Istri Cantik-cantik Ganas

Tertangkap Basah Di Hotel



Tertangkap Basah Di Hotel

1Tanpa mendengarkan penjelasan dari Lan Anran, Zhao Xiumei langsung menggedor pintu seperti seorang penagih hutang.     

"Gadis kurang ajar! Keluar kamu! Belum lama menikah, kamu sudah melakukan perbuatan hina ini. Kamu sudah merusak nama baik Keluarga Lan. Lan Anran, cepat keluar!" Zhao Xiumei memaki-maki cucunya.     

"Nenek, nenek teriak-teriak seperti ini bukankah justru bisa membuat malu nama baik keluarga?" Kata Lan Anran blak-blakan saat dia membuka pintu kamar.     

"Gadis kurang ajar! Ternyata kamu memang di sini. Kamu gadis tidak tahu malu. Minggir! Mana pria selingkuhanmu? Tunjukan padaku!"     

Zhao Xiumei memaksa masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar, ada Lan Yanran dan Mo Jinrong yang sedang asyik bermain ponsel mereka.     

"Bagus! Pria selingkuhanmu ternyata ada disini! Aku mengenalmu, kamu kan pelayan Mo Jinrong. Kamu berbuat tidak senonoh terhadap cucuku. Hari ini aku akan menghajarmu!"     

Zhao Xiumei masih mengingat sosok Mo Jinrong. Pria ini juga yang membela cucunya saat mereka ada di mall sampai membuatnya kesal, hari ini akhirnya ada kesempatan untuk membalasnya.     

"Nenek, sepertinya mata nenek sudah rabun, mana ada orang berselingkuh membawa serta adiknya?" Kata Lan Anran menahan neneknya.     

Zhao Xiumei berhenti. Ucapan gadis ini ada benarnya juga, tidak ada orang berselingkuh terang-terangan.     

Xu Yanshan dan Lan Yaxin memandang ke seluruh ruangan mereka juga tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan. Tiba-tiba Lan Yaxin melihat ada sebuah kotak hadiah berwarna merah di tong sampah     

"Kakak, apa isi kotak ini?" Tanya Lan Yaxin sambil menunjukkan kotak itu.     

"Tentu saja barang laki-laki, apakah kamu juga ingin melihatnya? Memalukan, seorang gadis penasaran ingin melihat barang laki-laki, sepertinya kamu jauh lebih memalukan daripada diriku?" Perkataan Lan Anran membuat Lan Yaxin malu.     

"Kamu…"     

"Omong kosong! Di mana isi kotak ini? Ini hanya kotak kosong. Bukankah tadi kamu bilang isinya barang laki-laki…"     

"Kenapa? Isinya celana dalamku. Apakah kamu mau melihat celana dalamku warna apa?" Mo Jinrong membalas perkataan Xu Yanshan.     

Xu Yanshan menunduk malu dan akhirnya diam. Lan Tingyi menatap Xu Yanshan sebagai isyarat supaya dia diam saja.     

Lan Anran tertawa, "Bibi dan adik sepupu ternyata memiliki hobi yang sama. Pantas saja…"     

"Kamu!"     

"Gadis tidak tahu malu! Sikapmu tidak sopan sekali terhadap bibimu. Bagaimanapun juga kamu sudah menikah, adikmu juga belum mengerti, begitu pun dirimu. Nama baik Keluarga Lan dan Keluarga Mo rusak karena kalian. Kenapa kamu melakukan perbuatan hina ini?" Zhao Xiumei masih terus memakinya.     

"Nenek, kami sudah dewasa, Mo Jinrong juga sudah tahu aku ada di sini. Nenek tenang saja. Silahkan nenek pulang."     

Lan Anran tersenyum, Zhao Xiumei semakin kesal melihat senyuman Lan Anran.     

Zhao Xiumei hendak menampar Lan Anran, tetapi sebuah tangan yang kuat menahan tangan Zhao Xiumei.     

"Kamu!"     

"Kenapa? Nenek berani menampar Nyonya Muda Keluarga Mo?" Pandangan mata Mo Jinrong dingin, begitu pula dengan suaranya.     

"Dia adalah cucuku!"     

Kedua mata Zhao Xiumei memerah karena marah, suaranya juga bergetar.     

"Nenek, bukankah biasanya nenek tidak mengakuiku sebagai cucu. Kenapa sekarang nenek bilang aku ini cucu nenek?" Lan Anran semakin berani, karena ada Mo Jinrong yang akan membelanya.     

"Sebentar lagi kamu bukan lagi bagian dari Keluarga Lan. Kamu akan aku keluarkan dari kartu keluarga."     

