Istri Cantik-cantik Ganas

Mengetahui Kenyataan Rumah Telah Dijual



Mengetahui Kenyataan Rumah Telah Dijual

0"Gadis pembawa sial, kamu masih juga berbohong, jelas-jelas pria itu adalah Pelayan Mo. Kamu kira Nenekmu ini rabun!" Zhao Xiumei memaki Lan Anran.     
0

"Bu, ini pasti hanya salah paham. Anran bukanlah anak yang seperti Ibu katakan." Lan Tingyun berusaha menjelaskan kepada ibunya.     

"Nenek, ini semua salahku. Tidak seharusnya aku memukul Nenek."     

"Tutup mulutmu! Aku tidak sudi memiliki cucu sepertimu. Cepat pergi dari sini. Aku mau pulang ke rumah." Zhao Xiumei enggan mendengar perkataan Lan Anran.     

"Rumah? Rumah yang mana?" Lan Anran penasaran.     

"Tentu saja rumahku. Apakah kalian masih mau merawat Ibu?" Kata Lan Tingyi dengan congkak.     

"Paman, apakah karena rumah nenek sudah dijual jadi paman meminta Nenek tinggal di rumah paman?" Lan Anran bicara blak-blakan.     

"Apa maksudmu? Apa yang terjadi pada rumahku?" Zhao Xiumei mulai panik.     

"Kamu bicara apa? Cepat pergi dari sini! Aku tidak mau melihat kalian." Lan Tingyi melihat rahasianya terungkap, buru-buru membawa Ibunya pergi.     

"Tunggu sebentar, jelaskan padaku dulu, apa yang terjadi pada rumahku?" Zhao Xiumei penasaran, rumah itu adalah peninggalan suaminya, apapun yang terjadi tidak boleh dijual.     

"Anran, apa yang kamu katakan? Kenapa kamu bisa mengatakan rumah kakekmu dijual?" Lan Tingyun masih tidak percaya.     

"Eh? Kalian belum tahu? Aku kira kalian sudah tahu. Aku kira nenek yang meminta rumah itu dijual? Kemarin aku ingin minta maaf kepada nenek, jadi aku pergi ke rumahnya. Sesampainya di sana, aku lihat rumah itu sudah dihuni oleh pemilik baru." Lan Anran memasang wajah terkejut.     

"Apa? Apa yang sebenarnya terjadi?" Zhao Xiumei menghentakan kakinya sambil menatap Lan Tingyi.     

"Bohong! Bu, jangan dengarkan kebohongan gadis itu. Ayo kita pulang." Lan Tingyi menarik tangan Ibunya pergi dari sana.     

"Aku tidak bohong, Nek. Kalau tidak percaya, ayo kita ke sana melihatnya. Anran tidak berani membohongi Nenek. Ini bisa dikatakan penipuan, Nenek harus memperjuangkan hak Nenek. Rumah itu milik kakek, aku dengar rumah itu dijual dengan harga murah." Kata Lan Anran.     

"Anran, jangan berbicara sembarangan!" Kata Lan Tingyun dengan nada kesal.     

"Anran tidak berbicara sembarangan. Kalau Ayah dan Nenek tidak percaya, silahkan kalian ke sana lihat sendiri."     

Lan Anran terlihat percaya diri, membuat kecurigaan Zhao Xiumei semakin besar.     

"Tingyi, aku mau ke rumah memastikan apa yang dia katakan. Kalau tidak seperti yang dia katakan, kita pulang." Kata Zhao Xiumei ragu-ragum     

'Itu adalah rumah peninggalan suamiku, tidak boleh ada yang boleh menyentuhnya.'     

"Bu, tidak ada yang terjadi pada rumah itu. Ayo kita pulang ke rumah kami saja." Kata Xu Yanshan sambil tersenyum.     

"Nenek, apakah kamu sudah tidak menginginkan peninggalan kakek?" Lan Anran berdiri di samping neneknya memanas-manasi.     

"Tutup mulutmu! Tingyi, kita pulang ke rumahku dulu." Zhao Xiumei sudah tidak bisa menahan diri, dia mendorong Tingyi, lalu pergi keluar rumah sakit.     

Lan Tingyi tidak bisa menahan Ibunya, dia terpaksa mengikuti Ibunya dari belakang. Entah bagaimana jadinya nanti.     

"Ada apa denganmu? Kamu sedang gelisah?" Xu Yanshan melihat suaminya bertingkah aneh.     

"Istriku. Aku…" Lan Tingyi berbisik di telinga Xu Yanshan menceritakan semuanya.     

Xu Yanshan melotot karena terkejut.     

"Kamu…"     

Lan Tingyi berharap istrinya bisa membantu dirinya. Istrinya sangat pintar, dia pasti memiliki banyak cara untuk menenangkan Ibunya.     

Akhirnya mereka semua sampai di depan rumah Keluarga Lan.     

Zhao Xiumei buru-buru turun dari mobil, dia masuk ke dalam rumah. Anehnya pengurus rumah yang ada di rumah bukan pengurus rumahnya dan juga ada orang asing lainnya. Entah apa yang sedang mereka lakukan di rumah ini.     

"Siapa kalian?" Tanya Zhao Xiumei.     

"Siapa kalian? Rumah ini baru saja saya beli, dan sekarang sedang direnovasi. Kalian ada perlu apa ke sini?" Kata wanita asing itu.     

"Jangan bicara sembarangan! Kapan aku setuju menjual rumah ini? Pergi kalian semua dari rumahku! Hentikan apa yang kalian kerjakan! Siapapun tidak boleh menyentuh rumahku." Zhao Xiumei mendorong wanita itu keluar.     

"Nyonya, Rumah ini sudah saya beli secara tunai. Putramu sendiri yang mengatakan kalian membutuhkan uang, dan menjual dengan harga murah. Selain itu, kami memiliki kontrak tertulis, berhentilah berbuat hal yang justru membuat Anda malu." Kata wanita itu dengan panik.     

"Kurang ajar. Aku tidak pernah setuju menjual rumah ini. Putraku yang mana yang menjual padamu?" Zhao Xiumei menoleh ke Lan Tingyun.     

"Pasti kamu yang melakukannya, dasar anak kurang ajar!"     

"Bu, bukan aku orangnya. Aku tidak tahu-menahu mengenai hal ini." Kata Lan Tingyun.     

"Nenek, pikirkan baik-baik. Putra nenek tidak hanya seorang saja. Di surat kontrak bukankah pasti tertulis nama penjual?" Kata Lan Anran dengan santai.     

Wanita itu juga berpikir, lalu berkata, "Dia orangnya! Namanya Lan Tingyi!"     

Wanita itu menunjuk ke Lan Tingyi yang berdiri di belakang Zhao Xiumei. Pada saat penandatanganan surat, dia juga hadir di sana.     

"Lan Tingyi! Tidak mungkin! Bagaimana bisa kamu…" Zhao Xiumei menatap Lan Tingyi dengan ekspresi tidak percaya.     

"Bu, aku…aku bersalah padamu!" Lan Tingyi berlutut di hadapan Zhao Xiumei sambil menunduk. Dia mengakui kesalahannya.     

Zhao Xiumei terkejut. Putra yang paling dia sayangi, berani melakukan ini terhadap dirinya.     

Plak.     

Zhao Xiumei menampar Lan Tingyi.     

"Jelaskan padaku sekarang, kenapa kamu menjual rumah ini?" Zhao Xiumei membentak Lan Tingyi dengan suara keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.