Istri Cantik-cantik Ganas

Berhasil Mengambil Alih Peralatan Medis



Berhasil Mengambil Alih Peralatan Medis

0"Baiklah, kalian pergi melihat barangnya. Aku mau menyemangati Yanran, Dia sedang giat berlatih menyanyi dan menari untuk persiapan pemilihan calon artis yang beberapa hari lagi diselenggarakan." Kata Li Yueru sambil tersenyum.     
0

Lan Anran lalu teringat bahwa dia ditugaskan Mo Jinrong untuk membantunya menentukan calon artis di grup perempuan.     

Di rumah sakit.     

Si gendut dan Zhao Ming sudah menunggu di pintu belakang rumah sakit.     

"Mingming, jangan baca buku lagi. Apakah kamu sudah mempersiapkan apa yang akan kamu katakan nanti?" Si gendut terlihat agak bosan menunggu kedatangan bosnya.     

"Iya." Mingming hanya menjawab singkat, lalu membaca buku lagi.     

"Lihat dirimu. Kamu jago matematika, kenapa setiap hari malah membaca buku tentang filosofi. Tidak menarik." Ejek si gendut. Kepalanya terasa pusing melihat isi bacaan buku yang di baca oleh Zhao Ming. Entah kenapa Zhao Ming suka membacanya.     

"Lalu buku tentang apa yang menurutmu menarik? Berikan aku rekomendasi buku yang bagus." Tanya Zhao Ming dengan rasa penasaran yang tinggi.     

"Kamu bertanya ke orang yang tepat. Apakah kamu pernah membaca tentang Jin Pingmei? Ceritanya tidak hanya sekedar tulisan, tetapi ada gambar, dan juga dia bukan tokoh fiktif. Setiap kali aku bosan, aku akan membaca buku tentangnya. Kalau ada tulisan sastra kuno yang tidak ku mengerti, sudah ada terjemahannya di dalamnya. Apakah kamu mau mencoba membacanya?" Si gendut mengangkat alisnya melihat ke arah Zhao Ming, dari perkataannya terlihat si gendut memiliki selera yang buruk.     

"Pergi!" Kata Zhao Ming sambil menoleh ke arah yang lain.     

"Cih! Tidak menarik." Tidak lama kemudian, Lan Anran datang bersama ayahnya menuju pintu belakang.     

"Ayah, dia adalah temanku, namanya Zhao Ming." Lan Anran memperkenalkan kepada ayahnya.     

Zhao Ming yang melihat kedatangan mereka, dia menutup bukunya, lalu segera berdiri sambil tersenyum.     

"Halo, Paman Lan."     

Lan Tingyun memperhatikan Zhao Ming dari atas ke bawah, tubuhnya kurus, memakai kacamata bingkai hitam, potongan rambut cepak, membawa buku bacaan tentang filosofi, sepertinya dia murid pintar di sekolah.     

Lan Tingyun berkata sambil tersenyum, "Kamu suka buku tentang filosofi. Kamu memang hebat. Apakah kamu ayah Zhao Ming?"     

Lan Tingyun memuji Zhao Ming dan menatap ke si gendut sambil tersenyum.     

Si gendut terkejut, 'apakah aku setua itu?'     

"Ayah, dia tukang angkutnya." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Maafkan aku. Aku lihat peralatan medis ini dulu."     

Lan Tingyun berkata dengan perasaan bersalah. Dia berdiri di samping tumpukan kotak melihat kondisi barang, lalu dia mengangguk.     

"Barangnya bagus. Nak, keluargamu menjual barang-barang ini dengan harga murah? Anran bercerita kepadaku, keluargamu akan menutup usaha kalian sehingga barang-barang ini dijual dengan harga murah?" Tanya Lan Tingyun.     

"Benar, Paman Lan. Usaha keluarga sepi, jadi kami tidak ada jalan lain. Kami baru saja membuka usaha ini, tetapi tidak lama kemudian bangkrut. Orang tuaku sekarang sudah pindah ke luar negeri. Setelah aku menjual peralatan medis ini, aku juga berencana tinggal di luar negeri." Kata Zhao Ming sambil menatap Lan Anran.     

Awalnya Lan Tingyun berniat membantu keluarganya, tetapi karena dia dan keluarganya pindah ke luar negeri, jadi dia mengurungkan niat menawarkan bantuan.     

"Baiklah. Aku akan membelinya, tetapi aku mau membayar dengan harga asli, tidak perlu memberikan potongan harga."     

