Istri Cantik-cantik Ganas

Jalan Keluar Yang Bagus



Jalan Keluar Yang Bagus

0"Tidak seperti itu. Anran adalah gadis yang baik."     
0

Lan Tingyun yang terlihat pucat pasi, berusaha membela putrinya.     

"Lan Tingyi, apakah kamu menganggap dirimu anak yang berbakti? Selama ini kamu hanya berjudi dan bersenang-senang di Klub malam bersama dengan hampir 100 wanita, kan? Selain itu, biaya hidupmu selama ini memakai uang ayahku, kamu pikir tanpa ayahku akan seperti apa hidupmu? Tas Xu Yanshan senilai puluhan ribu yuan juga memakai uang ayahku, Xu Yanshan bermain Mahjong juga memakai uang ayahku, uang kuliah Yaxin juga memakai uang ayahku. Kalian mengatakan kalian berbakti? Kalian tidak akan bisa hidup jika tidak mengambil uang dari biaya hidup nenek yang diberikan oleh ayahku, tanyakan pada nenek, apa kalian bisa bertahan hidup sampai sekarang?" Kata Lan Anran sambil tersenyum, tatapan matanya sangat dingin.     

"Fiii..fitnah! Aku membeli tas dan bermain mahjong memakai uang dari penghasilanku sendiri, Kami tidak pernah menyentuh uang untuk biaya hidup nenek sepeser pun. Bukankah beberapa waktu yang lalu, kalian yang memegang uang untuk biaya hidup nenek?"     

"Uang biaya hidup nenek yang bulan ini tidak jatuh ke tangan kalian, karena ada aku yang menahan. Selama ini aku menghormatimu dengan memanggil kamu dengan panggilan bibi. Sekarang kamu mengganggu keluargaku, aku tidak akan segan-segan untuk membongkar kebusukan mu! Kamu tadi bilang dari penghasilanmu sendiri? Apakah maksudmu dari bermain Mahjong? Setahuku kamu tidak pintar bermain dan sering kalah." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

'Menyebalkan!'     

'Bagaimana dia bisa mengetahui segalanya?'     

"Lan Anran, jangan berbicara sembarangan! Paman kedua juga hanya mementingkan pekerjaannya, sebulan ini dia tidak pernah menjenguk nenek. Kamu masih berani menyudutkan kami?" Kata Lan Yaxin tidak mau mengalah.     

"Lan Yaxin, kamu berani berbicara seperti itu? Apakah kamu kira ayahmu akan muncul di sini kalau dia sudah mendapatkan uang nenek? Kalau dia mendapatkan uang nenek, pasti sekarang dia akan pergi berjudi dan main wanita. Aku khawatir selama sebulan dia juga tidak punya waktu untuk menemui nenek, dan akan memberi nenek alasan yang sama untuk mengelak."     

'Mau sampai sejauh mana kamu akan mengatakan hal yang baik tentang orang tuamu? Bahkan nenek juga telah dibutakan oleh ķalian.'     

"Maksudku adalah kalian bertiga masih memiliki tangan dan kaki untuk bekerja, tidak seharusnya bergantung pada nenek. Sudah cukup nenek membiayai hidup kalian. Hari ini nenek datang ke rumah meminta uang, gara-gara tersinggung akan perkataan ku, langsung ingin menamparku, tetapi tamparannya meleset dan jatuh terbentur. Ini bukan salahku!"     

Raut wajah Lan Tingyi dan keluarganya memucat.     

Kemudian terdengar suara yang lemas dari arah belakang.     

"Dia anakku. Terserah aku bagaimana mendidiknya. Kamu masih bocah berani sekali mengajariku? Uang anakku juga uangku. Terserah aku mau menghabiskan uang itu untuk apa, lagipula bukankah memang seharusnya anak memberi uang kepada ibunya?"     

Zhao Xiumei menangis, dia terlihat sangat menyedihkan, dengan lilitan perban dikepalanya, dan ada bekas noda darah di perbannya.     

