Istri Cantik-cantik Ganas

Merawat Sang Ibu Di Rumah



Merawat Sang Ibu Di Rumah

0Lan Anran mengemudikan mobil sampai ke rumahnya, dia tidak mau menceritakan kejadian yang baru saja dia alami kepada orang tuanya. Dia tidak mau orang tuanya khawatir.     
0

"Ayah, Ibu, aku sudah pulang." Lan Anran berpura-pura tidak terjadi apa-apa.     

Li Yueru senang melihat putrinya sudah pulang.     

"Putri kesayangan Ibu sudah pulang, bagaimana pestanya tadi?"     

"Bagus." Kata Lan Anran dengan santai.     

Lan Tingyun bersiap-siap pergi, dia sudah berganti pakaian dengan setelan kemeja.     

"Ayah mau ke mana?"     

Lan Anran penasaran melihat ayahnya yang mau pergi keluar.     

"Pergi menjenguk nenekmu di rumah sakit. Bagaimanapun juga dia adalah Ibuku, juga masih nenekmu." Lan Tingyun terlihat tidak berdaya.     

"Baiklah. Aku mau ikut dengan Ayah. Lagi pula aku yang menimbulkan kekacauan ini. Aku mau minta maaf kepada nenek. Tenang saja, aku tidak akan mencari masalah dengan nenek. Kejadian yang lalu murni kesalahanku. Beberapa hari ini aku ingin mengunjunginya, tetapi aku takut." Kata Lan Anran dengan nada sedih.     

Lan Tingyun berpikir hal yang sama. Ini hanya kesalahpahaman saja. Dalam keluarga tidak boleh menaruh dendam satu sama lain, jadi dia menganggukan kepala, menyetujui Lan Anran ikut dengannya.     

"Kalau begitu aku ganti pakaian dulu. Ayah tunggu sebentar."      

Lan Anran naik ke lantai atas untuk mengganti pakaian.     

Di rumah sakit.     

Luka di kaki Zhao Xiumei mulai membaik. Lan Tingyi mengurus prosedur kepulangan Zhao Xiumei.     

"Anak kurang ajar. Sampai sekarang dia tidak datang menjengukku. Dia sudah tidak menganggap aku Ibunya lagi. Dasar anak yang kejam!" Zhao Xiumei memaki-maki.     

"Bu, aku sudah mengurus prosedur kepulangan Ibu. Kita sekarang sudah boleh pulang. Luka Ibu memang belum sepenuhnya sembuh, tetapi aku memilih lebih baik merawat ibu di rumah, agar kami bisa lebih leluasa menjaga Ibu."     

Zhao Xiumei merasa senang melihat Lan Tingyi perhatian kepadanya.     

"Anak baik. Kamu lebih perhatian kepadaku dibandingkan adikmu. Kakiku sudah tidak apa-apa. Aku bisa jalan sendiri." Zhao Xiumei senang, dia merasa tidak sia-sia membesarkan Lan Tingyi.     

Xu Yanshan menatap suaminya dengan ekspresi tidak senang. Suaminya tanpa berdiskusi dulu, langsung memutuskan menjemput Ibunya pulang.     

"Bu, aku bantu Ibu berjalan." Xu Yanshan hendak memapah mertuanya, tetapi ditahan oleh Lan Tingyi.     

"Bu, dengarkan aku. Tinggalah di rumahku sementara waktu. Kaki Ibu luka seperti ini, tidak baik kalau Ibu tinggal sendirian." Xu Yanshan menatap tajam ke arah suaminya.     

Rumah mereka tidak sebesar rumah mertuanya, mereka bertiga bisa tinggal saja itu sudah bagus. Apa rumah mereka muat jika mertuanya menginap?     

"Buat apa kamu melihatku? Apakah aku tidak boleh memperhatikan Ibuku?" Kata Lan Tingyi dengan nada kesal.     

"Kapan aku melihatmu? Siapa bilang aku melarangmu? Ibu boleh kapan saja menginap di rumah kami." Kata Xu Yanshan dengan nada marah.     

"Sudah, jangan berkelahi. Aku tahu kalian anak berbakti. Aku sudah tua. Aku tidak suka dan tidak terbiasa tinggal di gedung yang tinggi. Kondisi kakiku juga mulai membaik, di rumah juga masih ada pelayan yang bisa merawatku."     

Zhao Xiumei mengerti, kehidupan anaknya sedang susah, dia tidak mau menambah beban hidupnya.     

Melihat Ibunya yang keras kepala, akhirnya Lan Tingyi menggendong Ibunya di punggungnya.     

"Bu, turuti saja permintaanku. Bagaimana aku bisa tenang jik hanya ada pelayan yang merawatmu. Apakah ibu tidak percaya kepadaku?"     

"Baiklah, baiklah. Aku percaya padamu. Ibu mengemasi barang Ibu dulu."     

Zhao Xiumei terpaksa memenuhi permintaan anaknya.     

Xu Yanshan semakin marah. Lan Tingyi berani sekali mengambil keputusan tanpa berdiskusi dulu dengannya? Dan justru memarahi dirinya?     

Lan Tingyi yang melihat istrinya marah, ia pun segera menarik istrinya ke samping.     

"Kalau ada Ibu di rumah kita, kita bisa meminta uang, karena aku yakin Ibu masih memiliki simpanan uang. Asalkan kita menjaga Ibu dengan baik, Ibu pasti akan memberikan uang kepada kita."     

Xu Yanshan baru sadar bahwa rencana suaminya bagus. Dia bisa tersenyum kembali kemudian membantu mertuanya mengemasi barang.     

Saat mereka bertiga mau keluar dari rumah sakit, mereka berpapasan dengan Lan Tingyun dan Lan Anran.     

Emosi Zhao Xiumei terpancing saat melihat mereka.     

"Buat apa kalian datang ke sini? Ingin menertawakanku?"     

"Gadis kurang ajar. Kamu sudah berselingkuh dan memukul Nenekmu. Lan Tingyun, lihat anakmu yang kurang ajar ini. Hari ini Ibu keluar dari rumah sakit. Kalau kalian datang ke sini untuk minta maaf, kalian terlambat!" Lan Tingyi memaki mereka berdua.     

"Bu, Anran sudah menceritakan kepadaku bahwa ini semua hanya salah paham. Aku juga bersalah karena baru hari ini menjenguk Ibu. Beberapa waktu yang lalu aku menyakiti Ibu karena aku marah pada Ibu. Hari ini aku datang bukan meminta Anran minta maaf. Bagiku kamu tetap adalah Ibuku. Mana boleh menaruh dendam kepada keluarga sendiri?"     

Lan Tingyun tersenyum.     

"Kekuarga? Siapa keluarga yang kamu maksudkan? Sekarang anak muda berani memukul orang yang lebih tua. Selain itu putrimu berselingkuh di hotel. Usianya masih muda tetapi dia berani merayu pria lain, padahal dia baru saja menikah. Bukankah perbuatannya membuatku malu? Aku tidak sudi memiliki anak dan cucu seperti kalian. Pergi kalian dari sini!" Nada Zhao Xiumei semakin lama semakin tinggi.     

"Nenek, pria yang ada di hotel itu sebenarnya adalah Mo Jinrong, bukan Pelayan Mo." Kata Lan Anran. Walaupun dia yakin neneknya tidak mungkin percaya dengan pernyataannya barusan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.