Istri Cantik-cantik Ganas

Perusahaan Xiang Tian



Perusahaan Xiang Tian

0Hari sudah larut malam, Li Yueru tertidur lelap. Lan Tingyun meminta Lan Anran dan Lan Yanran untuk pulang istirahat.     
0

Lan Anran melihat jam sudah menunjukan pukul dua belas malam. Dia keluar setelah berganti pakaian.     

Di dekat pasar gelap,ada rombongan si pria gendut menunggu Lan Anran.     

"Gendut, menurutmu apakah bos akan mengambil tawaran uang 1 milyar?" Tanya si pria kurus sambil bersandar di tembok.     

"Tentu saja. Sejak kapan bos mau menyia-nyiakan kesempatan?" Kata 'si gendut' dengan yakin.     

"Tapi Xiang Tian orang yang susah dicari. Beberapa waktu lalu, untung saja bos pintar, dia hampir saja tertangkap. Aku lihat Xiang Tian orang yang cerdik dan berbahaya." Pria kurus itu sedikit bimbang. Selama ini kasus yang mereka tangani adalah kasus kecil. Kali ini, kasus yang mereka tangani lebih besar.     

"Kalian masih meragukanku?" Lan Anran tiba-tiba muncul di hadapan mereka.     

"Eh, Bos! Kenapa kami tidak sadar bos datang. Kami kaget melihat kedatanganmu." Kata Pria Kurus terkejut, dia langsung berbalik badan ke arah Lan Anran.     

"Apakah kalian sudah memberitahu Pria Tua itu?" Lan Anran bertanya.     

"Sudah, dia sedang menunggu kita." Kata Pria gendut dengan santai.     

"Ayo ke sana!" Mereka semua mengikuti Lan Anran menuju ke Kota Hantu.     

Hari ini orang yang datang ke Kota Hantu lebih sedikit, jadi perjalanan mereka ke sana lancar.     

"Pria Tua itu memang sedang menunggu kita."     

Lan Anran tersenyum.     

Lampu rumahnya menyala, si pak tua itu sedang duduk santai sambil minum teh. Dia belum meletakan cangkir tehnya kembali saat melihat kedatangan Lan Anran.     

"Oh, gadis kecil, kamu datang rupanya. Ayo duduk." Katanya sambil tersenyum.     

"Ini imbalan untuk informasi yang kamu berikan."     

Tanpa berbasa-basi, Lan Anran meletakan kantong besar berisi uang di atas meja.     

Pria tua itu tidak menanggapinya, dia hanya meminum tehnya.     

"Pria Tua, apa maksudmu? Bukankah kita sepakat begitu ada uang kamu akan memberikan kami informasi? Apakah uang ini masih kurang?" Pria gendut mulai kesal.     

"Nona, aku akan memberikan informasi sesuai dengan nominal uang yang kamu berikan. Informasi yang kamu tanyakan adalah informasi penting, tentu saja kamu harus menambah nominal uangnya. Kalau kalian tidak setuju, silahkan kalian kembali. Aku juga tidak butuh yang ini."     

Pria tua itu memiliki informasi yang Lan Anran cari. Kalau Lan Anran menolak penawarannya, dia juga tidak dirugikan.     

"Apakah ini cukup?" Lan Anran mengeluarkan kartu ATM.     

Lan Anran paham peraturan di pasar gelap, tiap berita terbagi menjadi 3 level, yaitu level 3, level 6 dan level 9. Lan Anran sudah berjaga-jaga dengan membawa kartu ATMnya.     

"Ini…"     

Pria tua itu meletakan cangkir tehnya lalu mengambil kartu ATMnya. Lalu menatap Lan Anran dengan pandangan curiga, jangan-jangan tidak ada uang sama sekali di kartu ATM ini.     

"Aku tidak bohong. Di kartu itu ada tersimpan 50.000 yuan. Aku tidak akan membohongimu, kita masih butuh kerja sama." Kata Lan Anran dengan santai.     

Pria tua itu tersenyum, dia menyukai orang yang jujur dan pintar.     

"Baiklah. Aku akan memberitahumu. Xiang Tian yang kamu cari, sebenarnya dia susah dilacak. Dia memiliki perusahaan peralatan obat-obatan. Dia menjual obat dan peralatan obat. Banyak rahasia yang tersimpan di perusahaannya. Tidak banyak yang tahu, dia menjual obat dengan harga rendah di pasar gelap. Hanya itu informasi yang bisa aku sampaikan kepadamu. Kamu bisa menyelidikinya lebih jauh dari perusahaannya."     

Pria tua itu mengambil uang lalu menghitungnya.     

"Pria tua, jangan pelit. Kamu sudah menerima banyak uang tapi informasi yang kamu berikan sedikit sekali. Kamu masih belum memberitahu kami rupa Xiang Tian, dan di mana lokasi Xiang Tian. Kamu curang ya?" Kata Pria kurus yang merasa dirugikan.     

"Hei, ini di pasar gelap. Apakah kalian masih belum paham peraturan disini. Lagipula sangat susah mencari informasi tentang Xiang Tian. Bersyukurlah kalau aku sudah memberikan informasi tentangnya. Kalian sendiri juga kesulitan mencarinya kan?"     

Pak Tua itu membereskan uangnya.     

"Sudah cukup! Ayo pergi."     

Lan Anran memutuskan untuk kembali.     

"Bos, informasi yang pak tua tadi sampaikan kurang spesifik. Sedikit yang tahu perusahaan Xiang Tian yang mana. Aku tahu semua obat yang dijual di pasar gelap, tapi belum pernah menemukan obat mujarab yang dijual."     

Pria gendut mulai menerka-nerka.     

"Xiang Tian, tipe orang yang berhati-hati. Dia pasti menjual barangnya di pasar gelap melalui koneksinya yang tidak kita kenal. Baiklah, aku pulang dulu. Kalian terus awasi Mo Jinrong."     

Kata Lan Anran dengan serius.     

"Baik, Bos." Kata si pria gendut dengan diiringi suara perutnya.     

"Bos, ayo makan." Pria gendut mengelus perutnya.     

"Tidak. Kalian pergilah makan." Lalu Lan Anran lenyap ditelan malam.     

"Dasar gendut! Beratmu sudah 200kg. Kamu masih mau makan!"     

"Ayo kita makan sate." Pria gendut mengajak rombongannya makan bersama.     

Di tempat tersembunyi, Mo San dan Mo Jinrong memperhatikan mereka.     

"Tuan Muda, tadi ada sosok yang familiar bukan?" Kata Mo San.     

"Apakah mereka sering lewat sini?" Kata Mo Jinrong sambil terus memperhatikan mereka.     

"Tidak. Orang suruhanku di pasar gelap yang aku minta awasi mengatakan tidak ada yang aneh dengan gelagat mereka. Mungkin baru-baru ini mereka lewat sini."     

Pengelihatan Mo San cukup jeli. Tadi dia melihat ada sosok yang sepertinya mirip dengan seseorang, tapi dia belum terpikirkan mirip siapa.     

"Baru-baru ini muncul? Tetap awasi mereka. Dan beritahu aku kalau mereka muncul lagi."     

Mo Jinrong masih terbayang dengan sosok yang ada di tengah-tengah gerombolan itu, dari bentuk tubuh dan punggungnya mirip dengan Lan Anran.     

"Baik, Tuan Muda. Oh iya, obat baru sudah mulai keluar, apakah kita meminta Bos Yu untuk mengambil alih?"     

"Jangan, ganti orang. Harga yang ditawarkan oleh Bos Yu terlalu tinggi. Kita perlu mencari orang yang bisa dipercaya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.