Istri Cantik-cantik Ganas

Menjebak Mereka



Menjebak Mereka

0Lan Yaxin menangis di kelas, teman-temannya yang berada di sampingnya berusaha menenangkannya.     
0

"Yaxin, jangan menangis, itu hanya sebuah kompetisi, di kompetisi selanjutnya kamu pasti bisa menjadi pemenang." Kata Yang Qing menenangkannya.     

"Benar, Yaxin. Ini hanya sebuah kompetisi. Hanya kebetulan saja gadis itu bisa menang. Kemampuanmu lebih hebat darinya."     

Gu Qiu menepuk punggung Lan Yaxin.     

Lan Yaxin merasa sangat marah dan benci kepada Lan Anran. Dia menyandarkan kepalanya di atas meja sambil kedua tangannya memegang bagian kepala, perasaan benci itu menyelimuti dirinya, kedua matanya melotot dan tangannya mengepal. Dia harus membalas dendam kepada Lan Anran!     

Di pintu gerbang sekolah, Zhao Xiaolei menarik tangan Lan Anran lalu bertanya kepadanya, "Anran, kamu mau ke mana?"     

"Aku mau pergi menemui adikku. Hari ini dia menghadap ke perusahaan." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Dia sudah menjadi artis besar. Apakah aku boleh meminta tanda tangannya?"     

Zhao Xiaolei menilai Lan Yanran suatu saat bisa menjadi artis besar, jadi dia harus meminta tanda tangannya dulu.     

"Tentu saja." Lan Anran tersenyum kemudian mereka berpisah.     

Di tempat tersembunyi, ada Fang Hui yang mengawasi Lan Anran dengan kesal.     

"Gadis sialan, kamu sudah mempermainkanku. Kemarin gara-gara menunggumu di mobil, aku sampai digigit nyamuk. Ini semua gara-gara kamu, tunggu saja, hari ini aku akan menghabisimu."     

"Bos, kita tabrak saja dia!" Kata Ma Zai memberikan ide.     

Fang Hui memukul kepala Ma Zai sambil marah-marah, dan memakinya.     

"Apakah kamu tidak punya otak? Menabrak dia di tengah keramaian? Apakah kamu ingin semua orang tahu kita pembunuh? Aku tidak paham kenapa aku bisa bersama dengan kalian yang bodoh ini."     

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Tidak mudah bagi kita untukl menemukannya, kalau tidak segera menangkapnya, dia akan kabur." Kata Ma Zai sambil mengusap kepalanya dan memperhatikan Lan Anran.     

"Kita ikuti dia terus, lalu kita habisi dia di tempat yang sepi."     

Fang Hui melihat Lan Anran naik ke sebuah mobil, dia pun mengikutinya.     

Lan Anran naik ke sebuah mobil, dia duduk di kursi samping pengemudi.     

"Gendut, cepat pergi ke rumah Mo Jinrong." Kata Lan Anran.     

Lan Anran ingin melihat kondisi Mo Jinrong, pagi tadi Mo San menghubunginya dan mengatakan Mo Jinrong sudah keluar dari rumah sakit. Setelah itu, dia ingin menemui adiknya.     

Jarak antara sekolah ke rumah Mo Jinrong sekitar 30 menit. Hanya saja lalu lintas sangat padat. Fang Hui terus mengikuti mobilnya dari belakang.     

"Bos, ada mobil yang mengikuti kita."     

Saat si gendut menunggu lampu hijau, dia menyadari keanehan pada mobil di belakang mobil mereka. Meskipun jalanan macet, banyak mobil yang berbaris ke arah jalan yang sama, tetapi mobil di belakang berada di jarak yang sangat dekat. Meskipun mobil mereka bukan mobil mewah, tapi juga bukan mobil butut, dengan jarak sedekat itu, takutnya akan terjadi tabrakan mobil.     

Lan Anran menoleh ke belakang. Mobil itu familiar di matanya, kemudian dia teringat dengan mobil yang sama yang mengejar dirinya saat pulang dari perayaan ulang tahun nenek Mo.     

"Lagi-lagi bajingan itu datang mencari masalah!" Lan Anran tersenyum sinis     

"Bos mengenal mereka?" Tanya si gendut.     

"Mereka sekumpulan orang idiot. Nanti kita memutar ke jalan yang agak depan itu. Aku ingin bermain-main dengan mereka sampai puas." Kata Lan Anran dengan senang.     

Akhirnya lampu lalu lintas berubah hijau, si gendut menginjak gas melaju lurus, kemudian dia belok ke jalan di depan. Fang Hui mengikutinya belok ke jalan itu.     

"Dasar bodoh! Apakah mereka tidak sadar aku sedang menjebak mereka?" Kata si gendut sambil tertawa.     

Fang Hui baru sadar jika dirinya dijebak. Dia pun langsung memaki.     

"Nyonya, Anda berani menjebak saya. Bersiaplah menerima tabrakan dari saya!" Fang Hui menginjak gas dan menabrak mobil si gendut.     

Si gendut merasa hatinya tersayat, mobil kesayangannya dirusak oleh para penjahat tolol itu. Dia mendengus lalu berkata kepada Lan Anran, "Bos, kencangkan sabuk pengamanmu. Bersiaplah melihat bagaimana aku akan menjebak penjahat bodoh itu!"     

Si gendut memegang setir mobil, menginjak gas, dengan kecepatan tinggi dia masuk ke sebuah jalan.     

Fang Hui terus mengikuti mereka, dia ingin menabrak Lan Anran lagi. Tidak disangka, si gendut membuang beberapa paku di tengah jalan, yang kebetulan dilewati oleh Fang Hui. Alhasil paku-paku itu menancap pada ban mobil, keempat ban mobilnya pun kempes.     

Si gendut melambaikan tangan kepada Fang Hui sambil berteriak.     

"Sampai jumpa!"     

Fang Hui hanya bisa melihat mobil si gendut melaju semakin jauh. Sedangkan mobilnya mogok. Tidak ada cara lain selain berhenti di tengah jalan, dia marah sambil menendang dan memaki, "Gadis sialan, tunggu saja pembalasanku. Aku pasti bisa menangkapmu."     

"Bos, lagi-lagi kita dijebak!" Kata Ma Zai.     

"Diam, aku sudah tahu! Percuma bekerja bersama kalian!"     

Fang Hui meluapkan emosinya kepada bawahannya, anak buahnya pun tidak berani melawan.     

Lan Anran tertawa terbahak-bahak di dalam mobil.     

"Bisakah kamu jangan terlalu kejam terhadap mereka?"     

"Bos, siapa yang menyewa para penjahat yang bodoh itu? Orang itu juga sama bodohnya."     

Lan Anran menggelengkan kepala, dia masih tidak tahu siapa yang sedang mengincar nyawanya.     

"Saat bertemu mereka lagi, aku akan menangkap mereka hidup-hidup dan menginterogasi mereka untuk mengatakan siapa orang yang ingin mencelakai diriku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.