"Nenek bilang aku akan dikeluarkan dari kartu keluarga? Apa nenek tidak salah? Kalian selama ini hidup bergantung dari ayahku. Kalian menyingkirkan aku, maka tidak akan ada uang bulanan untuk kalian. Atau lebih baik mulai hari ini saja kita putuskan tidak akan ada uang bulanan lagi, termasuk uang untuk paman berjudi dan bibi bermain Mahjong, Yaxin juga tidak bisa sekolah, sebentar lagi liburan musim dingin tiba, harus segera membayar uang segera loh!"      

Lan Anran menertawakan penderitaan mereka. Dia sudah tidak mempedulikan sikapnya yang kurang sopan terhadap orang yang lebih tua. Dia tidak sabar untuk meninggalkan keluarga Lan sesegera mungkin. Saat ini, yang memiliki uang adalah orang yang harus dihormati.     

"Kamu!" Lan Tingyi terpancing emosinya, dia maju hendak memukul Mo Jinrong, melihat dirinya mau dipukul, Mo Jinrong reflek menendang perut Lan Tingyi.     

"Aduh!" Lan Tingyi meringis kesakitan dengan tergeletak di lantai.     

"Kamu berani memukul suamiku?"     

Xu Yanshan merasa tidak terima, dia maju untuk mencakar Mo Jinrong, saat Lan Anran berteriak melihat suaminya akan dicelakai oleh bibinya, hak sepatu Xu Yanshan setinggi 8 cm patah, akhirnya membuat Xu Yanshan jatuh di samping Lan Tingyi.     

"Kurang ajar!"     

Zhao Xiumei melihat anak dan menantunya tergeletak di lantai. Apakah dia masih berani memukul dirinya dengan tangan dan kaki yang sudah lemah ini?     

Lan Anran tidak mempedulikannya, dia menendang lutut Zhao Xiumei. Gara-gara tendangannya, Zhao Xiumei susah berdiri selama 10 hari.     

"Dasar gadis jahat!" Zhao Xiumei memaki cucunya.     

"Adik, kamu tidak segera membawa pergi nenek, paman dan bibi pergi dari sini. Apakah kamu juga ingin…"     

Lan Anran tersenyum. Senyumannya mengerikan, Lan Yaxin menjadi gemetar.     

Lan Yaxin masih ingat bagaimana dia mencelakai nenek, dia sekarang merasa ketakutan. "Lan Anran, mulai sekarang kamu adalah musuhku!" Kata Lan Yaxin.     

"Cepat pergi dari sini. Aku tidak sudi memiliki musuh seperti kamu."     

Lan Yaxin memapah ayah ibunya berdiri, kemudian Lan Tingyi menggendong ibunya di punggungnya, lalu keluar dari kamar hotel.     

"Sampai jumpa. Beberapa hari lagi aku akan mengirimkan hadiah untuk kalian, nanti kalian terima ya." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

Lan Yaxin menoleh ke arah Lan Anran dengan penuh kebencian.     

"Kamu kejam! Aku akan laporkan perbuatanmu ini kepada ayahmu!" Zhao Xiumei yang digendong di punggung Lan Tingyi pun berteriak memakinya.     

Lan Anran yang berdiri di depan pintu merasa senang kemudian menutup pintu kamar.     

"Aku akhirnya paham kenapa kamu memanggil nenekmu dengan sebutan nenek tua." Kata Mo Jinrong dengan santai.     

"Kakak ipar, tadi kamu keren sekali!" Lan Yanran memuji Mo Jinrong.     

Mo Jinrong hanya diam saja. Dia pergi ke kamar mandi untuk berpakaian.     

"Kak, kakak ipar orangnya dingin." Lan Yanran berbisik, kemudian masuk ke kamar mandi.     

1

Tiba-tiba!     

Lan Yanran melihat payung kecil berwarna merah di lantai, wajahnya langsung memerah.     

"Kak, kalian…"     

"Tidak seperti yang kamu bayangkan. Kamu salah paham…" Jawab Lan Anran. Dia sudah bisa menebak kenapa Lan Yanran berteriak di kamar mandi. Dia menoleh ke Mo Jinrong, dia segera keluar dari kamar tanpa mau menjelaskan kepada Mo Jinrong.     

Lan Yanran mengurungkan niatnya untuk buang air, dan menyusul kakaknya keluar dari kamar.     

Mo Jinrong menatap punggung Lan Anran yang berlari semakin menjauh dengan tatapan serius.     

'Payung ini memang benar bukan gadis itu yang memberikan untuknya…'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.