Istri Cantik-cantik Ganas

Memberi Pelajaran Kepada Lin Cheng



Memberi Pelajaran Kepada Lin Cheng

0"Apakah menurutmu ini hal yang menyenangkan?"     
0

Lan Anran menatap Lin Cheng dengan tajam, tanpa rasa takut sedikit pun.     

"Tidak, tetapi kamu yang membuat ini menjadi menyenangkan."     

Lin Cheng semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Lan Anran. Barulah dia menyadari Lan Anran parasnya sangat cantik, selain itu tercium bau wangi dari tubuh gadis ini.     

"Aku hitung sampai tiga, kalau kamu tidak melepaskan aku, jangan salahkan aku bersikap kurang ajar kepadamu." Kata Lan Anran dengan nada dingin.     

Suasana kelas sunyi senyap, mereka tegang melihat apa yang terjadi di hadapan mereka ini.     

"Baiklah, aku tunggu." Lin Cheng tidak takut dengan ancaman Lan Anran, apa yang bisa gadis desa ini lakukan padanya?     

Siapa yang tidak bisa mengancam?     

"Satu….dua.." Lan Anran semakin menantang, saat akan menghitung ke hitungan yang ketiga, dia berhenti.     

"Kamu yakin tidak mau melepaskan aku?" Lan Anran masih memberi Lin Cheng kesempatan, dari cara dia bertanya, menunjukan jika dia ingin menakuti Lin Cheng, namun Lin Cheng masih tidak mau melepaskan dirinya.     

"Tiga!" Setelah hitungan ketiga, tiba-tiba Lan Anran menendang bagian selangkangan Lin Cheng dengan keras.     

Seketika raut wajah Lin Cheng berubah, dia berkeringat dingin karena rasa sakit dari tendangan Lan Anran.     

"Aduh! Lan Anran!"     

Lin Cheng ingin berdiri, namun rasa sakitnya semakin lama semakin kuat, raut wajahnya berubah dan dia jatuh tergeletak di lantai, tangannya masih memegang ke bagian tubuhnya yang sakit, lalu menatap Lan Anran dengan penuh amarah.     

"Jangan memelototi aku. Lebih baik kamu segera ke klinik, daripada hidupmu berakhir."     

Lan Anran berkata dengan santai, lalu kembali ke tempat duduknya. Murid-murid yang lain masih terdiam menyaksikan kejadian ini, seakan mereka bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh Lin Cheng.     

"Dia hebat sekali. Sudah tamat riwayat Lin Cheng!" Beberapa orang berbisik.     

"Habislah riwayat Lan Anran. Lin Cheng adalah satu-satunya pewaris Grup Lin. Grup Lin tidak akan memaafkannya." Beberapa orang memiliki pendapat yang berbeda.     

"Mendengar suara erangan sakit Lin Cheng saja aku tau, itu pasti sakit sekali!" Kata seorang anak laki-laki dengan suara pelan.     

"Gadis desa tetaplah gadis desa, selalu menyelesaikan masalah dengan kekerasan."     

Sun Hui dari luar mengejek Lan Anran, namun dari lubuk hatinya yang dalam, dia sangat kagum dengan apa yang dilakukan gadis itu, dia hanya malu mengungkapkannya.     

Beberapa siswa memapah Lin Cheng menuju klinik. Suara erangan kesakitan Lin Cheng memenuhi satu gedung sekolah.     

Bel masuk telah berbunyi, Li Yue masuk ke kelas.     

"Kemarin banyak siswa yang telah dieliminasi, tetapi kali ini ada satu siswa dari kelas kita yang peringkatnya naik, yaitu Zhao Xiaolei. Ayo kita semua beri tepuk tangan untuknya."     

Satu kelas memberi tepuk tangan untuk Zhao Xiaolei. Zhao Xiaolei senang dengan prestasi yang dia dapat, namun dia belum bisa puas diri.     

