Istri Cantik-cantik Ganas

Ciuman Di Depan Umum?



Ciuman Di Depan Umum?

0"Hanya itu yang mau kamu sampaikan kepadaku?" Mo Jinrong memegang pelipisnya, dia menengadahkan kepalanya sambil memelototi Rong Ze.     
0

"Kamu lebih baik, banyak memperhatikan istrimu. Ada rumor yang mengatakan dia berpacaran dengan seorang laki-laki di sekolah."     

"Kami hanya menikah kontrak, apa yang dia perbuat, tidak ada hubungannya denganku."     

Rong Ze terkejut, kemudian dia berkata, "Benarkah? Aku dengar si laki-laki itu adalah putra dari Grup Lin. Apakah kamu tidak penasaran?" Rong Ze tersenyum.     

Mo Jinrong sudah mendengar rumor yang beredar dari tadi pagi. Rumor tentang Lan Anran itu tersebar di mana-mana.     

"Putra dari Grup Lin?"     

Mon Jinrong mengangkat alisnya, Lin Jiakang tidak mungkin akan berdiam diri, karena putranya merupakan anak kesayangannya, dan satu-satunya penerus Keluarga Lin.     

"Sekarang muncul rumor tentang putranya. Meskipun biasanya Lin Jiakang tidak terlalu peduli masalah yang terjadi pada putranya, tetapi dia hanya memiliki satu putra, pasti sekarang dia marah besar."      

Rong Ze berdiri. Dia hari ini sebenarnya ingin melihat pertunjukan yang menarik dari Mo Jinrong dan Lan Anran, menurutnya, mereka adalah pasangan yang aneh.     

Sesudah Rong Ze pergi, Mo San berkata, "Tuan Muda, apakah Nona Lan selicik ini?"     

Berdasarkan apa yang diselidiki Mo Jinrong, Lan Anran bukanlah gadis baik-baik, sepertinya memang karakternya seperti itu.     

"Besok jemput dia. Aku takut Lin Jiakang tidak akan berdiam diri mendengar rumor itu."     

"Baik." Jawab Mo San, lalu dia undur diri.     

Keesokan harinya, mobil Mo Jinrong berhenti di depan pintu rumah Keluarga Lan.     

Lan Anran berencana berangkat pukul tujuh, karena hari ini hari Senin, jadi dia mau berangkat lebih awal dibandingkan dengan Lan Yanran, untuk mengurus beberapa hal. Saat dia keluaŕ rumah, Lan Anran melihat Mobil Bentley Mo Jinrong sudah terparkir di depan rumahnya.     

Lan Anran tidak terkejut melihat kedatangan Mo Jinrong.     

"Tuan Muda Mo, ada apa datang ke sini pagi-pagi, apakah kamu merindukanku?"     

Tanpa disuruh, Lan Anran naik ke mobil, duduk berjarak dengan Mo Jinrong, berjaga-jaga agar penyakit Mo Jinrong tidak kambuh.     

"Nona Lan, hari ini hari pertama pemilihan calon artis pendatang baru. Lakukan tugasmu dengan baik." Kata Mo Jinrong dengan suara pelan.     

"Baiklah, baiklah."     

Saat dia selesai menjawab, ada sebuah pesan masuk di ponselnya.     

"Bos, menurutmu bagaimana miniatur bongkar pasang ini? Kata si kurus, miniatur bongkar pasang ini besar dan panjang. Aku rasa barangnya bagus."     

Si gendut mengirim pesan tulisan dan mengirim foto miniatur bongkar pasang Groot yang besar.     

Groot ini adalah koleksi si gendut yang paling besar di antara koleksi yang lain. Setiap kali si gendut mendapatkan barang yang bagus, dia pasti menceritakannya kepada Lan Anran.     

Saat sopir mengemudikan mobil, tiba-tiba…     

Sang sopir menginjak rem mendadak, ponsel Lan Anran jatuh ke bawah, dan tubuhnya oleng sampai menindih tubuh Mo Jinrong.     

Mereka saling bertatapan, tercium bau harum dari tubuh Lan Anran. Harum sekali.     

Semua orang di dalam mobil terkejut. Tubuh Lan Anran berada di atas tubuh Mo Jinrong. Kejadian yang sangat jarang terjadi.     