"Orang yang kumaksud bukan nenek, Anda tetaplah nenekku. Orang yang kumaksud adalah paman dan keluarganya, mereka selama ini hidup bergantung dari uang nenek itu sudah sangat keterlaluan, selain itu, dengan tidak tahu malu meminta nenek yang datang untuk meminta uang. Sekarang mereka berani ke sini dan menghina ayah dan aku sebagai anak dan cucu yang tidak berbakti. Sebenarnya yang tidak berbakti adalah kalian."     

"Ayah mengirimkan uang 20.000 yuan setiap bulan, dan paman selalu mengambil jatah 10.000 yuan, apakah itu yang namanya berbakti?" Kata Lan Anran lagi, dia tetap tidak mau mengalah.     

Orang-orang yang menonton menjadi terbagi menjadi 2 kubu.     

Beberapa dari mereka bersimpati kepada Lan Tingyun yang menjadi tulang punggung keluarganya sendiri, ibunya yang pilih kasih terhadap dirinya dan keluarga kakaknya.     

Sedangkan beberapa orang lainnya bersimpati dengan kondisi Zhao Xiumei. Apapun yang telah dilakukan oleh wanita tua itu, tidak seharusnya cucunya mencelakai neneknya sendiri, itu bukanlah kelakuan anak yang berbakti.     

"Aku memang menggantungkan hidup ke ibuku, tapi aku bukan orang yang suka main tangan. Lan Tingyun kamu nilai sendiri sikap anakmu. Usia ibu sudah setua ini, dia dengan tega telah melukai neneknya. Kalau begini caranya, aku akan membalaskan dendam ibu kepadanya!"     

Lan Tingyi mengangkat tangan untuk menampar Lan Anran.     

"Tunggu dulu. Bukannya melarang paman membalas dendam kepadaku. Hanya saja aku ada jalan keluar yang bagus untuk menyelesaikan keributan ini." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Jalan keluar yang bagus?"     

Xu Yanshan mengerutkan dahi, tidak mengerti maksud perkataan Lan Anran.     

Lan Anran mengeluarkan kartu ATM yang dulu hampir diserahkan ayah kepada bibinya.     

"Ada uang 1.000.000 yuan di kartu ATM ini. Silahkan kalian mau ambil uang ini atau menamparku? Kalau kalian memilih menamparku, maka aku tidak bisa memberikan uang 1.000.000 yuan ini, dan uang bulanan untuk nenek dipotong setengahnya, otomatis uang yang kalian terima juga semakin sedikit. Sedangkan kalau kalian memilih uang 1.000.000 yuan ini maka kalian tidak mendapat uang bulanan selama 2 bulan dan tidak boleh menamparku. Silahkan kalian pilih mau yang mana?"     

Lan Tingyi saling memandang dengan Xu Yanshan, gadis ini pintar sekali menentukan pilihan untuk mereka pilih.     

Sebenarnya mereka tidak berniat membalas dendam untuk ibunya. Yang mereka inginkan adalah uang. Namun, keributan ini terlanjur mengundang banyak orang yang menonton mereka, jadi mereka malu untuk memilih uang.     

Lan Yaxin menatap kartu ATM yang dipegang Lan Anran, dalam hati dia berkata, 'ayah dan ibu pasti memilih uang. Aku lebih memilih menampar Lan Anran sebanyak 2 kali.'     

"Cepatlah kalian pilih. Kalau kalian terlalu lama, kalian tidak akan mendapatkan apa-apa."     

Lan Tingyi menatap ibunya, Xu Yanshan menatap kartu ATM, ada perasaan tidak rela melepas uang itu, uang yang ditawarkan nominalnya sangat besar, tidak sebanding dengan uang yang diberikan Lan Tingyun setiap bulannya.     

Zhao Xiumei berubah pikiran, lalu mengambil kartu ATM dari tangan Lan Anran.     

"Aku terima uang ini, anggap saja sebagai uang ganti rugi."     

Lan Tingyi dan Xu Yanshan diam-diam merasa gembira dalam hati. Ibu mau menerima uangnya, bukankah itu artinya mereka juga bisa menikmati uang itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.