Istri Cantik-cantik Ganas

Niat Jahat



Niat Jahat

0"Sudahlah, jangan sebut-sebut tentang gadis pembawa sial itu, ayo kita pergi. Nenek akan membeli makanan lezat dan pakaian yang bagus untukmu." Zhao Xiumei menarik tangan Lan Yaxin dengan hati gembira.     
0

Zhao Xiumei mengajak Lan Yaxin pergi ke Mal, membeli beberapa pakaian yang bagus, dan makan malam.     

Banyak orang yang makan di restoran membicarakan rumor tentang Lan Tingyun, Zhao Xiumei ikut malu mendengarnya.     

Lan Tingyi tidak menggubris perkataan orang, dia malah asyik melahap nasinya. Xu Yanshan menendang kakinya, memberikan isyarat untuk menjaga sikapnya.     

"Bu, adik pasti sekarang sedang terpuruk, apakah kita tidak membelanya?" Lan Tingyi berbicara sambil masih asyik makan.     

"Baiklah, baiklah."     

Zhao Xiumei mengeluarkan ponselnya, dia berpikir sejenak kalimat apa yang harus dia ketik. Satu paragraf selesai diketik, kemudian dia hapus, begitu seterusnya sampai setengah jam lebih lamanya, sampai akhirnya dia merasa puas dengan rangkaian kalimat yang dia ketik, kemudian dia mengunggahnya di media sosial.     

Zhao Xiumei merasa jengkel, rencananya kali ini gagal total. Dia harus memikirkan cara lain untuk menghukum keluarga putra bungsunya     

...     

Gara-gara kejadian di rumah sakit, Lan Tingyun pulang larut malam, Li Yueru mengkhawatirkan suaminya     

"Bagaimana situasinya, suamiku?"     

"Tidak akan ada apa-apa. Aku tidak merasa telah melakukan kesalahan, tadi ada petugas dari Dinas Kesehatan yang akan membantu memeriksa masalah ini. Tenang saja, situasi ini akan segera membaik."     

Lan Tingyun menenangkan istrinya.     

"Kita juga belum jelas asal usul mereka, jangan-jangan mereka hanya menginginkan uang?" Tanya Li Yueru.     

Pada saat bersamaan, Lan Yanran berlari menghampiri mereka dengan berteriak.     

"Ayah, ibu, kakak, lihatlah, nenek mengunggah tulisan yang membela ayah di Weibo."     

Lan Tingyun mengambil ponsel yang ditunjukkan anaknya, dan membaca postingan ibunya di Weibo.     

"Saya yakin Putra saya, Lan Tingyun tidak mungkin melakukan hal sekeji itu, saya percaya kepadanya. Dia adalah seorang dokter yang baik, dan orang yang baik. Saya sebagai orang yang berkecimpung di dunia pengobatan selama 30 tahun bersumpah bahwa putra saya tidak bersalah. Pasti ada orang jahat yang mau menjatuhkan dia. Saya harap kalian semua percaya, dan sebentar lagi fakta yang sebenarnya pasti akan terungkap. Anakku, semangat ya!"     

Lan Tingyun membaca unggahan itu sambil menangis terharu. Dia tidak menyangka ìbunya membela dirinya di saat dirinya sedang berada di situasi yang buruk.     

Sebaliknya Li Yueru tidak merasa tersentuh saka sekali. Dia mengira mertuanya membela anaknya demi menaikan nama baik rumah sakit. Kalau nama rumah sakit hancur dan mengalami kebangrutan, mereka juga tidak bisa meminta uang lagi.     

"Ayah, aku rasa nenek melakukannya demi nama baiknya dan nama baik rumah sakit?"     

Lan Yanran juga berpikiran yang sama dengan ibunya. Neneknya tidak mungkin berbaik hati kalau tidak ada tujuan dibaliknya.     

"Yanran, sejahat apapun nenekmu, dia tetaplah nenekmu. Jangan menjelekan nenekmu seperti itu lagi."     

Lan Tingyun menasehati anaknya.     

"Ayah, sebenarnya kejadian ini neneklah pelakunya." Kata Lan Anran menghampiri mereka.     

