Istri Cantik-cantik Ganas

Sebagai Alasan



Sebagai Alasan

0"Lan Anran seberani itu terhadap dirimu?" Kata Mo Changwen sambil mengelus telinganya.     
0

"Iya, dia merasa di atas awan, berani karena ada Mo Jinrong yang membelanya."     

"Dia berani menghina istriku. Aku harus membuat perhitungan kepadanya." Kata Mo Changwen sambil tersenyum.     

"Ayah, Ibu, lebih baik kalian hentikan, Mo Jinrong bukanlah orang yang gampang disingkirkan." Kata Mo Yu sambil minum kopi.     

"Xiaoyu, kamu harus ingat, Grup Mo dari awal adalah milikmu, namun tenang saja, ayah tidak akan melakukan sesuatu yang di luar batas, ayah bersumpah kepadamu." Satu-satunya kebaikan Mo Changwen adalah dia ayah yang baik.     

Mo Yu selalu percaya ayahnya adalah ayah yang baik. Sebenarnya dia sama sekali tidak tertarik meneruskan Grup Mo. Dibandingkan menjadi penerus Grup Mo, dia lebih suka menjadi ahli komputer. Dia mendengar kabar bahwa akan diadakan kompetisi peretas bergengsi sedunia, dia ingin mencobanya, siapa tahu dia akan berhasil.     

Lalu Mo Yu berbalik badan dan kembali naik ke lantai atas untuk belajar tentang komputer.     

"Anak ini tidak memiliki ambisi, tidak baik dia seperti itu." Kata Xu Pei berharap lebih dari anaknya.     

Lalu sang pengurus rumah belia sudah selesai mengemasi barang-barangnya, wajahnya masih memerah bekas tamparan yang dia terima dari majikannya. Sambil menangis, dia mengulurkan tangannya kemudian berkata, "Bayarkan gajiku bulan ini!"     

Awalnya Xu Pei ingin marah, sayangnya ada anaknya di lantai atas, dia terpaksa menahan emosinya dan melemparkan uang tunai sekitar 4000-5000 yuan ke arah gadis itu.     

"Ambil uangnya dan segera keluar dari sini! Kalau aku sampai melihatmu menggodanya lagi, aku akan patahkan kakimu. Pergi!"     

Gadis itu berjongkok mengambil uang yang berceceran di lantai, kemudian dia berdiri sambil menghapus air matanya dan akhirnya pergi dari rumah.     

"Kamu sedih melihatnya pergi?" Tanya Xu Pei melirik Mo Changwen yang hanya diam.     

"Tidak, hanya saja, kamu kan sudah tahu aku punya anak di luar nikah yang sudah lama tidak aku temui. Aku…"     

Mo Changwen tidak hanya merindukan anaknya, tetapi juga merindukan kekasihnya. Entah bagaimana nasib mereka berdua tanpa dirinya.     

"Jangan berharap kamu bisa bertemu dengan mereka. Aku sudah memberi mereka uang, sekarang mereka pasti sudah keluar dari Rongcheng." Mo Changwen melotot ke arah Xu Pei.     

"Kenapa? Kamu tidak suka dengan yang aku lakukan? Aku ingatkan padamu, Mo Changwen, tidak ada yang boleh menggantikan posisinya, sampai kapan pun dia adalah satu-satunya putramu!"     

Setelah itu, Xu Pei naik ke atas, Mo Changwen duduk di sofa dengan perasaan kecewa.     

'Mo Jinrong! Tunggu saja pembalasanku!'     

Mo Changwen menggertakan gigi, kedua tangannya mengepal, dan meninju sofa.     

...     

Di rumah Keluarga Lan.     

Semenjak kejadian beredarnya rumor yang hampir menjatuhkan karir Lan Tingyun, Zhao Xiumei menjadi sering sakit-sakitan, dia sudah terbaring di tempat tidur selama satu minggu lebih, dia hanya dirawat oleh keluarga Lan Tingyi.     

"Dasar anak kurang ajar! Ibunya sakit, dia tidak sedikit pun menjenguk ibunya, dia sudah tidak menganggap aku sebagai ibunya lagi!" Zhao Xiumei terbaring di tempat tidur sambil memaki anaknya.     

