Istri Cantik-cantik Ganas

Pertama Kali Bertemu Dengan Nyonya Besar Mo



Pertama Kali Bertemu Dengan Nyonya Besar Mo

"Tidak apa-apa. Nenek tahu kamu sibuk. Apakah kamu yang bernama Anran?" Nenek Mo terlihat sangat berseri-seri saat bertemu dengan cucu menantunya.     

Dia sudah mendengar dari Mo Changwen mengenai pernikahan antara keluarga Lan dan keluarga Mo. Dia sempat mengira keluarga Lan akan menolak, tidak disangka mereka menerima pernikahan ini. Cucu menantunya seorang gadis yang cantik.     

"Nenek, apa kabar? Namaku Lan Anran." Kata Lan Anran dengan sopan.     

Suara gadis ini merdu, parasnya juga cantik. Nenek Mo sangat senang dengannya.     

"Ayo, duduk di sampingku, aku mau mengenal cucu menantuku lebih dekat lagi." Lan Anran duduk di samping Nenek Mo. Nenek Mo memegang tangan Lan Anran sambil memperhatikannya.     

"Bagus, bagus. Aku suka denganmu." Nenek Mo menilai Lan Anran sebagai gadis yang cantik dan pintar, serasi bersanding dengan cucunya.     

"Ibu, cucu menantumu ini sekarang sehat, tidak ada yang tahu ke depannya dia bisa saja…." Xu Pei yang duduk di samping memandang Lan Anran dengan sinis. Dia tidak berani melanjutkan perkataannya.     

Xu Pei adalah istri Mo Changwen. Dia sudah mendengar dari suaminya tentang kutukan Mo Jinrong di mana kelima istrinya satu per satu mati, sepertinya istri Mo Jinrong yang ini juga tidak terkecuali.     

"Bibi pasti Bibi Mo Jinrong, kan? Jangan khawatir. Aku juga sudah mendengar rumor tentang suamiku, tapi aku tidak takut. Yang aku takutkan, Bibi belum tahu tentang diriku, dulu aku pernah dianggap pembawa sial sehingga aku diasingkan di desa sejak aku masih kecil. Bisa dibilang aku dan Mo Jinrong adalah pasangan yang serasi. Itulah kenapa Bibi tidak perlu mengkhawatirkanku." Kata Lan Anran dengan santai.     

"Kamu…" Xu Pei tidak bisa berkata-kata, dia hanya bisa menatap sinis ke arah Lan Anran.     

"Kalian pasangan yang serasi! Aku suka!" Nenek Mo berkata dengan penuh semangat. Selama ini neneknya selalu mengkhawatirkan cucunya yang usianya sudah tidak muda lagi dan belum mempunyai anak. Tidak disangka sekarang dia sudah menikah.     

"Nenek, aku bawa hadiah untuk nenek." Lan Anran mengeluarkan sebuah kotak dari tas, lalu menyerahkan kepada Nenek Mo.     

Mo Jinrong memandangi Lan Anran dengan seksama, 'Kapan gadis ini membawa hadiah? Kenapa dirinya tidak tahu?'     

"Hadiah?" Nenek Mo membuka kotak hadiah dari Lan Anran dengan wajah senang.     

Di dalam kotak, ada sepasang anting-anting batu giok hijau yang mahal.     

"Kamu cucu menantu yang baik. Hadiah semahal ini darimana kamu bisa mendapatkannya?" Nenek Mo terlihat sangat senang sampai pandangannya tidak lepas dari hadiah anting- anting itu.     

Anting-anting ini Lan Anran beli di acara pelelangan. Dia membeli anting-anting ini karena merasa perhiasan ini akan berguna untuknya. Dia masih ingat nenek Mo sangat suka mengoleksi perhiasan. Sayangnya dulu semua koleksi perhiasan Nenek Mo, telah dia ambil. Sekarang dia memberikan perhiasan kepada Nenek Mo, sebagai bentuk ganti rugi atas perbuatannya di masa lalu.     

