Istri Cantik-cantik Ganas

Zhao Xiumei Terluka



Zhao Xiumei Terluka

0Zhao Xiumei tersulut emosi ketika mendengar perkataan Lan Anran.     
0

"Anak kecil sepertimu sudah berani sombong dan sok berkuasa di depanku. Aku benar-benar merasa terhina." Katanya sambil menangis.     

"Sepertinya nenek cocok menjadi orang desa, nenek sekarang lebih mirip dengan orang desa, karena saat bertengkar, semua wanita tua di desa berperilaku seperti nenek." Kata Lan Anran secara blak-blakan.     

"Anran, jangan memperbesar masalah. Nenekmu sampai terjatuh seperti ini, apa kamu sama sekali tidak peduli? Apakah kamu ingin nenek kamu terus-menerus marah?"      

Xu Yanshan berkata dengan nada jengkel.     

"Kakak ipar, ibu, kalian…" Sebelum Li Yueru menyelesaikan perkataannya, Zhao Xiumei meluapkan amarahnya.     

"Lan Tingyun, lihatlah putrimu yang kamu didik dengan baik, dia tidak patuh dengan nasehat orang yang lebih tua. Aku berkata sepatah dua kata, tapi dia langsung menamparku. Apakah menurutmu sikapnya benar?"     

Zhao Xiumei bangkit, kemudian menampar Lan Tingyun sebanyak dua kali.     

Plak, plak.     

"Orang tua dan anak sama saja!"     

Zhao Xiumei menampar pipi kanan dan pipi kiri Lan Tingyun hingga kedua pipinya merah.     

Bagaimana bisa Lan Anran menahan diri? Ketika melihat ayahnya ditampar, tanpa berpikir panjang neneknya menampar ayahnya dengan seenaknya sendiri, perbuatan neneknya ini sudah keterlaluan.     

"Orang tua dan anak sama saja? Artinya kelakuan ayah yang salah juga sama saja dengan nenek?"     

Lan Anran mengomentari neneknya dengan pedas.     

Selain itu Lan Anran menampar neneknya lagi, kali ini tamparannya lebih keras dibandingkan yang dilakukan neneknya kepada ayahnya.     

Ketiga kalinya Zhao Xiumei ditampar oleh cucunya sendiri. Dia merasa dirinya telah dihina sedemikian rupa, amarahnya sudah memuncak, Zhao Xiumei berteriak keras dengan suara yang bergetar.     

"Anak kurang ajar! Berani sekali kamu mengajari orang yang lebih tua? Aku harus memberi pelajaran kepadamu hari ini."     

Zhao Xiumei hendak menyerang Lan Anran dengan cakaran jarinya yang panjang dan lancip.     

Li Yueru yang baru saja keluar dari rumah sakit, ditambah dengan kondisi yang belum pulih sepenuhnya, karena menyaksikan situasi yang menegangkan antara nenek dengan cucunya ini, membuatnya langsung panik hingga muntah darah.     

"Ibu!"     

Melihat ibunya muntah darah, Lan Anran tanpa peduli, mendorong neneknya, Zhao Xiumei kehilangan keseimbangan, kemudian terjatuh, hingga kepalanya membentur pilar rumah, dan darah segar mengalir dari kepalanya.     

"Ibu!"     

Lan Tingyun dan Xu Yanshan bergegas menolong Zhao Xiumei yang jatuh pingsan.     

Li Yueru yang baru saja diperbolehkan pulang harus masuk lagi ke rumah sakit, kali ini bersama dengan mertuanya.     

Di luar kamar rawat inap.     

Xu Yanshan meluapkan amarahnya.     

"Kamu anak yang tidak tahu diri, tega sekali kamu mencelakai nenekmu sendiri. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku akan menjebloskanmu ke dalam penjara."     

Lan Anran tidak menggubris ancaman bibinya, yang ada di pikirannya adalah mencari kesempatan untuk memberikan ibunya pengobatan akupuntur.     

