Istri Cantik-cantik Ganas

Mengangkat Murid



Mengangkat Murid

0"Berikutnya adalah pemenang juara pertama, hadiah utama untuk juara pertama adalah tambahan nilai sebanyak 20 poin, menjadi kandidat yang akan masuk ke Institut Penelitian Rongcheng, dan hadiah uang sebesar 20.000 yuan." Kata kepala sekolah sambil tersenyum.     
0

Kepala sekolah menyerahkan mikrofon kepada pria yang di sampingnya.     

Pria itu berkacamata emas, bentuk tubuhnya bagus, berwajah tampan sambil melihat ke siswa yang ada di bawah panggung.     

"Selamat pagi, saya adalah penanggung jawab dari Institut Penelitian Rongcheng, nama saya Jin Lin. Seperti yang kalian tahu betapa sulitnya bergabung dengan Institut Penelitian Rongcheng, sehingga kali ini pemenang juara pertama di kompetisi medis akan mendapatkan hadiah yang bagus. Pemenang juara pertama Kompetisi medis ini sangat hebat, sehingga saya ingin menyerahkan hadiahnya secara langsung kepadanya, namanya adalah Lan Anran."     

Para siswa terkejut. Banyak komentar yang muncul di antara siswa di aula. Mereka semua tahu Lan Anran hanyalah murid pindahan. Tidak hanya secara penampilan yang lebih cantik dibandingkan Lan Yaxin, tetapi juga nilai akademiknya, ini yang membuat mereka terkejut.     

"Kenapa bisa dia pemenangnya?"     

"Dia hebat sekali."     

Para siswa masih terus berkomentar, karena mereka masih tidak percaya seorang siswa pindahan bisa menjadi juara satu!     

Lan Anran dengan santai naik ke atas panggung, dia berjabat tangan dengan Jin Lin.     

"Apakah kamu yang bernama Lan Anran?"     

Jin Lin terkejut hingga dia membetulkan kacamatanya, tidak disangka gadis yang mendapat juara satu memiliki kecantikan yang luar biasa.     

"Benar, Tuan." Lan Anran menerima sertifikat dan uang tunai.     

Lan Tingyun dan Li Yueru tersentuh melihat putrinya dari bawah panggung, dan terus mengacungkan jempol sambil berseru, "Bagus."     

Sun Hui dan Lan Yaxin melihat dengan iri. Mereka menganggap seharusnya mereka lah yang menduduki posisi juara satu. Terlebih Sun Hui, karena kekalahannya, dia harus membersihkan kamar mandi sebagai hukumannya.     

Seusai acara, orang tua Lan Anran menghampiri putrinya dengan wajah berseri-seri.     

"Putriku memang hebat. Bahkan penanggung jawab dari Institut Penelitian Rongcheng yang menyerahkan sendiri hadiah utama kepadamu."     

"Ayah, ibu, uang 20.000 yuan ini aku berikan untuk kalian. Selama ini aku belum bisa berbakti kepada kalian."     

Lan Anran menyerahkan uang 20.000 yuan kepada Li Yueru.     

"Putriku memang anak yang pengertian." Li Yueru merasa bahagia.     

Saat mereka hendak meninggalkan aula, Jin Lin dari belakang memanggil mereka.     

"Tunggu sebentar, Nona Lan Anran." Lan Anran menoleh sambil tersenyum.     

"Tuan Jin, ada perlu apa?"     

"Nona Lan Anran, secara pribadi saya merasa Anda merupakan gadis yang berbakat. Saya tidak tahu apakah Anda berminat bergabung dengan Institut Penelitian Medis atau tidak. Jika berminat, saya akan bantu merekomendasikan Anda." Kata Jin Lin sambil tersenyum.     

Sedikit orang berbakat seperti Lan Anran di bidang pengobatan tradisional.     

"Saya selalu ingin bergabung di Institut Penelitian Medis. Tetapi saya berharap bisa masuk ke sana dengan kemampuan saya sendiri. Saya tidak ingin menjadi omongan orang."     

Meskipun Lan Anran sangat ingin bisa masuk ke sana. Namun, dia ingin mengandalkan kemampuannya sendiri. Lagipula masuk dengan melalui jalur istimewa bukanlah contoh yang baik.     

"Baiklah. Saya tunggu Anda bergabung di Institut Penelitian Rongcheng." Jawab Jin Lin kagum dengan Lan Anran.     

