Istri Cantik-cantik Ganas

Mengenali Silsilah Keluarga



Mengenali Silsilah Keluarga

0Di acara perayaan ulang tahun Nenek Mo, datanglah Xu Pei dengan mengajak beberapa wanita paruh baya, wajah Xu Pei terlihat sangat bahagia     
0

"Bu, mereka adalah relasi Keluarga Mo, yang khusus hadir di perayaan ulang tahun Ibu."     

Seorang wanita paruh baya mendekati nenek Mo.     

"Nyonya, lama tidak berjumpa. Apakah kabar Anda baik?"     

Nenek Mo memperhatikan beberapa wanita yang asing itu kemudian bertanya kepada Xu Pei, "Xu Pei, jangan lagi membawa wanita asing untuk menggangguku. Aku tidak mengenal mereka."     

"Bu, kapan aku berani mengganggu Ibu? Aku perkenalkan dulu. Mereka adalah relasi Keluarga Mo yang jarang sekali bisa bertemu. Mereka adalah bibi dari Mo Jinrong."     

Nenek Mo terlihat tidak senang. Buat apa Xu Pei mengajak mereka datang ke sini, mereka merupakan kerabat jauh yang hampir tidak pernah muncul. Mereka hanya menyandang nama besar Mo saja.     

"Nyonya besar, Anda adalah kerabat tertua di Keluarga Mo, tentu saja Anda tidak akan ingat kami, tetapi kami mengingat Anda. Hari ini kami datang untuk meminta bantuan." Hong Yu, seorang wanita yang usianya paling tua di antara para wanita itu angkat bicara.     

"Meminta bantuan?" Nenek Mo menatap Hong Yu. Wanita ini memakai riasan tebal, dan parfum yang menyengat.     

"Iya. Grup Mo sekarang berkembang pesat, putraku saat ini sudah berusia 30 tahun, belum menikah dan pengangguran. Apakah Nyonya bisa membantu putra saya?"     

Lan Anran menduga mereka datang ke sini untuk mengambil jalan pintas agar bisa bekerja di Grup Mo dengan meminta bantuan nenek.     

"Urusan perusahaan sekarang semua diatur oleh Jinrong. Aku yang sudah setua ini tidak ikut mencampuri masalah perusahaan, jadi aku tidak bisa membantumu." Kata Nenek Mo menolak secara halus.     

"Nyonya, Jinrong adalah cucu Anda, kami lihat dia sudah dewasa. Apakah dia berani menolak permintaan neneknya sendiri?" Kata Hong Yu sambil tersenyum.     

"Baiklah. Aku akan mencoba berbicara dengan Jinrong." Nenek Mo merasa risih di tengah-tengah mereka, kemudian dia berdiri dan mengajak Lan Anran pergi menjauhi mereka.     

Barulah saat itu Xu Pei menyadari keberadaan Lan Anran.     

"Bu, hari ini Anran cantik sekali."     

Beberapa wanita dibelakangnya memperhatikan Lan Anran dengan pandangan iri. Lalu Hong Yu mencibir, "Dari mana asal gadis ini? Dia memang cantik tetapi tidak tahu sopan santun. Dia tidak memberikan salam saat bertemu dengan orang yang lebih tua darinya."     

"Maafkan saya. Saya tidak tahu Anda berasal dari kerabat yang mana, saya juga tidak tahu nama Anda. Bahkan nenek pun juga tidak mengenal Anda. Bagaimana saya bisa menyapa Anda? Perkataan Nyonya tadi bukankah akan membuat orang salah paham?" Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Kamu…"     

"Cucu menantuku berkata benar. Aku sendiri bahkan tidak tahu kamu kerabat yang mana, bagaimana mungkin dia tahu? Orang yang sengaja memojokkan orang yang usianya jauh lebih muda darinya, adalah tindakan yang memalukan." Nenek Mo ikut memanas-manasi Hong Yu.     

Hong Yu terkejut. Dia belum pernah mendengar Mo Jinrong menikah. Sekarang tiba-tiba muncul istrinya di sini.     

Lan Anran ikut Nenek Mo naik ke ruangan lantai atas. Hari ini Nenek Mo terlihat tidak senang, karena, pertama, para tamu yang hadir terlalu banyak; kedua, banyak tamu-tamu yang menyebalkan dan ingin mengganggu cucu menantunya.     

"Nenek, hari ini adalah ulang tahun nenek. Sepertinya bukan ide bagus kita duduk di sini." Kata Lan Anran sambil mengangkat ujung gaunnya.     

"Bagian mana yang kurang bagus. Aku tidak suka suasana pesta seperti ini. Acaranya baru saja dimulai. Kita tunggu sampai acara potong kue, baru kita turun ke bawah." Kata Nenek Mo sambil tersenyum.     

Di sisi lain, Xu Pei merasa kesal menerima penolakan dari Nenek Mo.     

"Dasar tua bangka! Dia membuatku malu di depan banyak orang, tunggu saja pembalasanku." Xu Pei memaki-maki.     

Tiba-tiba Mo Changwen menghubunginya.     

"Halo, bagaimana? Apakah ada gunanya para wanita itu hadir di sana?"     

"Tidak, Nenek Mo tetap tidak bisa dibujuk, sebaliknya dia justru membuatku malu."     

Xu Pei mengomel karena kejadian yang terjadi padanya.     

"Menjengkelkan? Kenapa Ibu begitu keras kepala? Aku akan kesana sekarang." Mo Changwen memutuskan telepon.     

Mo Changwen awalnya meminta mengajak para wanita itu untuk membujuk Ibunya, tidak disangka rencananya gagal. Terpaksa dia yang harus maju sendiri.     

Di ruangan lantai atas, Nenek Mo sedang duduk sambil berbincang-bincang dengan Lan Anran. Di saat bersamaan, Lan Anran mendapat pesan dari si gendut yang mengatakan bahwa dia menemukan petunjuk tentang Xiang Tian di tempat perjamuan ini.     

Lan Anran berusaha tetap tenang, dan terus mendengarkan cerita Nenek Mo tentang masa kecil Mo Jinrong.     

"Nenek, aku tidak menyangka, masa kecil Jinrong dulu sangat menggemaskan dan menarik ya?"     

Lan Anran tersenyum. Di kehidupan yang sebelumnya, dia tidak pernah peduli dengan apapun yang berhubungan dengan Mo Jinrong. Sekarang setelah mendengarkan cerita Nenek Mo, dia merasakan hal baru.     

"Tentu saja. Nenek masih punya banyak cerita tentangnya."     

Nenek Mo tersenyum. Dia melihat ke lantai bawah, 'sudah saatnya turun.'     

"Sudah waktunya. Sekarang waktu yang tepat untuk masuk ke ruang perjamuan. Ayo turun dengan nenek."     

Lan Anran mengangguk, dia memegang ujung gaunnya, sambil menuntun Nenek Mo turun.     

Kebetulan sekali saat mereka sudah dibawah, mereka bertemu dengan Mo Changwen.     

"Bu, aku ingin bicara sesuatu denganmu." Kata Mo Changwen sambil menarik Ibunya.     

Lan Anran berkata, "Nenek, Paman, aku pergi ke kamar mandi dulu."     

Nenek Mo menganggukan kepala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.