"Aku menyukai anting-anting ini, aku sangat menyukainya." Nenek Mo masih memandangi perhiasan dengan lekat, Xu Pei merasa iri melihat kejadian ini.     

"Keponakan, kamu menghabiskan banyak uang untuk menyenangkan hati Nenek. Aku penasaran kapan kamu bisa memberikan Nenek cicit untuk menyenangkannya?"     

Xu Pei membantu suaminya untuk menyelidiki apakah penyakit Mo Jinrong sudah sembuh atau belum.     

Lan Anran menatap Mo Jinrong dengan wajah yang sudah memerah.     

Tubuhnya masih belum sembuh benar, sehingga belum bisa dekat dengan wanita. Bagaimana dia bisa memiliki anak?     

Mo Jinrong merasa tidak nyaman ditatap oleh Lan Anran.     

"Tidak perlu terburu-buru."     

"Apanya yang tidak perlu terburu-buru? Anran, Orang tua Jinrong sudah meninggal, dan aku yang membesarkannya. Aku melihat dia sekarang sudah tidak muda lagi, hal ini selalu membuatku khawatir." Kata Nenek dengan buru-buru.     

Nenek Mo menggenggam tangan Lan Anran, Lan Anran merasakan ada benda dingin di tangannya. Saat menunduk, dia melihat ada gelang giok di tangannya.     

'Sepertinya gadis ini sudah berhasil mengambil hati nenek. Baguslah. Aku tidak perlu mengkhawatirkannya.'     

Nenek Mo memberikan perhiasan dan kartu kredit kepada Lan Anran.     

"Ini hadiah untukmu."     

Lan Anran melihat kartu kredit dengan mata terbelalak, ini kartu kredit yang bisa digunakan di mana pun, tanpa limit.     

"Nenek, hadiah ini terlalu mahal."     

Lan Anran berusaha menolak pemberian dari Nenek Mo.     

"Anran, kamu adalah cucu menantu Keluarga Mo. Hadiah dariku pantas untukmu." Kata Nenek Mo dengan tersenyum.     

Xu Pei merasa iri dengan Lan Anran, karena dia tidak memiliki kartu kredit yang berharga itu, justru gadis tengik ini bisa mendapatkan dengan mudah. Sungguh menyebalkan!'     

"Jinrong, Bibi tahu beberapa kejadian yang terjadi padamu memberikan dampak yang besar untukmu. Tapi Bibi tahu kamu pura-pura menikah demi menyenangkan Nenekmu kan? Kami bisa melihat kalian hanya berpura-pura."      

Xu Pei masih ingat, setelah kelima istrinya satu per satu mati, dia tidak pernah melihat Mo Jinrong dekat dengan wanita, lalu tiba-tiba Mo Jinrong mengabarkan bahwa dirinya sudah menikah. Dia lihat Mo Jinrong dan istrinya tidak dekat, jadi dia menerka-nerka jika ini hanya pernikahan palsu.     

Nenek Mo berubah serius, "Pura-pura?"     

Mo Jinrong bangkit dengan ekspresi dingin. Dia berjalan sampai di depan Lan Anran, kemudian memeluknya dan mengangkat tangan Lan Anran yang memamerkan gelang dari Nenek Mo.     

"Apakah menurut Bibi, kami berpura-pura?" Xu Pei memperhatikan gelang di tangan Lan Anran. Dia hanya pernah mendengar dari orang tentang gelang itu tetapi tidak menyangka gelang itu akan jatuh ke tangan Lan Anran.     

Lan Anran seakan bisa membaca pikiran Xu Pei, dia memegang tangan Mo Jinrong, dan berkata: "Bibi, ini adalah gelang pertunangan kami. Kami benar-benar saling mencintai, dan pernikahan kami tidak palsu."     

"Aku hanya asal bicara, baguslah kalau memang tidak seperti yang aku bayangkan. Jinrong, kamu tahu sendiri kita perlu menjaga nama baik Keluarga Mo. Baguslah kalau pernikahan kalian bukan palsu." Kata Xu Pei menyindir sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.