Istri Cantik-cantik Ganas

Zhao Xiumei Ingin Menghancurkan Hidup Lan Tingyun!



Zhao Xiumei Ingin Menghancurkan Hidup Lan Tingyun!

0"Bu, kenapa Ibu tega sekali kepadaku? Dari kecil Ibu selalu lebih sayang dengan kakak, aku juga tidak mengatakan apa-apa. Rumah sakit ini aku bangun dari nol bersama Yueru dengan susah payah, sampai akhirnya bisa berkembang seperti ini. Ibu dan keluarga kakak hanya menikmati hasilnya tanpa merasakan susah yang kami rasakan. Sekarang kalian ingin membagi saham dari rumah sakit itu, apakah itu pantas?" Akhirnya Lan Tingyun meluapkan kekecewaannya.     
0

"Aku pantas karena aku Ibumu. Dari kecil kakakmu sakit-sakitan dan Ibu bersyukur kakakmu masih sehat sampai hari ini. Kalau Ibu tidak pilih kasih, apakah kalian bisa sukses seperti sekarang?"     

"Ibu benar. Kalau bukan karena Ibu, aku tidak bisa seperti sekarang. Tapi aku tidak rela kakak juga menikmati hasil jerih payahku. Dulu saat aku mau membangun rumah sakit, kalian tidak mendukungku dan bilang kalau aku hanya menghabiskan uang. Sekarang rumah sakit yang aku bangun bisa sukses, kalian ingin menikmati hasilnya. Bukankah itu tidak pantas?" Kata Lan Tingyun tanpa mempedulikan raut wajah ibunya yang muram.     

"Lan Tingyun! Meskipun awalnya aku tidak setuju, tapi aku memberimu 5000 yuan, itu artinya ibu sudah menginvestasikan 5.000 yuan untuk rumah sakitmu." Kata Zhao Xiumei meluapkan emosinya.     

"Bu, aku sudah memberimu setiap bulannya 5.000 yuan, juga bukan nominal investasi yang besar. Apakah masih belum cukup?"     

Lan Tingyun meluapkan kekecewaannya, Ibunya sama sekali tidak menaruh perhatian kepadanya. Ibunya hanya menganggapnya sebatas mesin uang, yang selalu meminta uang setiap kali uang mereka habis.     

"Apa maksudmu? Kamu ingin memutuskan hubungan denganku?" Kata Zhao Xiumei sambil melotot.     

"Bu, pokoknya aku tidak setuju kakak bekerja di rumah sakit dan mengambil sebagian saham. Aku tidak setuju!" Lan Tingyun bersikeras tidak ingin membantu kakaknya.     

"Baik,baik… kalau kamu tidak setuju, keluar dari sini! Keluar! Kamu mau memutuskan hubungan denganku, tidak masalah! Kamu keluar sekarang dari sini!" Emosi Zhao Xiumei sampai di ubun-ubun. Wajahnya sudah memerah.     

Lan Tingyun yang juga marah segera meminta anak-anak dan istrinya untuk keluar dari rumah kakaknya.     

'Kenapa dia tidak peduli kepada Ibunya?' Tanya Zhao Xiumei dalam hati.     

Selepas Lan Tingyun dan keluarganya pergi, Zhao Xiumei meluapkan emosinya dengan membanting barang-barang yang ada di sekitarnya. Dia tidak menyangka putranya sangat keras kepala, dia bahkan tidak mau mendengar perkataan ibunya.     

"Bu, Ibu memutuskan hubungan dengan adik ipar. Bagaimana nasib kita ke depan?"     

Xu Yanshan terlihat khawatir dan menyalahkan mertuanya karena memilih meluapkan emosinya, membuat kondisi keuangan mereka lebih memburuk.     

"Nenek, jangan marah. Paman kedua sedang emosi. Kita coba bujuk paman lagi setelah emosinya mereda." Lan Yaxin menenangkan neneknya agar emosinya bisa mereda.     

"Aku tidak mau mengakui anak yang tidak berbakti seperti dia. Dia semakin lama semakin kurang ajar."     

"Bu, kenapa adik bisa berubah seperti itu. Dulu aku juga dokter dan memang pernah melakukan kesalahan fatal. Tetapi sekarang aku sudah berubah, kenapa dia masih belum mau memberiku kesempatan. Bagaimana nasibku nanti?"     

Lan Tingyi mengacak-acak rambutnya. Dia sudah berusia 40 tahun-an, akan sulit baginya untuk mencari pekerjaan dengan usianya saat ini.     

"Kamu masih berani mengatakan itu padaku? Kalau dulu kamu tidak melakukan kesalahan, apakah nasibmu akan seperti ini? Kalian berdua selalu membuatku marah." Zhao Xiumei membanting cangkir teh sejauh-jauhnya hingga hancur berkeping-keping.     

"Anak itu selalu melawanku, tetapi kenapa selalu menuntutku untuk menyayanginya?"     

"Bu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Xu Yanshan dengan hati-hati menanyakan kepada mertuanya.     

"Apa yang akan aku lakukan? Aku akan menghancurkan hidupnya."     

Neneknya sungguh orang yang keras kepala, susah untuk dibujuk. Sepertinya kehidupan paman kedua akan lebih sulit ke depannya.     

Di luar Rumah Keluarga Lan, Lan Tingyun masuk ke mobil bersama keluarganya. Lan Tingyun meluapkan emosinya dengan membanting setir.     

"Lihat kelakuan Ibu. Meskipun kamu selalu bilang dia tetap Ibumu, tetapi dia selalu memperlakukanmu seperti orang luar." Li Yueru tidak segan-segan mengatakan kepada Lan Tingyun.     

"Ayah, ini semua salahku." Kata Lan Yanran sambil menunduk dengan rasa bersalah.     

"Tidak apa-apa. Ayah hanya terbawa emosi. Ayo kita pulang."     

"Ayah, aku ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin tidak enak didengar. Kita harus memikirkan cara untuk menghalangi nenek. Ayah tahu sendiri bagaimana tabiat nenek yang bersikeras agar paman bisa ambil bagian dalam saham rumah sakit. Aku rasa nenek akan melakukan segala cara agar tujuannya berhasil. Aku bukan ingin memperkeruh masalah antara Ayah dan nenek. Aku hanya merasa hari ini nenek terlihat begitu mengerikan, kita harus berhati-hati. Paman dan bibi juga orang yang licik. Ayah, Ibu, kita harus lebih berhati-hati."     

Lan Tingyun merasa apa yang dikatakan putrinya ada benarnya. Ibunya orang yang keras kepala dan akan melakukan apa saja demi mencapai tujuannya. Ibunya pasti tidak akan menyerah sampai kakaknya mendapat bagian dari saham rumah sakit. Dia harus segera mengatur strategi.     

"Ayah mengerti. Ayo kita pulang sekarang." Kata Lan Tingyun dengan nada tak berdaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.