"Terima kasih, Tuan Jin." Lan Anran tersenyum.     

Li Yueru merasa senang, putri nya sekarang bisa membuktikan bakatnya yang dicari dan diperebutkan orang. Sebagai ibunya, dia merasa sangat bangga.     

Saat kembali ke kelas, Sun Hui membaringkan kepalanya di atas meja, tanpa mau mengangkat wajahnya. Berbeda dengan Lan Anran yang ramai dikerumuni orang, bahkan ada siswa yang tidak pernah berkomunikasi dengannya, tiba-tiba datang dan memberinya ucapan selamat. Lan Anran memberikan mereka senyuman hangat.     

"Apa hebatnya menjadi juara satu." Lin Cheng merasa tidak senang.     

"Coba saja berkompetisi kalau kamu merasa lebih hebat darinya." Kata Zhao Xiaolei dengan pedas, dia teringat untuk menyindir Sun Hui.     

"Sun Hui, bukankah kamu kalah taruhan?" Sun Hui mengangkat kepalanya lalu berjalan keluar tanpa menjawab apa-apa.     

"Tunggu." Kata Lan Anran.     

"Apa lagi? Kamu masih kurang puas mempermalukan diriku?"     

Sun Hui menoleh dengan marah. Perasaan marah dan malu bercampur menjadi satu dalam dirinya.     

"Kamu mau ke mana?" Lan Anran berdiri kemudian menghampiri Sun Hui, dia bertanya dengan ekspresi tenang.     

"Sudah aku katakan bahwa aku akan menepati janjiku untuk menerima hukuman akibat kalah taruhan. Sekarang aku mau pergi membeli kain pel dan sapu."     

Selesai bicara, Sun Hui segera pergi keluar.     

Sun Hui orang yang menepati janji. Toh yang menang adalah Lan Anran. Jika dia sampai ingkar janji, maka itu akan lebih membuatnyia malu.     

"Kamu tidak perlu membersihkan kamar mandi. Anggap saja masalah di antara kita sudah beres." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

Sun Hui merasa terkejut sambil menatap Lan Anran. 'Dia bilang aku tidak perlu membersihkan kamar mandi?'     

"Kamu jangan berpura-pura baik. Kekalahan bukanlah suatu hal yang memalukan bagiku, jika aku menjadi orang yang ingkar janji, barulah itu hal yang memalukan bagiku."     

Sun Hui menganggap Lan Anran hanya berpura-pura baik dengannya untuk menarik simpati orang.     

"Apa hubungannya kamu membersihkan kamar mandi denganku? Itu urusanmu, yang akan malu juga dirimu. Bukankah kamu selalu ingin melampaui Lan Yaxin? Aku akan mengajarimu. Kalau kamu tidak bisa mencapai juara pertama, paling tidak kamu bisa menjadi juara dua atau juara ketiga. Kalau kamu tidak punya keinginan kuat, aku juga tidak bisa memaksamu. Kalau begitu silahkan bersihkan kamar mandi." Kata Lan Anran dengan santai.     

Sun Hui terdiam. Tujuannya memang ingin melampaui Lan Yaxin, gadis ini mengatakan bahwa jika dia ingin mencapai tujuannya, gadis ini akan mengajarinya, tapi dia justru merasa ini memalukan.     

"Siapa yang mau belajar tanaman obat darimu?" Sun Hui bersikukuh menolak.     

"Baiklah kalau begitu, pergilah membersihkan kamar mandi."     

Lan Anran kembali ke kursinya, dia memasukkan sertifikat ke dalam tas, lalu bersiap-siap pulang.     

Sun Hui menjadi ragu. Setelah membereskan barangnya, Lan Anran pergi dengan Zhao Xiaolei.     

"Tunggu. Jangan kira aku mau belajar tanaman obat denganmu, kamu langsung mengira dirimu adalah guruku. Aku katakan padamu, aku tidak sudi menganggapmu guruku. Aku hanya sekedar ingin belajar, jadi jangan senang dulu." Kata Sun Hui.     

Daripada membersihkan kamar mandi, lebih baik dia berusaha melampaui Lan Yaxin dengan belajar dari Lan Anran.     

Tetapi sejujurnya dia merasa canggung, dirinya sangat mementingkan harga diri. Sekarang dia harus belajar dari musuhnya sendiri, hal ini agak membuatnya malu.     

"Baiklah." Lan Anran menjawab singkat, kemudian pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.