Istri Cantik-cantik Ganas

Malpraktek Medis?



Malpraktek Medis?

0Kelas sore hari ini hanya ada dua mata pelajaran. Setelah bel pulang sekolah berbunyi, semua murid pulang ke rumah mereka masing-masing. Lan Anran teringat Tanaman Hu Hu tidak boleh disimpan terlalu lama, jadi dia memutuskan pergi ke desa untuk menanamnya dan memberi reagen.     
0

Proses pembuatan reagen sudah selesai, tinggal uji coba reaksi dari reagen. Kalau dia uji coba reagen ini ke tubuh Mo Jinrong akan membutuhkan waktu yang lama.     

Karena melihat hari sudah malam, jadi Lan Anran segera pulang sebelum jam makan malam tiba.     

Di meja makan, Lan Tingyun dan Li Yueru sedang membahas tentang peralatan medis.     

"Sekarang di rumah sakit sedang kekurangan stok peralatan medis. Harus ke mana mencari peralatan medis? Sekarang banyak rumah sakit, tetapi jumlah pasien juga semakin banyak, otomatis peralatan medis pun tidak akan cukup." Lan Tingyun memikirkan masalah ini sampai nafsu makannya pun berkurang.     

"Suamiku, jangan cemas. Sekarang perkembangan di rumah sakit semakin maju. Kita juga sudah harus mengikuti zaman dengan membeli beberapa peralatan medis yang baru." Kata Li Yueru sambil tersenyum.     

"Ayah, ibu, jangan cemas. Aku punya teman sekolah yang keluarganya menjual peralatan medis. Aku akan bicara dengannya untuk membeli beberapa peralatan medis, dia juga memberi potongan harga." Kata Lan Anran dengan tersenyum.     

"Benarkah? Siapa namanya? Apa nama perusahaan keluarga temanmu itu?" Lan Tingyun langsung bersemangat begitu melihat ada jalan keluar untuk masalah yang dia hadapi saat ini.     

"Ayah, ibu, perusahaan temanku masih baru, dan belum ada namanya. Nanti akan kutanyakan padanya dan aku akan memberitahu kalian nanti." Ayah dan ibunya senang mendapat kabar ini.     

"Baguslah kalau begitu. Akhir-akhir ini ayahmu cemas sampai rambutnya beruban. Sekarang dia bisa tidur dengan tenang." Kata Li Yueru sambil tersenyum.     

"Baiklah. Cepat tanyakan ke temanmu. Sekarang ada beberapa peralatan medis di rumah sakit yang mulai rusak. Ayah sudah mulai khawatir." Kata Lan Tingyun.     

"Baiklah." Lan Anran menganggukan kepala.     

"Kak, kamu hebat!" Lan Yanran menatap kakaknya. Tidak peduli apapun yang dilakukan kakaknya, dia selalu merasa kakaknya sangat hebat.     

"Anran, kamu coba negosiasi harga dengan temanmu. Ini pembelian dalam jumlah besar, jadi tidak boleh sembarangan bernegosiasi harga. Kalau kamu kurang bisa negosiasi, biarkan ayahmu yang melakukannya. Karena Ibu khawatir jika kamu yang melakukan negosiasi harga." Li Yueru masih menganggap Lan Anran masih terlalu muda untuk urusan negosiasi, itulah yang membuatnya cemas.     

"Ayah, Ibu, biarkan aku mencobanya dulu, lalu kita bicarakan lagi nanti." Lan Anran menenangkan orang tuanya. Dia melakukan semua ini karena dia tahu rumah sakit tradisional ini sangat penting bagi kedua orang tuanya.     

Li Yueru tidak berkata apa-apa lagi, lalu melanjutkan makan malamnya.     

Setelah makan, Lan Yanran yang sedang bosan, membuka ponselnya. Tiba-tiba!     

Muncul berita di ponselnya, dia melotot dan merasa tidak percaya, sampai dia membacanya sekali lagi, baru setelah itu berteriak.     