Lan Tingyun tersenyum, setelah dia melihat kondisi barang, dia yakin peralatan medis yang dia beli ini kualitasnya bagus. Lan Tingyun mengeluarkan kartu ATM sambil berkata: "Xiaozhao, di dalam kartu ini sudah ada uang peralatan medis sejumlah 50.000.000 yuan." Lan Tingyun berkata dengan serius.     

Lan Anran melambaikan tangan dari belakang, sebagai isyarat agar Zhao Ming segera pergi.     

Kata Zhao Ming sambil tersenyum, "Paman, maaf, aku harus segera pergi, agar tidak ketinggalan pesawat sore nanti."     

Lan Tingyun terlihat agak kecewa karena baru sebentar bertemu, dia sudah mau pergi.     

"Baiklah. Paman doakan kamu selamat sampai tujuan." Zhao Ming mengangguk.     

"Ayah, biarkan dia pergi. Aku mau antarkan dia pergi sambil mengobrol dengannya." Lan Anran tersenyum dan mendorong Zhao Ming keluar dari area rumah sakit.     

Di luar rumah sakit, Lan Anran memuji Zhao Ming, "Zhao Ming, kamu pintar sekali bersandiwara, dari mana kamu mempelajarinya?"     

"Bos, apakah Bos sedang memujiku? Bagaimana dengan uang ini?" Zhao Ming membetulkan kacamatanya.     

"Ambil saja, itu gaji kalian bertiga untuk tiga bulan." Kata Lan Anran tersenyum.     

"Benarkah? Sebanyak ini?" Si gendut terkejut, dia mendapatkan gaji sebanyak ini dari bosnya, dia bisa membeli vila dengan gajinya ini.     

"Cepat pergi, jangan banyak omong. Oh iya, bagaimana dengan tugas yang aku minta kamu lakukan?" Tanya Lan Anran.     

"Aku sudah meminta si kurus mengawasi Mo Jinrong. Untuk saat ini belum ada yang mencurigakan." Kata Si gendut.     

"Baiklah. Hati-hati, Mo Jinrong orangnya sangat cerdik. Pergilah kalau begitu."     

Selesai mengobrol, mereka berpisah satu sama lain.     

...     

Di keluarga Mo.     

"Tuan Muda, apakah kamu sudah mempersiapkan untuk acara besok?" Tanya Mo San.     

"Besok kamu wakilkan aku untuk mengurusnya." Kata Mo Jinrong dengan dingin.     

"Tuan Muda, Tuan Mo besok pasti akan ikut mengawasi, takutnya nanti akan timbul masalah. Lagipula bukankah kamu sudah meminta Lan Anran membantumu menentukan grup perempuan, jadi tidak perlu khawatir."     

Meskipun dia harus bertemu dengan calon artis di grup perempuan nanti, tetapi dia tidak ingin mengambil resiko terjebak dalam rencana jahat Mo Changwen.     

"Hal apa yang masih mengganggu pikiran Tuan Muda?" Rong Ze tiba-tiba masuk sambil tertawa, hari ini dia mengenakan setelan pakaian berwarna merah dan topi warna putih.     

"Tuan Rong Ze, kamu sudah datang, Tuan Muda sedang kepikiran tentang pemilihan calon artis pendatang baru besok." Kata Mo San.     

"Besok pemilihan calon artis pendatang baru Perusahaan Luo Tian yang diadakan setahun sekali. Apa yang membuatmu kepikiran?" Rong Ze tersenyum.     

"Kamu jelas-jelas sudah tahu, masih saja bertanya." Mo Jinrong menatap tajam ke Rong Ze.     

"Tuan Muda Mo, nasibmu sial sekali. Seorang Tuan Muda yang gagah berani, sekarang nyalinya menciut." Rong Ze tertawa.     

"Kamu datang ke sini hanya ingin menertawakanku? Bagaimana dengan tugas yang aku berikan kepadamu?" Tanya Mo Jinrong dengan nada dingin tanpa menoleh ke arahnya.     

"Belum ada. 'Q' sepertinya sekarang lebih berhati-hati denganku, aku curiga dia juga tidak akan bekerja sama yang tulus denganku." Kata Rong Ze.     

"Jangan bilang kamu mau ke sini hanya mau memberitahuku, bahwa kamu ingin bekerja sama dengan nya?" Mo Jinrong curiga kepada Rong Ze. Terkadang pria ini suka bermain licik.     

"Rencanaku seperti itu, tetapi dia menolaknya." Jawab Rong Ze dengan nada tidak berdaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.