Dokter keluar menemui mereka, dia melepas masker kemudian berkata,      

"Nyonyo besar, walaupun di usianya yang sudah tua, namun kondisinya sangat sehat, dia hanya mengalami luka di bagian dahi. Kondisi Nyonya Lan yang lebih parah. Dia baru saja keluar dari rumah sakit, penyakitnya kambuh karena kepanikan yang dialaminya, jadi dia harus istirahat selama beberapa hari."     

Lan Tingyun merasa lega mendengar kondisi ibunya yang baik-baik saja, tetapi hatinya masih tidak tenang ketika mendengar kondisi istrinya.     

"Untung Ibu baik-baik saja. Kalau tidak, aku akan membuat perhitungan dengan kalian." Xu Yanshan melontarkan kata-kata ancaman, kemudian dia kembali masuk ke dalam kamar.     

"Ayah, maafkan aku. Kalau bukan karena ibu, aku tidak akan…."     

Lan Anran merasa bersalah setelah mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi ibunya. Andai saja, dia bisa menahan diri, penyakit ibunya pasti tidak akan kambuh.     

"Anran, kamu sudah besar. Sebelum bertindak, pikirkan dulu apa konsekuensinya bagaimanapun juga dia adalah nenekmu, tidak seharusnya kamu menamparnya. Sekarang apa yang harus kita lakukan nenekmu terluka seperti ini?" Kata Lan Tingyun.     

"Ayah, apa yang dilakukan kakak adalah pembelaan kakak untuk ayah. Dia tidak sampai hati melihat nenek menampar ayah. Selama bertahun-tahun, nenek selalu menampar ayah, setiap kali hatinya tidak senang. Aku lihat nenek tidak pernah menampar paman." Kata Lan Yanran membela kakaknya.     

"Omong kosong! Dia adalah ibuku dan juga nenek kalian. Nenek kalian memberi pelajaran kepada ayah itu memang tindakan yang benar, ayah memang bersalah karena tidak mendidik kalian dengan baik."     

Lan Tingyun memikul semua tanggung jawab. Lan Tingyi seorang pengangguran, wajar saja kalau ibunya memperlakukannya lebih spesial. Lan Tingyi adalah kakaknya, dia harus bersabar.     

Selain itu, apapun yang sudah wanita tua itu lakukan padanya, Zhao Xiumei adalah ibunya.     

"Ayah, aku masuk ke dalam dulu untuk melihat kondisi ibu."     

Lan Anran masuk ke kamar tanpa berkata apa-apa lagi.     

Di kamar, Lan Anran melihat ibunya terbaring lagi di ranjang. Kali ini meminum sup herbal pun juga sudah tidak ada gunanya.     

Lan Anran mengeluarkan reagen ( bahan untuk menghasilkan reaksi kimia, biasanya untuk mengetes darah), ini adalah botol reagen yang terakhir, lalu dia mengeluarkan jarum dan memasukkannya ke dalam pembuluh darah ibunya.     

Baru saja dia memasukan jarum, adiknya tiba-tiba masuk.     

"Kak, apa yang kamu lakukan?"     

Lan Yanran samar-samar melihat kakaknya memegang benda, tapi dia tidak tahu benda apa itu.     

"Tidak ada. Aku hanya membetulkan infusnya, karena alirannya terlalu cepat."     

"Kak, jangan sedih. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Ini karena nenek sudah berumur jadi suka marah-marah. Salah kita adalah membuat nenek terbentur pilar rumah sampai terluka."     

Lan Yanran kagum akan keberanian kakaknya melawan nenek. Bahkan dia pun tidak berani berhadapan dengan nenek.     

"Aku tidak sedih, hanya saja aku merasa menyesal mengakibatkan penyakit ibu kambuh lagi."     

Lan Anran merasa menyesal. Dia pernah bersumpah tidak akan membuat ibunya sedih. Tapi hari ini dia melanggar sumpahnya, dan gagal melindungi ibunya.     

"Kak, jangan sedih. Ibu pasti akan baik-baik saja."     

Lan Yanran menepuk pundak Lan Anran untuk menghiburnya.     

"Iya," kata Lan Anran sambil mengangguk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.