Dia masih harus mengikuti Kompetisi Medis babak selanjutnya, masih harus membuat ramuan obat lagi, berbeda dengan teman sebangkunya, Lan Anran yang prestasinya luar biasa. Dia sangat mengaguminya.     

Tidak terasa pelajaran selama satu hari ini telah usai. Rumor tentang dia dan Lin Cheng mulai tersebar di satu sekolah dengan berbagai macam versi. Lan Anran tidak menanggapinya, dia tetap tenang membereskan barang-barangnya untuk siap-siap pulang.     

"Lan Anran, berita tentangmu sudah beredar luas. Bagaimana ini?"     

"Aku tidak peduli."     

Lan Anran hanya tersenyum, kemudian dia keluar dari kelas. Dan Zhao Xiaolei menatapnya dengan kagum.     

...     

Sepulang sekolah, Lan Anran berpisah dengan Lan Yanran di pintu gerbang sekolah.     

"Kak, ada rumor yang beredar tentangmu. Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Lan Yanran dengan penasaran.     

Lan Yanran mendengar rumor dengan berbagai macam versi tentang kakaknya. Ada yang bilang Lan Anran berpacaran dengan Lin Cheng. Ada juga yang bilang Lan Anran putus dengan Lin Cheng, karena tidak terima putus, akhirnya Lan Anran marah dan meluapkan emosinya dengan melakukan kekerasan kepada Lin Cheng, dan sebagainya.     

"Hanya masalah kecil. Kamu pulang beritahu ayah dan ibu, aku pergi ke rumah Keluarga Mo, dan pulang agak malam." Saat Lan Anran hendak pergi, Lan Yaxin muncul di hadapannya.     

"Kakak, banyak rumor tentang kakak, aku tidak tahu apakah rumor itu benar atau bohong."     

"Tidak ada urusannya denganmu, gadis tengik!" Kata Lan Yanran membela kakaknya.     

"Kamu…" Lan Yaxin terpancing emosi.     

"Sejak kapan kamu suka bergosip? Jangan ikut campur dengan urusanku." Lan Yanran memasang tampang jelek untuk mengejek Lan Yaxin, lalu dia pergi meninggalkannya.     

"Cih! Dasar perayu laki-laki. Lihat saja, aku akan beritahukan rumor ini kepada nenek!" Kata Lan Yaxin memaki-makinya, kemudian dia pulang.     

Di rumah keluarga Mo.     

Nenek Mo sangat senang melihat kedatangan Lan Anran. Dia memegang tangan Lan Anran sambil berkata, "Kamu lama tidak ke sini, parasmu semakin lama semakin cantik."     

"Nenek juga lebih awet muda." Mulut manis Lan Anran, membuat Nenek Mo berbunga-bunga.     

"Ckck… lihatlah gadis ini pintar sekali memujiku. Jinrong masih sibuk di kantor, jadi tidak bisa menemanimu di sini. Karena kamu sudah di sini, jadi temani Nenek mengobrol ya, Nenek sendirian saja di rumah jadi Nenek kesepian."     

"Nenek, kenapa Nenek sendirian saja, Bibi ke mana?"     

Lan Anran sedikit merasa aneh melihat Xu Pei tidak ada di rumah. Di kehidupan yang sebelumnya, dia selalu melihat Xu Pei pasti berada tidak jauh-jauh dari Nenek Mo, jadi agak aneh melihat Xu Pei tidak ada di rumah.     

"Apakah yang kamu maksud adalah istri Mo Changwen? Baru-baru ini Mo Changwen telah ketahuan berselingkuh, jadi menantuku sedang mengawasinya. Ini semua salah putraku yang bejat, perbuatannya sudah sangat keterlaluan. Tapi kamu tenang saja, Jinrong tidak akan melakukan itu, aku sendiri yang membesarkan Jinrong, jadi aku sudah tahu karakternya. Dia tidak pernah berpacaran, tetapi setelah memutuskan menikah, dua hari kemudian istrinya mati. Anran, Nenek bukan ingin menakutimu, kamu juga tetap harus berhati-hati ya." Kata Nenek Mo memberi peringatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.