"Ayah, Ibu, ada masalah besar terjadi!" Teriakan Lan Yanran mengagetkan Li Yueru.     

"Ada apa?"     

Li Yueru berhenti makan. Lan Yanran buru-buru menghampiri ibunya, dan menunjukkan ponselnya.     

Li Yueru mengerutkan kening dan wajahnya terlihat serius.     

Muncul berita tentang rumah sakitnya, isinya ada seorang yang melaporkan rumah sakitnya telah menyebabkan anaknya meninggal. Berita ini sudah menyebar di internet. Banyak orang mengomentari kasus ini.     

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Selama cuti sakit, Li Yueru tidak pernah tahu ada kasus ini.     

"Tingyun! Tingyun!" Li Yueru merasa cemas. Lan Tingyun segera menghampirinya begitu mendengar istrinya memanggilnya.     

"Ada apa?"     

"Tingyun, ada berita yang mengatakan bahwa terjadi malpraktek medis di rumah sakit kita, apakah ini benar?" Kata Li Yueru sambil memegang tangan suaminya.     

"Tidak benar. Akhir-akhir ini memang ada beberapa pasien yang meninggal, tetapi dengan penyebab kematian yang normal, tidak ada hubungannya dengan rumah sakit." Lan Tingyun mengangkat alisnya sambil membetulkan posisi kacamatanya.     

"Kamu tidak membohongiku? Lalu kenapa ada berita seperti ini?" Li Yueru menyerahkan ponsel ke Tingyun.     

"Berita ini bohong. Di rumah sakit tidak ada kasus malpraktek medis. Anak ini aku sendiri yang mengoperasinya. Saat anak itu di bawa ke rumah sakit, dia sudah dalam keadaan kritis, sehingga sudah tidak bisa tertolong." Kata Lan Tingyun sambil marah.     

Lan Anran juga sudah membaca berita itu dan dia percaya jikaayahnya tidak mungkin melakukan hal fatal seperti itu. Ini pasti perbuatan neneknya, dari dulu neneknya selalu berusaha menghancurkan anak bungsunya.     

"Tidak bisa. Aku harus ke rumah sakit dan menjelaskan kepada pihak keluarga pasien. Rumah sakit kita tidak boleh difitnah seperti ini." Lan Tingyun langsung bergegas ke rumah sakit. Sekarang semua orang memaki di media sosial. Jika situasi ini terus berlanjut maka reputasi rumah sakit akan jatuh.     

"Ayah, aku ikut denganmu. Bu, Ibu di rumah saja dengan Yanran."Lan Anran buru-buru ikut ayahnya ke rumah sakit.     

Di rumah sakit.     

Sesampainya Lan Tingyun dan Lan Anran di rumah sakit, mereka melihat ada sepasang pria dan wanita di depan pintu masuk rumah sakit, mereka memegang spanduk dengan tulisan berwarna merah dan menangis meraung-raung. Di sekeliling mereka ada suster dan pasien, mereka semua merekam kejadian ini, yang mengundang banyak reporter datang meliput.     

Lan Tingyun menghampiri mereka dengan ekspresi marah.     

"Apa yang sedang kalian lakukan? Anak kalian sakit jantung, saat dia dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah kritis, ini sama sekali bukan kesalahanku."     

Orang-orang yang berada di pintu masuk rumah sakit menganggap meninggalnya anak itu karena malpraktek yang dilakukannya saat operasi sehingga mereka memakinya.     

Lan Anran tidak bisa berdiam diri melihat ayahnya diserang, jadi dia berdiri di depan ayahnya lalu berkata, "Kasus ini tidak ada hubungannya dengan ayahku. Kalian bisa melihat buktinya, dan memeriksa beberapa pasien yang ditangani saat itu. Jika kalian menyalahkan ayahku tanpa bukti yang jelas, itu berarti bukan kesalahan kami. Kalian bilang ayahku membunuh anak kalian. Tapi jika sampai nanti ayahku terbukti tidak bersalah pada saat pemeriksaan, jangan salahkan kami nanti jika kami akan menuntut kalian."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.