Istri Cantik-cantik Ganas

Dia Harus Bekerja



Dia Harus Bekerja

0"Anran, jaga perkataanmu. Selama beberapa tahun ini dia sudah berkaca dari kesalahannya. Bukankah dulu kami sudah jatuh miskin sampai kelaparan? Sekarang dia sudah berubah. Ayahmu membuka Rumah Sakit, apakah salah pamanmu ingin membantu?" Kata Xu Yanshan.     
0

"Paman sudah berubah? Kalau Paman sudah berubah, kenapa Paman masih bermain judi? Lalu Bibi mengatakan kalian jatuh miskin, itu karena Bibi sudah menghabiskan uang kalian untuk bermain Mahjong, ayahku lah yang pada akhirnya membiayai kehidupan kalian. Bibi masih belum mau mengakuinya?" Kata Lan Anran dengan nada tidak senang.     

"Sudah cukup, Anran. Bu, Kak, aku tidak sibuk. Kondisi Yueru sudah mulai membaik, mereka berdua juga membantu menjaga ibunya, jadi aku bisa mengurus pekerjaan di rumah sakit. Aku tidak memerlukan bantuan." Kata Lan Tingyun dengan lembut.     

"Bisa mengurusnya sendiri? Cukup. Kita semua keluarga, tapi apa kamu sudah membagi keuntungan dengan kami? Tingyun, kamu sebagai adik, seharusnya membantu kakakmu yang sedang kesulitan. Apakah kamu sudah lupa pesan terakhir ayahmu sebelum meninggal, dia memintamu menjaga keluarga ini. Kakakmu beberapa tahun yang lalu mengalami masalah, dan dia sudah intropeksi diri. Kalau kamu memberinya kesempatan, kakakmu tidak akan meminta-minta seperti ini." Kata Zhao Xiumei.     

Lan Yanran sudah bisa menduga keributan ini akan terjadi. Pamannya yang sedang hidup susah, pasti akan selalu mencari kesempatan untuk memeras uang dari ayahnya.     

"Bu, Tingyun bisa mengurusnya seorang diri." Kata Li Yueru. Menurutnya, perkataan Lan Anran ada benarnya. Besar kemungkinan kakak iparnya ini akan melakukan kesalahan yang sama lagi. Dia tidak mau usaha yang sudah dia bangun susah payah dengan suaminya tiba-tiba dihancurkan olehnya.     

"Lan Tingyun! Aku masih menjadi kepala keluarga Lan. Apakah tidak boleh kakakmu ikut membantu di rumah sakit adiknya sendiri?" Zhao Xiumei tersulut emosi melihat anak dan menantunya melawan.     

"Nenek, tidak masalah kalau Paman memang tidak memperbolehkan Ayah bekerja. Aku punya ide, bagaimana kalau Ayah masuk sebagai salah satu pemegang saham rumah sakit dan setiap bulannya berbagi keuntungan dari dividen?"     

Mereka satu keluarga ini memang bersengkongkol memeras uang Lan Tingyun.     

Lan Tingyun menatap Lan Yaxin, gadis ini cerdik, dia tahu bahwa pemegang saham bisa mendapatkan uang lebih banyak dibandingkan dengan bekerja di lapangan.     

"Bu, untuk menjadi pemegang saham, harus atas persetujuan direktur, selain itu harus menginvestasikan uang baru bisa mendapatkan dividen, kalau tidak pasti ditolak. Kalau kakak bisa menginvestasikan uang 1.000.000, maka dividen yang akan didapat banyak, sebaliknya kalau hanya investasi 100.000 maka dividen yang didapat juga sedikit."     

"Apa? Harus menginvestasikan uang?"     

Zhao Xiumei memandang ke Xu Yanshan dan Lan Tingyi yang berdiri di belakangnya.     

"Kenapa? Kecewa karena tidak bisa menikmati keuntungan secara cuma-cuma?" Kata Lan Anran.     

Mereka selama ini bergantung kepada orang lain untuk hidup. Bagaimana mungkin mereka memiliki uang?     