"Bu, adik ipar juga sudah berbuat keterlaluan, dia marah kepada Ibu hanya karena masalah kecil saja, pasti Lan Anran yang melapor yang tidak-tidak kepada ayahnya." Kata Xu Yanshan yang duduk di samping.     

"Lan Anran, gadis itu masih kecil tetapi berani memicu perselisihan. Dia sungguh membuatku kesal!" Zhao Xiumei lanjut memaki Lan Anran.     

"Nenek, jangan marah dulu. Nenek pasti belum tahu apa yang telah dia perbuat di sekolah. Aku agak malu menceritakannya kepada nenek. Sekarang di sekolah beredar rumor, aku malu sekali melanjutkan cerita ini. Bukannya aku mengatai tentang kakak, hanya saja setiap hari aku harus menghadapi pandangan orang, aku tidak tahan." Kata Lan Yaxin dengan berat hati.     

"Cucuku yang baik, ceritakan kepada nenek, apa yang dilakukan oleh Lan Anran?" Zhao Xiumei tidak sabar mendengarkan.     

"Nenek, aku akan menceritakan kepadamu, tetapi nenek jangan marah, juga jangan menyalahkan kakak. Kakak telah berbuat ulah di sekolah. Dia menendang selangkangan salah satu teman laki-lakinya di kelas, laki-laki itu adalah putra dari Grup Lin. Aku dengar kabar dia saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Berita ini tersebar satu sekolah, aku malu pergi ke sekolah. Ada rumor yang mengatakan kakak marah karena diputuskan oleh laki-laki itu." Lan Yaxin menceritakan secara detail, membuat darah Zhao Xiumei mendidih.     

"Si perempuan jalang itu! Di usia semuda itu dia berani melakukan tindakan sekeji itu. Apa yang akan terjadi nanti? Anak itu sudah bersuami, tetapi dia berani bermain api di luar. Anak itu memalukan!"     

"Bu, aku tidak menyangka Lan Anran yang masih muda berani melakukan perbuatan sekejam itu. Aku dengar Grup Lin mengirim Bodyguard ternama untuk menjaga anaknya. Grup Lin tidak mungkin membiarkan masalah ini berlalu begitu saja." Xu Yanshan mulai memanas-manasi suasana.     

"Aduh, Yanshan, Yaxin, buat apa kalian menceritakan hal ini kepada Ibu. Aku tidak peduli apapun yang dia lakukan. Bu, Ibu juga jangan sedih dengan perlakuan adik. Aku yakin nanti adik pasti akan menemui Ibu. Ibu tenang saja. Pada saatnya nanti, kita akan membalas perbuatan mereka."     

Perkataan Lan Tingyi ada benarnya, semua orang tahu seperti apa pemilik Grup Lin, meskipun Lan Tingyun memiliki rumah sakit sehebat apapun, tidak mungkin bisa mengalahkan grup Lin. Suatu saat Grup Lin pasti akan menyingkirkan Lan Tingyun dari posisinya, dan Lan Tingyi akan menggantikan posisinya.     

Zhao Xiumei mengangguk, dia sependapat dengan Lan Tingyi.     

"Mereka pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. Lihat saja apakah Lan Anran masih berani!"     

"Bu, suasana hati Ibu pasti sudah membaik kan. Begini Bu, Ya Xin ada keinginan membeli sepasang sepatu yang mirip dengan sepatu teman-temannya. Akhir-akhir ini suasana keluarga kita sedang kacau dan uangku menipis. Apakah Ibu bisa meminjamkan kami uang, tunggu sampai kami ada uang, akan kami kembalikan uang Ibu." Kata Xu Yanshan sambil memasang wajah menyedihkan.     

"Buat apa pinjam. Toh buat cucuku sendiri. Ini kartu ATM lama yang Lan Tingyun berikan kepadaku. Di dalamnya masih ada puluhan ribu yuan. Ambil saja uang ini. Aku tahu kalian tidak ada pemasukan." Zhao Xiumei memberikan kartu ATM kepada Xu Yanshan.     

Lan Yaxin yang tahu fakta sebenarnya. Dia tidak ada keinginan membeli sepasang sepatu, sebaliknya, ibunya yang ada keinginan membeli tas seharga 50.000 yuan, selain itu, dia ingin uang untuk bermain Mahjong, sedangkan ayah selalu kalah berjudi. Orang tuanya hanya menggunakan dia sebagai alasan untuk meminta uang kepada nenek.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.