Istri Cantik-cantik Ganas

Hampir Saja



Hampir Saja

0Lan Anran keluar dari Kafe, orang yang membuntutinya berada tidak jauh darinya.     
0

Saat Lan Anran masuk ke Kafe, orang yang membuntutinya itu menyampaikan informasi kemudian mengirimkan buktinya berupa foto-foto kepada Mo Jinrong.     

"Tuan Muda, apakah Nona Lan sedang di suap?" Tanya Mo San penasaran.     

Mo Jinrong hanya diam sambil terus memandangi foto-foto yang dia dapat. Mo Jinrong semakin merasa Lan Anran gadis yang susah ditebak olehnya.     

"Suruh mereka untuk terus mengawasinya." Kata Mo Jinrong dengan nada dingin.     

"Tuan Muda, Nona Lan baru saja menikah denganmu, selain itu dia tidak tinggal di rumah Keluarga Mo, wajar saja jika dia dengan mudahnya menerima uang dari Tuan Mo, karena dia belum tahu watak anggota Keluarga Mo. Dia gadis yang pintar, asalkan kita menasehatinya, dia tidak akan melawanmu." Kata Mo San.     

"Gadis desa tetaplah gadis desa, yang selalu tidak tahan melihat uang, tampaknya dia tidak memahami situasi yang dia alami sekarang." Mo Jinrong meremas foto-foto itu sambil menggertakkan gigi.     

"Tuan Muda, apakah kita perlu bertanya kepada Tuan Mo tentang masalah ini? Dia jelas-jelas menyuap, untuk merugikanmu." Mo San terlihat khawatir.     

"Apakah kamu kira Mo Changwen baru kali ini melakukannya? Kali ini dia terang-terangan mengusikku, aku tentu perlu memberinya pelajaran. Kirimkan foto selingkuhan Mo Changwen kepada Xu Pei, sebagai peringatan untuknya agar tidak melakukan hal sekeji ini lagi." Nada suara Mo Jinrong terdengar lebih dingin.     

"Dengan begitu, akan terjadi perselisihan antara dirinya dengan istrinya, dia pun tidak bisa mengusikmu untuk sementara waktu." Kata Mo San sambil tersenyum.     

"Kamu pintar sekali." Kemudian datanglah Rong Ze dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. masuk ke dalam ruangan.     

"Kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini?" Tanya Mo Jinrong tanpa menoleh ke Rong Ze.     

"Apakah ada orang di rumah ini yang masih tidak mengenalku? sehingga aku masih harus memberitahu dulu sebelum datang? Aku ke sini ingin menyampaikan berita tentang 'Q'." Rong Ze duduk sambil tersenyum.     

"Kamu sudah mendapatkan berita tentangnya?" Mo Jinrong melotot.     

"Lihat ekspesimu, bukankah aku datang ke sini memang untuk menyampaikan berita tentangnya?" Rong Ze menaruh laptop di atas meja.     

"Apa yang kamu lakukan? Kamu di sini untuk mencari 'Q'?" Mo Jinrong terlihat kebingungan.     

"Aku membuat sebuah email untuk 'Q'. Sebenarnya itu adalah Software untuk melacak keberadaan seseorang. Saat dia membuka email itu, aku bisa menangkapnya." Jawab Rong Ze.     

"Lalu kenapa kamu mengerjakan di sini?" Tanya Mo Jinrong.     

"Apa yang kulakukan ini adalah untuk membohonginya. Tapi hati nuraniku akan lebih tenang jika aku mengatakan padanya bahwa aku sedang bersama Xiang Tian." Mo Jinrong terdiam.     

Rong Ze mengirimkan sebuah pesan kepada 'Q'. "Aku sedang bersama dengan Xiang Tian. Apa kamu senang mendapat kabar ini?"     

Sesampainya di rumah, Lan Anran membuka Laptop dan melihat ada pesan dari Rong Ze. Dia membuka pesan dari Rong Ze, lalu membacanya.     

Lan Anran terkejut, Rong Ze melarang dia untuk mencari tahu tentang Xiang Tian, anehnya, sekarang dia terang-terangan mengatakan tentang keberadaan Xiang Tian.     

