Istri Cantik-cantik Ganas

Siapa Yang Lebih Tidak Berbakti?



Siapa Yang Lebih Tidak Berbakti?

0Tak lama kemudian terdengar suara keributan di luar. Ternyata suara rintihan Zhao Xiumei yang sudah siuman.     
0

"Bu, bagaimana keadaanmu?" Tanya Xu Yanshan mengkhawatirkannya.     

Zhao Xiumei membuka matanya, dia lihat hanya ada Xu Yanshan yang menungguinya, amarahnya semakin meledak.     

"Dia sungguh anak yang tidak berbakti. Kenapa aku punya anak yang jahat seperti dia!"     

"Bu, aku sudah menghubungi Tingyi dan Yaxin, mereka sedang dalam perjalanan ke sini. Adik ipar ada di kamar istrinya, kondisi istrinya sedang tidak baik, jadi dia di sana menjaganya." Tutur Xu Yanshan.     

"Apa? Mentang-mentang dia sudah punya istri lalu melupakan ibunya? Kenapa aku melahirkan anak yang tidak berbakti? Suamiku, lihatlah! Setelah kamu mati, anak menantu bahkan cucu kita berani melawanku. Lebih baik aku ikut kamu mati!" Zhao Xiumei mengungkapkan perasaan kecewanya, air mata kesedihan menetes dari matanya.     

"Bu, jangan bicara seperti itu. Ibu masih punya Tingyi, aku dan Yaxin yang berbakti kepada ibu. Adik ipar mungkin sekarang ini dia…dibutakan. Lagipula, istrinya kondisinya tidak begitu baik, jadi wajar kalau dia menjaganya."     

"Si Li Yueru pembawa sial itu, sering sakit-sakitan. Sudah berapa banyak uang yang dikeluarkan Keluarga Lan untuk mengobatinya, Dasar sampah!" Zhao Xiumei masih meluapkan emosinya.     

Setelah emosinya agak mereda, Lan Tingyi terlihat masuk dengan terburu-buru mendatangi ibunya, bahkan dia berlutut di depan ibunya sambil menangis.     

"Bu, ibu kenapa bisa seperti ini?"     

Rambut Lan Tingyi tersisir rapi, dan tangannya yang gemuk menggenggam tangan ibunya.     

"Anakku tersayang dan yang paling berbakti, akhirnya kamu datang menjenguk ibu, dan kamu mengutamakan ibu. Sebaliknya, adikmu tidak berbakti, dia lebih mementingkan istrinya dibanding ibu, selain itu dia membiarkan Lan Anran menampar ibu, bahkan mendorong ibu dengan keras sampai dahi ibu terluka. Ibu lebih baik ikut mati dengan ayahmu!" Kata Zhao Xiumei melebih-lebihkan sambil menangis bersama Lan Tingyi.     

"Bu? Kenapa dia begitu berani terhadap ibu? Bukankah itu menyalahi aturan?" Tanya Lan Tingyi sedikit terkejut.     

"Nek, biasanya kakak pembawaannya tenang, kenapa dia tiba-tiba berubah? Nenek kasihan sekali."     

"Cucuku, hanya Yaxin cucu yang sayang sama nenek. Lihatlah keluarga anak keduaku, tidak ada satu pun dari mereka yang menjengukku. Mereka memang anak dan cucu yang tidak berbakti." Kata Zhao Xiumei dengan marah.     

"Bu, jangan khawatir. Kami akan membuat perhitungan dengan mereka." Kata Lan Tingyi, lalu dia keluar kamar.     

"Lan Anran, keluar! Lan Tingyun, kamu juga keluar!"     

Semua pasien dan perawat mendengar suara teriakan Lan Tingyi, mereka keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.     

"Kak, ada masalah apa?" Lan Tingyun keluar begitu mendengar suara teriakan kakaknya.     

Plak!      

Lan Tingyi tanpa berbasa-basi langsung menampar adiknya.     

"Dasar brengsek! Berani sekali kamu memukul ibumu sendiri. Percuma ibu melahirkanmu."     

Area wajah Lan Tingyun yang dipukul oleh kakaknya meninggalkan bekas memar dan memerah, ada noda darah yang keluar dari sudut mulutnya. Lan Tingyun mengusap mulutnya, dan saat hendak menjelaskan, datanglah Lan Anran.     

"Apakah kalian sekeluarga suka menampar orang?"     

Lan Tingyi terkejut saat melihat sosok Lan Anran yang cantik, kulitnya cerah, kedua matanya juga cerah, tubuh yang bagus, gadis ini kira-kira berusia 20 tahun.     

"Apakah kamu si gadis dari desa yang bernama Lan Anran?" Tanyanya ragu-ragu.     

"Benar, akulah yang menampar nenek. Apakah kamu ada masalah?     

"Gadis tengik, apakah kamu sadar apa yang telah kamu lakukan? Nenekmu sudah setua itu, kamu masih saja menamparnya. Dia adalah nenek kandungmu. Selain itu, apakah kamu tidak takut masuk penjara?" Kata Lan Tingyi     

Gadis ini memang cantik, tetapi suka melawan, Lan Tingyi tidak suka dengan gadis yang seperti dia.      

"Aku tidak bermaksud menamparnya, nenek duluan yang memulai keributan. Paman, jangan memperlakukanku tidak adil."     

Lan Anran mengatakannya sambil tersenyum.     

"Tidak adil? Kamu bilang aku tidak adil? Maksudmu, luka yang ada di dahi nenekmu itu, nenek sendiri yang menyebabkannya? Lan Anran, jangan berkelit, sebenarnya apa yang terjadi?" Lan Tingyi lama-lama menggunakan nada tinggi, dia merasa keponakannya ini keras kepala.     

"Kak, ini semua terjadi karena aku…."     

"Ayah, tidak perlu membelaku, memang aku yang melukai nenek. Lan Tingyi, tumben sekali kamu muncul ke sini, biasanya aku tidak pernah melihat batang hidungmu. Sekarang kamu datang kesini, berpura-pura membela nenek, apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya?"     

Lan Anran juga membenci Lan Tingyi. Pamannya ini pernah merencanakan rencana jahat untuk merebut Rumah sakit pengobatan tradisional ayahnya, dan dia berhasil. Kali ini dia akan memberi pamannya pelajaran.     

"Gadis brengsek yang tidak tahu sopan santun! Kamu sudah berani menampar nenek, sekarang masih berani menghinaku? Kalian semua lihat anak yang tidak berperasaan ini, dia sudah mencelakai neneknya sendiri sampai terluka dan sekarang neneknya harus berbaring di ranjang rumah sakit. Cucu yang kurang ajar!" Kata Lan Tingyi memaki keponakannya.     

Semua orang yang menonton tidak tahu kebenarannya, langsung berkomentar pedas kepada Lan Anran.     

"Gadis ini kurang ajar sekali, berani mencelakai neneknya."     

"Gadis ini berparas cantik, sayangnya hatinya jahat."     

"Orang tuanya tidak mendidiknya dengan baik. Bagaimana neneknya bisa tahan dengan tamparannya? Gadis ini sungguh keji!"     

Raut wajah dan tatapan Lan Anran berubah dingin. Dia menatap orang-orang yang berkomentar itu dengan tatapan tajam.     

'Kalian boleh berkomentar apapun tentangku, tapi tidak tentang orang tuaku!'     

Mereka yang melihat tatapan yang dingin dari Lan Anran, tidak menyangka bahwa gadis ini akan menatap mereka seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.