"Tingyun, Kakak dan Kakak iparmu tidak memiliki tabungan sebanyak itu. Bagaimana mungkin kami bisa investasi. Berbaik hatilah kepada Kakakmu ini. Bagaimana kalau kamu meminjamkan Kakak uang untuk investasi, nanti kalau sudah ada keuntungan, Kakak akan mengembalikan uangmu."     

"Paman, jangan berpikir muluk-muluk. Kembalikan uang yang Paman pinjam selama bertahun-tahun dari Ayahku. Kalau Paman sudah mengembalikan uang Ayahku, kami akan mempertimbangkan Paman menjadi pemegang saham." Kata Lan Anran dengan tersenyum dan tatapannya seperti merendahkan pamannya.     

"Anran, jangan bicara sembarangan. Kapan kami meminjam uang ayahmu?" Xu Yanshan tidak terima dengan perkataan Lan Anran.     

"Aku yang memberikan uang kepada mereka, apa masalahnya? Tingyun, lihatlah putrimu tidak mau mendengarkan nasihatku sama sekali."      

"Bu, semua harus melalui prosedur, semua keputusan bukan aku yang memutuskannya. Rumah sakit ini bukan hanya ada aku seorang. Selain itu selama beberapa tahun ini, setiap bulan pengeluaranku banyak, untuk rumah sakit, untuk keluargaku sendiri dan juga untuk uang bulanan ibu. Kondisi keuanganku juga sedang kritis." Lan Tingyun terdengar mulai meluapkan kekesalannya.     

"Aku tidak mau dengar omong kosongmu. Kamu mendirikan rumah sakit yang besar, bagaimana mungkin kamu bilang tidak punya uang. Hari ini aku akan putuskan, mulai besok Tingyi akan bekerja di rumah sakit." Zhao Xiumei kecewa dan tidak percaya putra bungsunya yang menjabat sebagai kepala rumah sakit tidak memiliki uang, dia pasti berbohong karena tidak mau membantu kakaknya.     

"Bu, jangan lakukan itu." Li Yueru juga berusaha menolaknya.     

"Tutup mulutmu! Kamu tidak punya hak memutuskan." Kata Zhao Xiumei dengan galak.     

Lan Tingyun barulah tersadar, bahwa selama ini dia hanyalah mesin uang. Ibunya juga hanya sayang dengan kakaknya seorang.     

"Bu, kalau Ibu bersikeras, maka jangan salahkan aku, besok aku akan langsung mengusirnya."     

Lan Tingyun menatap ibunya dengan perasaan kecewa. Nada bicaranya juga terdengar tegas.     

"Beraninya kamu! Kamu tidak mau Kakakmu menjadi pemegang saham, tidak mau meminjamkan Kakakmu uang untuk investasi, dan sekarang kamu juga melarang Kakakmu bekerja di rumah sakitmu sendiri. Apakah kamu berniat membunuh Kakakmu sendiri?"     

Amarah Zhao Xiumei semakin besar, dia hanya menatap putra bungsunya dengan kesal sampai dia tidak bisa memukulnya.     

"Bu, yang kamu sayang hanya Kakak. Kamu selama ini hanya menganggapku apa? Aku bukan mesin uang, selama ini aku menjadi tulang punggung keluarga Lan. Mulai sekarang, aku masih tetap memberi Ibu uang bulanan sebesar 50.000 yuan per bulan. Kak, jangan bergantung dariku lagi. Mulailah cari pekerjaan dan bersikaplah jujur. Aku tidak bisa menerimamu bekerja di rumah sakitku."     

Seketika pikiran Lan Tingyun menjadi terbuka. Dia sudah tidak mau menjadi tulang punggung keluarga kakaknya lagi.     

"Apa? Kamu tidak boleh berbuat begitu padaku." Lan Tingyi tidak terima. Selama ini dia terbiasa dengan kenyamanan yang dia dapat dari uang adiknya. Bagaimana mungkin dia bisa bekerja?     

"Bu, bagaimana ini? Ke mana Tingyi harus mencari pekerjaan? Tidak ada seorang pun yang mau merekrutnya." Xu Yan Shan terlihat panik.     

Dengan pemotongan uang bulanan yang sangat banyak, bagaimana nasib mereka selanjutnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.