Sang sopir pun meminta maaf. "Maafkan aku, Tuan Muda. Saya terlalu terburu-buru. Aku akan mengemudikan mobil kembali."     

"Mau sampai kapan kamu berada di atas tubuhku?" Mo Jinrong mengangkat tangan Lan Anran, dahinya berkeringat, dia masih menatap Lan Anran, dan dari nada suaranya tadi, dia terlihat panik.     

Lan Anran akhirnya tersadar dirinya menindih tubuh Mo Jinrong, dia buru-buru bangkit di saat sopir mengemudikan mobilnya lagi.     

Tiba-tiba! Lagi-lagi sopir menginjak rem mendadak!     

Tubuh Lan Anran kembali oleng, dia terjatuh lagi, tidak sengaja bibirnya menyentuh wajah Mo Jinrong, dan meninggalkan bekas lipstik di wajah Mo Jinrong.     

"Kamu… apa yang kamu lakukan? Kamu ingin dipecat?" Kata Mo San marah kepada sang sopir.     

"Maafkan aku. Aku… aku." Sang sopir terbata-bata.     

"Cepat jalan!" Mo San kesal dengan sang sopir yang menyebabkan Tuan Muda saat ini terlihat panik dan malu.     

Lan Anran merasa bersalah, dia menghapus bekas ciuman di wajahnya. Dia menghapus sambil tersenyum.     

Mo Jinrong berkata dengan kikuk. "Ponsel… ponselmu jatuh."     

"Iya."     

Ponselnya sudah terpelanting sampai ke posisi bawah kursi mobil, setelah rem mendadak sebanyak dua kali tadi. Mau tidak mau dia membenamkan wajahnya dan tubuhnya ke atas tubuh Mo Jinrong, untuk mengambil ponselnya.     

Mo Jinrong kembali deg-degan, keringat di dahinya hampir mengucur ke bawah. Belum lama mereka tidak sengaja berciuman, sekarang kedua kalinya tubuh mereka berdekatan.      

Lan Anran mengulurkan tangan meraih ponselnya yang jatuh ke bawah kursi mobil. Wajah Lan Anran memerah. Merasakan tubuh mereka berdekatan seperti ini, jantung Mo Jinrong berdebar-debar sangat kencang.     

"Aku berhasil mengambil ponselku." Lan Anran berteriak kegirangan setelah bersusah payah meraih ponselnya.     

Mo Jinrong melihat layar ponsel yang dipegang Lan Anran belum mati, ada kalimat pesan yang terbaca oleh Mo Jinrong.     

"Panjang dan besar… "     

Sebelum Mo Jinrong membaca sampai habis, Lan Anran langsung mematikan ponselnya.     

Wajah Mo Jinrong berubah muram, dia berkata dengan dingin, "Nona Lan, jangan lupa kamu sudah menikah. Aku tidak peduli apa yang kamu lakukan, tapi kamu harus ingat, apapun yang kamu lakukan akan mempengaruhi nama baik Keluarga Mo. Aku sudah mendengar rumor tentang mu dengan putra dari grup Lin yang tersebar luas. Tolong jangan membuat malu Keluarga Mo. Putuskan hubunganmu dengan pria yang mengirimkan pesan tidak senonoh di ponselmu, aku tidak mau menantu dari Keluarga Mo berperilaku yang tidak pantas."     

Wajah Lan Anran memerah. Setelah mendengar ucapan Mo Jinrong, dia membaca pesan di ponselnya lagi, seketika wajahnya lebih memerah dibandingkan sebelumnya.     

Mo Jinrong telah salah paham. Dia bingung bagaimana cara menjelaskan kesalah pahaman ini. Lan Anran hanya bisa mengangguk, tanpa berkata sepatah kata pun.     

Sepanjang perjalanan suasana di mobil terasa kikuk di antara mereka berdua. Mo San memandang mereka berdua yang duduk di depannya. Dia merasa tidak bisa melakukan apa-apa, jadi dia menundukan kepalanya, tanpa sadar Mo San tertidur. Suara dengkuran Mo San mengalun di setengah perjalanan mereka sampai di tempat tujuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.