."     

Mo Jinrong mengatakan dengan nada tenang, walau dalam dasar hatinya, terasa sakit.     

"Iya, nenek sudah menceritakan kepadaku. Nenek berharap kamu bisa melupakan kejadian pahit itu." Kata Lan Anran berusaha menasehati Mo Jinrong.     

Mo Jinrong menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit.     

"Bagaimana bisa semudah itu melupakannya."     

Mo Jinrong menatap foto Mo Ying, lalu mengusap fotonya dengan lembut.     

"Sudahlah, jangan bahas hal ini. Kamu pasti kesini tidak hanya ingin melihat kondisiku, kan?" Tanya Mo Jinrong mengubah topik.     

"Bukankah wajar seorang istri perhatian kepada suaminya?"     

Lan Anran pelan-pelan mendekatkan diri kepada Mo Jinrong, namun tidak berani terlalu dekat, takutnya penyakitnya kambuh.     

"Kita hanya menikah kontrak, aku sama sekali tidak ada perasaan apapun padamu, jadi kamu jangan menaruh perhatian kepadaku." Kata Mo Jinrong dengan nada dingin, lalu dia bangkit.     

"Aku menyukaimu."     

Lan Anran blak-blakan mengutarakan perasaannya, membuat Mo Jinrong terkejut, dia menatap gadis yang berdiri di hadapannya dengan pandangan waspada.     

"Apa yang mau kamu lakukan?"     

Mo Jinrong melihat Lan Anran melihatnya dengan nafsu membara, gadis itu seakan hendak menerkamnya, membuatnya ketakutan     

"Tidak ada. Tenang saja, kamu masih sakit, aku tidak akan melakukan apa-apa terhadapmu."     

Lalu Lan Anran berdiri kemudian mengelilingi ruangan Mo Jinrong dua kali. Ini pertama kalinya di kehidupan saat ini, masuk ke ruangan Mo Jinrong. Di kehidupannya yang sebelumnya, selama bertahun-tahun dia selalu berada di sini bersama Mo Jinrong.     

Mo Jinrong melihat keanehan pada Lan Anran.     

Tiba-tiba!     

Mo Jinrong tidak sengaja menjatuhkan gelas hingga pecah berkeping-keping, pecahan kaca itu mengenai kaki Mo Jinrong sampai berdarah.     

Lan Anran buru-buru mengambil kotak obat dari lemari lalu duduk di samping Mo Jinrong.     

"Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Lan Anran dengan penuh perhatian.     

Mo Jinrong terkejut. Kotak obat itu sudah lama sekali tidak dipakai, bahkan Mo San tidak tahu bahwa di dalam lemari itu ada kotak obat. Dari mana gadis ini mengetahui di sana ada kotak obat?     

"Tidak apa-apa. Biarkan aku sendiri yang mengobati kakiku!" Kata Mo Jinrong sambil membuka kotak obat.     

Lan Anran duduk agak jauh, sambil menatap Mo Jinrong yang sedang mengoleskan obat, tidak boleh, dia harus kembali ke rumah mengambil obat untuk Mo Jinrong.     

Setelah Mo Jinrong menutup kotak obat, Lan Anran berkata dengan santai, "Aku pergi dulu, aku mau menemui Lan Yanran di Perusahaan Entertainment Luo Tian."     

Lan Anran memasukan kembali kotak obat ke dalam lemari.     

"Iya." Mo Jinrong menganggukan kepala, tatapannya masih tertuju pada kotak obat.     

Setelah dari rumah Mo Jinrong, Lan Anran bergegas menuju ke perusahaan Entertainment Luo Tian.     

"Bos, apakah kita masih mau terus membuntutinya?" Tanya Ma Zai.     

Mereka membuntuti Lan Anran sampai di depan rumah keluarga Mo. Sekarang mereka semakin merasa kesal begitu melihat Lan Anran ada di depan mata.     

"Ayo kita kejar dia sekarang dan culik gadis tengik itu!"     

Fang Hui mulai mengejar Lan Anran.     

Tiba-tiba!     

Lan Anran menoleh, dan sebuah pukulan keras mengenai ke bagian punggungnya, dia pun pingsan seketika.     

"Gadis tengik, bisa apa kamu sekarang? Masih berani melawanku. Rasakan pembalasanku. Cepat ikat dan bawa dia pergi dari sini!" Kata Fang Hui memerintah anak buahnya.     

Ma Zai dan anak buah yang lain langsung membawa Lan Anran masuk ke dalam mobil.     

Saat Lan Anran sudah sadar, dia melihat dirinya telah diculik di sebuah ruangan yang kecil dan gelap, dengan kedua kaki dan tangannya diikat, mulutnya ditutup.     

Lan Anran berusaha berdiri, ada cahaya yang masuk ke ruangan, dia mengintip keluar, kelihatannya dia diculik di sebuah pabrik mobil tua     

Ada 3-5 orang berjaga-jaga di luar, di atas meja sudah ada angsa panggang dengan beberapa botol bir.     

"Dasar gadis tengik! Dulu kamu berani menjebakku, sekarang kamu berhasil aku culik." Kata Fang Hui dengan bangga.     

"Bos, apakah kita tidak lebih baik…."     

Ma Zai terpesona dengan kecantikan Lan Anran, dia tidak tahan untuk bisa menyentuh Lan Anran.     

"Bajingan! Aku tidak akan mengampunimu, kalau sampai kamu berani menyentuhnya! Aku mau meminta uang tebusan dari menyekap gadis ini!"     

Fang Hui memarahinya sambil menggigit kaki angsa panggang.     

"Bos, apakah bos yakin ingin meminta uang tebusan kepada keluarga Lan? Bukankah bos besar meminta kita membunuhnya, kalau bos besar tahu…" Kata Ma Zai cemas.     

"Kamu takut! Jangan beri tahu bos besar. Tunggu kita mendapatkan uang dari keluarga Lan, barulah kita bunuh gadis itu!" Kata Fang Hui sambil mengunyah.     

"Sebelum kita membunuh gadis itu, bolehkah aku…" kata Ma Zai sambil mengusap-usap tangan.     

"Pergi, pergi, pergi. Aku kesal melihatmu."     

Fang Hui mengusir Ma Zai, dia merasa kesal kenapa dia memiliki anak buah yang idiot!     

Lan Anran mendengar semua percakapan mereka dari dalam ruangan, dia harus segera keluar dari sini.     

Lan Anran yang berada di dalam ruangan gelap tidak bisa melihat dengan jelas, dia hanya bisa menggedor pintu sambil bersuara, "huhuhu…"     

Fang Hui mendengar suara Lan Anran, dia meletakan kaki angsa panggang, lalu masuk ke dalam ruangan.     

"Aku peringatkan kamu, jangan membuat keributan." Kata Fang Hui dari jarak yang cukup jauh, karena dia tahu gadis tengik ini banyak akalnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.