"Kamu bekerja untuk Xiang Tian,tapi kamu malah berkhianat kepadanya, aku tidak percaya padamu." Kata Lan Anran     

Rong Ze membalas pesan sambil melacak keberadaan 'Q'.     

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Aku memang dibayar oleh Xiang Tian, tetapi aku mau membantumu karena aku lihat kamu tertarik untuk mencarinya, ternyata kamu menolak niat baikku. Ya sudah kalau kamu menolak bertemu dengannya."     

Lan Anran memilih tidak menanggapi Rong Ze, 'bisa jadi dia hanya menjebakku saja.' Lan Anran menutup laptop di saat Rong Ze hampir bisa melacak keberadaan 'Q'.     

"Sial! Aku hampir menemukan keberadaannya, dia malah kabur." Rong Ze memaki-maki.     

"Kira-kira dia ada di mana?" Tanya Mo Jinrong penasaran.     

"Di Jalan Hua Rong." Jawab Rong Ze.     

"Jalan Hua Rong?" Muncul kecurigaan dalam hati Mo Jinrong.     

"Bukankah itu lokasi tempat tinggal Keluarga Lan?"     

"Apakah ini hanya kebetulan?" Rong Ze juga mulai curiga.     

Lan Anran menatap laptop, titik lokasi berhenti di Jalan Hua Rong. Di pikiran Mo Jinrong banyak pertanyaan yang bermunculan.     

"Tuan Muda, apakah kamu mau memastikan dulu ke Nona Lan?" Tanya Mo San.     

Mo Jinrong menggelengkan kepala. "Aku tidak mau membuatnya panik, dan menimbulkan kecurigaan."     

"Ini menarik!" Rong Ze tertawa, dia merasa 'Q' sangat pintar, dia adalah lawan yang sebanding dengannya.     

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Mo San.     

"Kita tunggu saja." Jawab Mo Jinrong.     

"Kalau begitu tunggulah dengan sabar. Hari ini aku gagal menangkapnya, aku pulang dulu."     

Rong Ze hari ini awalnya begitu percaya diri bisa menangkap 'Q', tapi tidak disangka 'Q' orang yang cerdik sampai bisa lolos dari jebakannya, dia malu menerima kenyataan itu.     

...     

Beberapa hari kemudian, Lan Anran tidak mengkhawatirkan tentang kompetisi. Dia malah sedang menyelidiki ramuan obat untuk penyakit Mo Jinrong. Mo Jinrong tidak bisa manahan penyakitnya secara terus-menerus, karena Mo Changwen terus mengincar posisi ahli waris keluarga Mo, jadi dia harus cepat menemukan ramuan obat yang bisa menyembuhkan Mo Jinrong.     

Sepengetahuan Lan Anran, ramuan obat yang cocok untuk menyembuhkan Mo Jinrong adalah Ning Xiang. Masalahnya dia belum menguasai ilmu tentang ramuan obat tersebut, dan juga bahannya susah dicari seperti, Tanaman Hu Hu. Tanaman ini tumbuh di lingkungan yang bagus, hanya saja masa panennya membutuhkan waktu yang lama. Jika beruntung tanaman ini akan mekar dan berbuah, namun kebanyakan sangat jarang tanaman ini bisa tumbuh.     

Lan Anran mengirimkan pesan kepada pria gendut.     

"Untuk saat ini, aku tidak bisa keluar. Tolong carikan aku tanaman Hu Hu. Kalau kamu membutuhkan uang langsung beritahu aku."     

"Bos, kenapa akhir-akhir ini jarang online? Beberapa hari yang lalu Tanaman Hu Hu telah dibeli oleh Keluarga Lin dengan harga tinggi untuk penelitian ramuan obat, juga untuk dikembang biakkan. Bos bisa melihatnya di Grup Lin, meskipun Tanaman yang mereka beli belum tentu mekar dan berbuah." Kata si pria gendut.     

Lan Anran biasanya bisa setiap saat pergi ke desa, jadi dia tidak terlalu mengikuti berita dari ponselnya, maka dari itu dia tidak begitu tahu mengenai Keluarga Lin. Sepertinya kali ini dia harus bertanya kepada Lin Cheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.