Istri Cantik-cantik Ganas

Hadiah Pertemuan Dari Paman



Hadiah Pertemuan Dari Paman

0Keesokan harinya, Lan Anran pergi memenuhi janji bertemu dengan Mo Changwen. Dia juga sudah tidak peduli, jika masih ada orang yang membuntutinya.     
0

Pelanggan di Kafe di seberang sekolah semuanya adalah siswa sekolah. Lan Anran cukup dikenal di sekolahnya, sehingga begitu dia masuk, tatapan semua orang tertuju padanya. Lan Anran menjadi pusat perhatian lagi saat mereka tahu Lan Anran duduk dengan pria tua.     

"Gadis desa itu ingin panjat sosial?"     

"Pria itu kelihatannya orang kaya."     

"Iya. Lihat saja jam Rolex di tangan pria itu, jas buatan Italia, dan sepatu kulit. Dari penampilannya sudah kelihatan dia pria kaya."     

Lan Anran bisa mendengar bisikan mereka yang sedang membicarakan tentang dirinya. Tetapi dia tidak peduli.     

Mo Changwen duduk berhadapan dengan Lan Anran. Pria itu minum kopi sambil bertanya, "Apakah kamu Lan Anran? Maafkan Paman, di perjamuan yang lalu paman tidak bisa datang karena ada urusan kantor. Maka dari itu, paman ingin bertemu denganmu hari ini untuk berkenalan denganmu."     

Lan Anran tersenyum. Dia tahu pria tua ini ingin menyuap dan menguji dirinya. Apakah pria tua ini mengira dirinya tidak tahu modus lamanya?     

"Halo, Paman Mo. Di perjamuan kala itu bukankah bibi datang? Apakah dia sudah menceritakan kepadamu tentangku?"      

Mo Changwen terkejut. Dia merasa Lan Anran bukan gadis sembarangan. Dari penampilan luar gadis ini lembut, tetapi kata-katanya tegas.     

"Bibimu sudah bercerita, katanya kamu sangat cantik dan pintar. Paman jadi ingin bertemu langsung denganmu untuk melihat gadis seperti apa yang menikah dengan Mo Jinrong. Sekarang setelah bertemu denganmu, memang sesuai seperti yang diceritakan oleh bibimu."     

"Paman ada perlu apa mencariku? Tidak perlu berbasa-basi." Lan Anran tidak suka perbincangan yang berbasa-basi, karena hanya membuang-buang waktu saja.     

'Dia gadis yang pintar.'     

"Baiklah, Paman tidak akan berbasa-basi. Anran, sifat Mo Jinrong itu aneh. Dulu dia menikah sebanyak 5 kali, dan satu per satu istrinya meninggal. Apakah kamu tidak takut?" Tanya Mo Changwen.     

"Tidak takut. Karena aku juga terlahir sebagai anak pembawa sial bagi keluargaku." Lan Anran berkata dengan santai.     

Mo Changwen mengepalkan tangan dan berusaha tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Lalu, Mo Jinrong usianya sudah 30-an, sedangkan kamu masih sangat muda. Apakah tidak masalah bagimu?"     

"Menurutku tak ada salahnya menikah dengan pria yang lebih tua. Pria yang lebih tua itu lebih menarik, lebih mengayomi. Selain itu properti Keluarga Mo akan menjadi milikku. Bukankah begitu, Paman?"     

Seperti dugaan Mo Changwen, gadis ini bukan gadis sembarangan. Dia mengangguk lalu mengeluarkan sejumlah uang kemudian dia berikan kepada Lan Anran.     

"Anran, terimalah niat baik Paman ini. Ini hadiah pertemuan pertama kita. Nanti kalau Paman membutuhkan bantuanmu, Paman harap kamu bisa membantu Paman."     

Cara terbaik untuk berhadapan dengan gadis sepertinya adalah dengan menyuapnya. Kalau gadis ini tidak menerimanya maka dia akan menyingkirkannya.     

Lan Anran mengetahui niat terselubung Mo Changwen. Dia hanya tersenyum sambil melihat uang yang ada di meja.     

"Ini..."     

"Tidak banyak. Hanya 100.000 yuan." Mo Changwen tersenyum mengira Lan Anran akan menerimanya.     

Bagi seorang siswa, menerima uang 100.000 adalah nominal uang yang sangat besar.     

"Paman, aku akan menerima uang ini sebagai hadiah pertemuan kita, tapi aku tidak menjamin akan membantu Paman di kemudian hari. Bagaimana?"     

Lan Anran tersenyum melihat Mo Changwen yang mulai berkeringat dingin.     

Uang ini sayang untuk dilewatkan. Apalagi tadi Mo Changwen mengatakan memberikan uang ini sebagai hadiah, maka untuk apa dia menolak?     

Lan Anran memasukan uang 100.000 yuan ke dalam tasnya. Mo Changwen malu untuk menarik kembali uangnya.     

Mo Changwen menilai Lan Anran tidak mau menyia-nyiakan uang ini, dan belum tentu dia mau membantunya di kemudian hari. Gadis ini sangat pintar.     

"Anran, kamu juga sudah dewasa. Ada hal yang perlu kamu ketahui. Kalau kamu berpihak di orang yang salah, maka kamu juga yang akan menanggung konsekuensinya. Paman tidak mau melihat Jinrong sedih."     

"Paman apa maksudnya? Kalau Paman tidak ingin melihat Mo Jinrong sedih, maka Paman jangan memasukan anak haram Paman ke dalam keluarga Mo agar tidak terjadi perseteruan perebutan harta. Kalau sampai terjadi, Mo Jinrong akan sedih."     

Di kehidupan sebelumnya, Mo Changwen mendukung anak haramnya untuk mengambil alih harta kekayaan keluarga Mo. Anak haramnya dengan kejam menyingkirkan Mo Jinrong. Itulah yang dia ingat sampai sekarang.     

'Apa? Bagaimana dia tahu aku memiliki anak haram?'     

Mo Changwen terkejut, 'Apakah dia mengikutiku ataukah diam-diam menyelidikiku? Rahasia ini belum ada yang tahu sebelumnya.'     

"Paman tidak perlu terkejut. Aku tidak akan memberitahukan rahasia Paman kepada siapa pun. Mengenai permintaan Paman agar aku membantu Paman, aku hanya berpesan kepada Paman, kalau Paman tidak berbuat yang aneh-aneh, Paman tidak akan memerlukan bantuanku." Kata Lan Anran lalu bangkit.     

Ini membuat Mo Changwen sangat marah. Kali ini bukannya berhasil menyuapnya, justru gadis itu berbalik mengancamnya. Mo Changwen mengepalkan tangannya seraya membatin.      

'Aku tidak boleh membiarkan dia hidup! Lan Anran, aku akan menyingkirkanmu sama seperti nasib kelima gadis itu!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.