Istri Cantik-cantik Ganas

Tidak Sengaja Bertemu di Pasar Gelap



Tidak Sengaja Bertemu di Pasar Gelap

0Selesai bicara, Mo Jinrong masuk ke dalam rumah pria tua.     
0

"Oh, Tuan Muda Mo, ada angin apa Anda datang ke sini?"     

Pria tua itu segera beranjak dari kursi untuk menyambutnya.     

"Berhenti berbasa-basi. Ini uang 200.000 yuan, cepat beritahu aku informasi tentang peretas internasional bernama 'Q'." Mo San meletakan kartu ATM ke atas meja.     

"Tuan Muda, dulu kamu memintaku mencari tahu informasi tentang 'nol' dan aku belum berhasil mendapatkan informasi. Bagaimana mungkin aku berani menerima uang ini?" Pria tua mengembalikan uang itu.     

Dia memiliki prinsip hanya bekerja kalau ada uang. Kalau dirinya tidak berhasil dalam mencari informasi yang diminta, maka dia juga akan mengembalikan uang orang itu.     

"Situasinya berbeda. Sekarang 'nol' sudah jarang muncul, sebaliknya yang lebih sering muncul adalah 'Q'. Dia harus menggali informasi tentang dia." Kata Mo Jinrong dengan pelan.     

"Baiklah, baiklah Tuan Muda. Aku akan mencari informasi yang kamu minta. Hanya saja bawa dulu uang ini. Tunggu sampai aku berhasil mendapatkan informasi barulah silahkan memberikan uang ini kepadaku." Pak Tua itu tersenyum.     

Mo San membawa uang majikannya kembali. Lalu Mo Jinrong berkata, "Apakah ada orang yang mencarimu untuk meminta informasi hari ini?"     

"Peraturan di pasar gelap adalah aku tidak bisa memberitahukan identitas pelanggan kepada siapa pun, termasuk kepada Tuan Muda Mo."     

Tidak lama kemudian Mo Jinrong keluar dari rumah pak Tua.     

"3 hari lagi aku datang untuk meminta informasi darimu." Kata Mo San lalu mengikuti Mo Jinrong keluar dari rumah Pak Tua.     

"Tuan Muda, si Pak Tua ini tidak mau memberitahu kita. Apa yang harus kita lakukan?"      

"Kita tidak boleh melanggar peraturan di Pasar gelap. Kita tanyakan hal ini kepada Rong Ze besok." Pandangan mata Mo Jinrong begitu dalam dan penuh arti.     

...     

Dia terbangun agak terlambat. Dia memilih pakaian dress rumbai berwarna putih, dipadukan dengan sepasang sepatu kristal. Model rambutnya dikuncir kuda dengan pita kupu-kupu. Penampilannya terlihat seperti nona muda dari kalangan atas.     

Dia pergi ke rumah sakit dulu untuk menjenguk Li Yueru.     

"Kak, hari ini kamu cantik sekali!" Lan Yanran terlihat terpesona dengan penampilannya hari ini.     

"Maksudmu kakakmu di hari biasa tidak cantik?"     

Li Yueru tersenyum. Kemudian dia meraih tangan putrinya.     

"Anran, ini pertama kalinya kamu bertemu dengan Nyonya besar Mo. Ingat ya! Keluarga Lan berbeda dengan Keluarga Mo. Kamu harus bisa menjaga sikap. Apa perlu ayahmu menemanimu?"     

Li Yueru khawatir putrinya pergi ke sana sendiri dan mendapat masalah.     

"Jangan khawatir, Bu. Hari ini perjamuan Keluarga Mo, Kurang cocok jika Ayah ikut dalam perjamuan ini. Tidak apa-apa, aku akan ke sana sendiri." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Nona Lan, sudah waktunya kita harus pergi."     

Mo Jinrong awalnya menunggu di bawah dengan cemas, akhirnya dia menghampiri langsung di kamar rawat inap ibunya. Betapa terkejutnya dia melihat penampilan Lan Anran hari ini yang berbeda, dia terlihat dewasa.     

Lan Anran menatap Mo Jinrong sambil tersenyum.      

"Ayah, Ibu, aku pergi dulu."     

Lan Tingyun melihat kepergian putrinya dengan cemas.     

Selama perjalanan, tidak ada satu pun dari mereka bertiga yang bersuara. Tidak lama kemudian mereka sampai di kediaman Keluarga Mo.     

Lan Anran turun dari mobil menatap rumah yang tidak asing lagi baginya, perasaannya bergejolak, dia sudah hidup di rumah ini bertahun-tahun di kehidupannya yang sebelumnya. Saat melihat rumah ini, dia merasa familiar.     

"Mulai dari sekarang, ingat ya aku adalah Mo Jinrong." Mo Jinrong berjalan dengan gaya Tuan Muda pada umumnya.     

Lan Anran mengikutinya di belakang sambil tersenyum.     

Keluarga Mo memiliki Vila yang sangat besar di Rongcheng, ada air mancur di halaman depan. Dari jauh sudah terlihat gedung opera Nyonya Besar Mo, tempat yang sering dikunjungi oleh Nyonya Besar Mo. Dia senang menonton opera. Dia juga selalu mengajak tamu untuk menonton opera. Perjamuan kali ini juga diadakan di sana.     

Menonton opera adalah cara terhormat Keluarga Mo mengundang tamu.     

Mereka bertiga masuk ke gedung opera. Lan Anran terhanyut dalam kenangan. Setiap langkahnya mengingatkan banyak kenangan. Dulu Mo Jinrong suka membawanya ke sini untuk menonton opera. Saat itu dia membenci menonton opera, tapi Mo Jinrong terus saja memaksanya. Sampai akhirnya setelah meninggal, barulah dia sadar, dia bisa bertahan di keluarga Mo, berkat perlakuan Mo Jinrong yang terlihat kejam dimatanya.     

Dari kejauhan Lan Anran bisa mendengar suara permainan opera dan canda tawa para tamu.     

"Kenapa Mo Jinrong belum datang?" Ada seorang wanita yang terlihat tidak senang.     

"Aku sudah datang kok." Mo Jinrong membuka pintu sambil berkata dengan dingin.     

Mereka terkejut melihat wajah Mo Jinrong yang sebenarnya.     

Para tamu yang datang kebanyakan adalah orang yang baru pertama kali ikut ke acara perjamuan. Dulu mereka mendengar Mo Jinrong tidak suka pesta. Keluarga Mo juga jarang mengadakan acara perjamuan, jadi saat mereka mendengar keluarga Mo akan mengadakan acara perjamuan dan Mo Jinrong akan hadir, mereka datang ke acara hari ini.     

Mereka mendengar rumor bahwa wajah Mo Jinrong sangat jelek, namun ternyata rumor itu tidak bisa dipercaya. Mereka membuktikan sendiri bahwa wajah Mo Jinrong sangat tampan.     

"Cucuku, kamu sudah datang. Nenek sudah menunggumu dari tadi." Mo Jinrong duduk di samping neneknya, sedangkan Lan Anran duduk di samping suaminya.     

Para tamu terlihat heran. Dari rumor yang beredar,mengatakan jika Mo Jinrong memiliki wajah yang jelek dan istrinya selalu saja mati karena kutukannya, namun malam ini dia datang dengan seorang wanita, ini merupakan suatu keajaiban.     

"Nenek, akhir-akhir ini sibuk, tidak sempat menjenguk Nenek, Nenek jangan jangan marah ya." Mo Jinrong berkata dengan lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.