Istri Cantik-cantik Ganas

Coba Saja Kalau Berani



Coba Saja Kalau Berani

0"Apa yang kamu tertawakan? Apakah kamu melakukannya demi menepis fakta yang kami beberkan tadi?" Kata Xia Duoduo.     
0

"Setahuku, gaun yang kamu kenakan ini buatan desainer luar negeri yang terkenal bernama Qiu Cha kan? Sayangnya gaun yang kamu kenakan ini model lama, yang sudah tidak diproduksi lagi oleh Qiu Cha. Kalau kamu mengikuti tren mode, maka kamu akan tahu model gaun yang dibuat oleh Qiu Cha sekarang sudah berubah. Di gaunmu ini bahkan tidak ada label Qiu Cha, tapi kamu berani mengomentari gaunku?" Lan Anran tersenyum.     

Qiu Cha adalah teman baiknya di luar negeri. Dia sering mengobati Qiu Cha, jadi dia mengerti detail gaun buatannya. Gaun yang dipakai oleh Xia Duoduo adalah model gaun yang sudah tidak dipakai lagi oleh Qiu Cha bertahun-tahun yang lalu, tidak disangka dia masih bisa melihat gaun model lama buatan Qiu Cha.     

"Apa kamu bilang? Bagaimana mungkin gaun ini?" Xia Duoduo mulai panik.     

Jelas-jelas dia meminta bantuan orang untuk membeli gaun ini dengan harga yang sangat mahal, bagaimana mungkin model gaun ini sudah tidak digunakan lagi?     

"Duoduo, jangan dengarkan omong kosongnya. Siapa tahu dia mengatakan seperti itu hanya untuk melawanmu. Jangan takut padanya!" Seorang gadis di sampingnya berusaha menenangkannya.     

Kali ini semakin banyak orang yang datang berkerumun menyaksikan perkelahian ini.     

"Omong kosong! Gadis desa, kamu pasti hanya ingin menghina Duoduo, cepat pergi dari sini. Gadis desa seperti kamu tidak pantas berada di sini." Kata seorang tamu wanita mendorong tubuh Lan Anran.     

Di saat bersamaan, Nenek Mo muncul dari tengah kerumunan, kemudian berkata dengan tegas, "Siapa yang berani mengacaukan acaraku? Ingin membuatku malu?"     

Nenek Mo dengan riasan dan tatanan rambut yang rapi, berjalan dengan tongkat menghampiri mereka.     

"Nenek, bantu aku mengusir gadis ini. Dia berani menghinaku."     

Grup Xia dan Grup Mo memiliki hubungan kerja sama yang baik. Atas dasar itulah, Xia Duoduo mengadu ke Nenek Mo sambil memeluk lengannya tanpa canggung.     

Nenek Mo melihat orang yang dimaksud Xia Duoduo, ternyata adalah Lan Anran. Nenek Mo langsung tersenyum lebar.     

"Anran, apakah kamu baik-baik saja? Mereka tidak melakukan sesuatu padamu kan?"     

Nenek Mo melepaskan diri dari Xia Duoduo, lalu menarik tangan Lan Anran.     

"Nenek, aku…" Xia Duoduo terlihat terkejut.     

"Tutup mulutmu! Apa kamu tidak tahu dia siapa, berani sekali kamu mengganggunya?" Nenek Mo menoleh ke arah Xia Duoduo lalu berkata pedas terhadap dirinya.     

Xia Duoduo masih terkejut, tidak disangka posisi gadis ini ternyata lebih tinggi daripada dirinya, bahkan Nenek Mo tidak mau mendengarkan perkataannya.     

"Nenek, aku tidak melakukan apa-apa kepadanya. Dia yang memulai menghinaku, dia bilang model gaun yang aku pakai sudah sangat kuno." Xia Duoduo memasang wajah sedih, dia berharap Nenek Mo membelanya dan mengusir gadis ini.     

Nenek Mo memperhatikan Xia Duoduo, lalu berkata, "Model gaunmu memang benar sudah kuno. Bahkan aku yang sudah setua ini bisa melihatnya, justru kamu yang masih muda tidak menyadarinya. Berani sekali kamu menghadiri perayaan ulang tahunku dengan gaun seperti ini. Jangan mentang-mentang kamu putri keluarga Xia, lalu kamu bisa berbuat seenaknya di sini. Sebelum mengacau di sini harusnya kamu tahu diri. Kamu berani mengganggu keluargaku, aku bisa meminta Jinrong untuk memutuskan hubungan kerja sama antara Grup Xia dan Grup Mo. Coba saja kalau berani."     

Xia Duoduo terkejut melihat kemarahan Nenek Mo.     

Xia Shan buru-buru menghampiri mereka setelah mendengar putrinya membuat keributan hingga membuat Nenek Mo marah dan berencana membatalkan hubungan kerjasama, dia langsung menampar putrinya dengan keras.     

"Nyonya Besar Mo, putri saya bersalah telah mengganggu Nona ini. Saya telah menghukumnya. Tolong Anda jangan marah lagi." Kata Xia Shan denga rendah hati.     

"Dia berani mengganggu keluargaku. Cepat pergi dari sini dan interopeksi diri." Kata Nenek Mo dengan marah     

"Aku baik-baik saja, Nek. Nona Xia tidak tahu siapa aku, aku juga tidak tersinggung dengan perbuatannya."     

"Anran, Kamu gadis yang baik hati. Baiklah, karena dia tidak mempermasalahkannya, aku juga tidak akan marah lagi dengan kalian. Sekarang cepat pergi dari sini. Aku tidak mau melihat kalian lagi." Kata Nenek Mo.     

"Bagaimana dengan hubungan kerjasama…"     

Xia Shan masih memberanikan diri untuk bertanya. Hubungan kerjasama antara Grup Xia dan Grup Mo bernilai jutaan.     

"Akan kita pertimbangkan lagi nanti." Kata Nenek Mo sambil membawa Lan Anran pergi.     

"Anran, tadi nenek sudah membelamu. Selama ada nenek, tidak akan ada orang yang berani mengganggumu." Kata Nenek Mo dengan lembut.     

"Terima kasih, Nenek. Jinrong bilang dia berhalangan hadir karena masih ada urusan." Kata Lan Anran sambil duduk.     

"Nenek sudah tahu. Anak itu lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dengan menghadiri perayaan ulang tahun neneknya." Neneknya mulai mengomel.     

"Nenek, bukankah masih ada aku yang akan menemani Nenek?"     

Lan Anran mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya.     

"Nenek, ini kado untuk Nenek. Selamat ulang tahun." Lan Anran tersenyum sambil menyodorkan kado.     

Nenek Mo menerima dengan senang hati, dia membuka kotaknya, di dalamnya berisi sebuah kalung, Nenek Mo terlihat sangat senang sekali menerima kalung yang pastinya mahal ini.     

"Kalung ini pasti mahal ya?" Tanya Nenek Mo.     

"Kalau kado untuk Nenek, tidak masalah harganya semahal apapun. Kalung ini simbol umur panjang. Nenek pakai kalung ini pasti nanti nenek berumur panjang."     

Lan Anran memang pintar bermulut manis. Oleh karena itu, nenek kelihatan sangat senang sekali.     

"Kamu pintar sekali berbicara. Jinrong beruntung sekali memiliki istri sepertimu. Malam ini menginap lah di sini. Aku juga akan meminta Jinrong datang. Kalian berdua harus selalu bersama."     

Nenek Mo tersenyum, sambil terus memegang tangan Lan Anran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.