"Anran, jangan berbicara sembarangan."     

Lan Tingyun tidak percaya, bagaimana pun dia adalah anak ibunya. Ibunya tidak mungkin berniat mencelakakannya.     

Lan Anran lalu memutar ulang rekaman suara, ekspresi Lan Tingyun pun berubah menjadi serius.     

"Kenapa ibu setega itu?" Kata Li Yueru dengan kesal.     

"Ayah, ini aku diam-diam merekam saat aku tadi ke rumah nenek, aku tidak akan menyebarkan rekaman suara ini, karena nenek tetaplah ibunya ayah."     

Lalu Lan Anran mematikan rekaman suara.     

Lan Tingyun terkejut, dia merasa kecewa dengan ibunya. Dia mengira ibunya kali ini menunjukkan rasa sayangnya, tidak disangka, dia melakukan ini demi menutupi kesalahannya.     

Setelah Lan Tingyun kembali tenang, dia berkata, "Anran, apa yang kamu lakukan ini benar, jangan sampai rekaman suara ini sampai tersebar keluar."     

Kemudian, Lan Tingyun naik ke lantai atas dengan perasaan kesepian bercampur dengan kekecewaan.     

"Nenekmu sudah kehilangan hati nurani. Bagaimana bisa dia mau mencelakakan anaknya sendiri? Apakah dia sama sekali tidak merasa bersalah sedikit pun?"     

Li Yueru meluapkan emosinya mendengar perbuatan keji mertuanya.     

Lan Yanran juga ikut memaki neneknya, "Aku sudah bisa menebak, nenek tidak berniat untuk membantu ayah."     

"Bu, dengan adanya rekaman suara ini, nenek tidak akan berani mengganggu kita sementara waktu." Kata Lan Anran dengan susah hati. Kenapa dia memiliki nenek yang jahat? Miris sekali."     

"Nenekmu sudah sangat keterlaluan, menyakiti perasaan ayahmu seperti ini. Tetapi kabar baiknya, dalam 2 hari nama baik ayah dan rumah sakit pasti akan pulih kembali, dan rumah sakit akan kembali ramai seperti dulu lagi."     

Perasaan Li Yueru antara senang dan sedih, semuanya bercampur aduk.      

Lan Anran membuatkan Sup Herbal untuk ibunya. Ibunya pun tertidur selesai meminum sup herbal buatan anaknya.     

Sesudah itu, dia kembali ke kamar dan membuka Laptop. Dia membuka pesan dari si Gendut.     

"Aku sudah mendapatkan Peralatan Medisnya, Bos."     

"Bagus. Tunggu sampai masalah keluargaku beres, aku akan ke sana memeriksa barangnya." Kata Lan Anran dengan wajah serius, kemudian dia menutup laptopnya kembali.     

...     

Di Pasar Gelap.     

Mo Jinrong melakukan inspeksi sendiri peralatan medis.     

"Tuan Muda, Keluarga Lin benar-benar memberikan peralatan medis ini. Kalau kita membeli peralatan medis sebanyak ini, pasti kita harus mengeluarkan banyak uang." Mo San melihat peralatan medis yang diangkut ke dalam mobil sambil tersenyum.     

"Apakah kamu sudah menemukan orang yang bisa dipercaya untuk mengambil alih pekerjaan ini?" Tanya Mo Jinrong dengan nada dingin.     

"Beberapa hari yang lalu ada seorang pria namanya si gendut, dia bilang bersedia mengambil alih penjualan peralatan medis ini." Kata Mo San dengan sikap hormat.     

"Si gendut? Apakah kamu sudah menyelidiki asal usulnya?" Tanya Mo Jinrong lebih lanjut.     

"Sudah. Tidak ada yang mencurigakan. Tuan Muda, jangan khawatir, tidak akan ada masalah. Kamu lebih baik mengkhawatirkan Nona Lan. Keluarganya sedang diterpa rumor besar, kenapa kamu tidak menghubunginya?"     

Mo San membantu menyalakan rokok untuk Mo Jinrong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.