Istri Cantik-cantik Ganas

Pembunuh Yang Bodoh



Pembunuh Yang Bodoh

0Di luar Lan Anran bersiaga, dia menoleh ke sekelilingnya. Dia sudah menduga Xu Pei memiliki niat terselubung, dan berencana menyekapnya.     
0

Lan Anran mengawasi sekelilingnya, dia berjalan buru-buru ke arah tangga. Fang Hui yang melihat sosok Lan Anran, mengikutinya ke tangga.     

Beberapa waktu yang lalu gadis itu berhasil lolos. Kali ini dia tidak akan membiarkan gadis itu lolos darinya!     

Di lantai atas adalah area toko yang menjual peralatan rumah tangga, di mana area itu sepi. Ini kesempatan yang bagus.     

Lan Anran buru-buru bersembunyi di belakang unit AC, lalu mengirimkan pesan kepada si gendut agar si gendut membantunya.     

"Cari dia!" Fang Hui menyuruh teman-temannya mencari Lan Anran.     

Pelayan toko yang disampingnya, dengan bingung bertanya, "Tuan, apa yang sedang Anda cari?"     

"Apakah Anda melihat gadis berusia 20 tahun wajahnya cantik dan berambut panjang berada di area ini?" Tanya Fang Hui.     

"Tidak ada. Jarang sekali ada pembeli yang pergi ke area ini. Sepertinya Anda salah lihat orang." Kata si pelayan toko.     

Fang Hui melihat ke sekelilingnya, pandangannya tertuju pada bagian belakang unit AC. Dia pelan-pelan mendekat ke AC.     

"Bos, kita dalam masalah. Polisi datang." Kata Ma Zai dengan panik.     

"Apa, Polisi? Siapa yang menghubungi Polisi? Cepat kita pergi dari sini." Fang Hui terkejut.     

"Bos, kita belum selesai menyelesaikan tugas kita, apakah nanti bos besar tidak menghukum kita?" Tanya Ma Zai.     

"Kalau kita tertangkap, Bos besar juga akan berada dalam masalah. Ayo pergi!" Fang Hui buru-buru pergi dari mall.     

Lan Anran yang bersembunyi di belakang AC bernafas lega, dia tidak tahu siapa bos besar yang Fang Hui katakan. Ia keluar dari belakang AC, dan membuat pelayan toko terperanjat.     

"Sejak kapan Anda di sana?"     

Lan Anran membungkukan badan sebagai tanda permintaan maaf, lalu dia pergi.     

Di lantai bawah, Fang Hui dan teman-temannya menghindari "Polisi", tanpa berani menengadahkan kepala mereka pun pergi.     

"Bos, apakah bos baik-baik saja?" Tanya si gendut saat menghampirinya.     

"Nyali kalian besar sekali, berani datang ke sini dengan seragam Polisi." Lan Anran terlihat terkejut.     

"Hanya sebentar saja. Aku sudah merangkap dengan rompi di dalam seragam ini, sebentar lagi aku akan melepas seragam ini agar tidak menimbulkan kecurigaan. Jika tidak memakai seragam Polisi, mereka tidak akan takut." Kata si gendut sambil membuka kancing.     

"Bos, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang hendak mencelakai mu?" Kata si kurus.     

"Tidak tahu. Ayo kita turun dengan lift!"     

Lan Anran takut akan berpapasan dengan mereka lagi, jadi dia memilih pergi dengan lift.     

Di luar mall, lagi-lagi Mo Changwen memarahi Fang Hui.     

"Dasar tidak berguna! Aku sudah memberi kalian banyak uang, apa saja yang kalian kerjakan? Bahkan seorang gadis desa tidak berhasil kalian sekap."     

"Bos, tadi ada Polisi. Kami takut!" Fang Hui menjelaskan.     

"Bodoh! Buat apa kalian takut?"     

Mo Changwen sangat marah, kenapa dia menyuruh orang-orang yang tidak berguna menjalankan misi ini!     

"Bos, di sini banyak orang, kami tidak bisa menjalankan tugas dengan leluasa, gadis itu juga masih ada di dalam mall." Kata Fang Hui memberi penjelasan.     

"Kalian ingat kata-kataku, segera cari gadis itu, entah bagaimana cara kalian, sekap gadis itu, jangan sampai gagal lagi. Setelah masalah ini beres, aku akan berikan uang kepada kalian."     

Mo Changwen tidak berdaya. Kali ini Lan Anran menjadi masalah terbesarnya. Sementara dia masih membutuhkan tenaga orang-orang tidak berguna ini. Setelah semua beres, dia akan bayar mereka dan meminta mereka pergi jauh-jauh.     

"Terima kasih, Bos."     

Fang Hui memutus sambungan telepon sambil tersenyum.     

"Kita tunggu gadis itu keluar. Saat gadis itu keluar, kita segera sekap dia. Apakah kalian mengerti?" Ma Zai dan teman-temannya menganggukan kepala.     

Lan Anran turun dari lift, lalu dia keluar gedung mall lewat pintu belakang, dan segera pergi dari sana.     

Fang Hui, Ma Zai dan teman-temannya sudah menunggu 2 jam tetapi Lan Anran belum juga keluar.     

"Bos, jangan-jangan dia kabur dari jalan lain?" Kata si kurus Ma Zai.     

"Apakah masih ada pintu keluar lain?" Fang Hui terkejut.     

"Iya." Ma Zai mengangguk.     

Fang Hui berdiri dan menendang Ma Zai.     

"Bodoh! Kenapa kamu tidak bilang dari tadi? Dia pasti sudah kabur sekarang. Sia-sia saja kita menunggu di sini."     

"Bos tadi tidak bertanya kepadaku." Kata Ma Zai.     

Fang Hui sangat marah. Dari tadi dia menunggu selama 2 jam di bawah terik matahari, bibirnya pun menjadi kering.     

"Pergi, pergi, pergi! Kalian semua bodoh!" Fang Hui kesal lalu mengusir mereka.     

"Sekarang kita ke mana?" Tanya Ma Zai.     

"Kita tunggu dia di depan rumahnya, bodoh!" Fang Hui naik ke mobil sambil memaki.     

Lan Anran dan si gendut tidak pulang ke rumah tetapi pergi ke Grup Mo. Dia tadi mampir ke toko baju dan asal membeli baju, dia pergi mengganti bajunya sebelum menemui Mo Jinrong. Saat turun dari mobil, para petugas keamanan di depan pintu terlihat terperangah melihat gadis secantik Lan Anran.     

"Berhenti. Anda siapa? Apakah Anda tidak tahu sedang berada di mana, berani sekali Anda sembarangan masuk ke sini?"     

Saat Lan Anran masuk, datanglah seorang petugas keamanan yang memperhatikan dia dari atas ke bawah. Dia menatap tajam ke arah Lan Anran.     

"Saya tahu, saat ini sedang berada di Grup Mo. Apakah ada masalah?" Tanya Lan Anran dengan santai.     

"Masalah apa? Hanya orang yang sudah mengatur janji yang boleh masuk disini. Apakah Anda mengerti?"     

Petugas keamanan ini berusia sekitar 40-50 tahun, perutnya buncit, dan kepalanya botak. Lan Anran tidak menanggapinya, lalu pergi.     

"Berhenti! Anda mau pergi ke mana? Di sini saya bosnya, saya belum memberi izin, Anda mau pergi ke mana?" Kata petugas keamanan itu dengan teriakan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.