Istri Cantik-cantik Ganas

Ingin Satu Panggung dengan Sang Bidadari



Ingin Satu Panggung dengan Sang Bidadari

0"Aku memintamu untuk berpura-pura menjadi diriku, bukannya malah merusak nama baikku." Kata Mo Jinrong dengan nada dingin.     
0

"Baik, Tuan Muda." Jawab Mo San dengan perasaan tak bersalah, apakah ini salahnya jika dia menjalin hubungan baik dengan Keluarga Lan?     

"Bagaimana dengan kompetisi medis?"     

Tanya Mo Jinrong dengan bersandar di kursi mobil sambil memejamkan mata.     

"Ujian tertulis sudah selesai diselenggarakan. Tapi hasilnya belum keluar, jadi masih belum tahu siapa yang berada di peringkat pertama dan peringkat yang terakhir. Aku dengar anak kedua dari keluarga Lan, Lan Yanxin yang paling diharapkan menduduki peringkat pertama." Jawab Mo San dengan sopan.     

"Lan Yanxin? Perhatikan dia terus. Sudah saatnya perusahaan menambah pegawai baru." Kata Mo Jinrong dengan santai.     

"Tuan Muda, setiap diadakan kompetisi medis, kita selalu merekrut orang baru yang berbakat. Aku rasa sudah cukup banyak orang baru yang berbakat di perusahaan kita."     

Selama beberapa tahun terakhir ini Mo Jinrong selalu merekrut peringkat pertama dan peringkat kedua dari kompetisi medis. Dia akan menghubungi mereka lalu menawarkan gaji tinggi agar mereka mau bekerja di perusahaannya. Sekarang di perusahaan sudah banyak pegawai medis, untuk apa merekrut lagi.     

"Tidak ada seorang pun dari mereka yang hasil pekerjaannya memuaskan." Kata Mo Jinrong sambil melihat pemandangan di luar jendela mobil.     

"Apabila Lan Yanxin bekerja di perusahaan Mo, bukankah nantinya rahasia keluarga Mo akan diketahui oleh Nona Lan Anran?"     

Mo San khawatir, pada saat Lan Yaxin menandatangani surat kontrak kerja, bukankah dia bisa mengetahui siapa direktur Mo yang sebenarnya? Apakah dia yakin Lan Yanxin tidak membocorkan rahasianya?     

"Kalau sampai Lan Yanxin berani membocorkan rahasia, aku akan membunuhnya. Awasi dia terus. Apakah sudah ada kabar dari Rong Ze?" Tanya Mo Jinrong datar, sambil memperbaikiposisi kacamatanya.     

"Belum ada, aku belum tahu posisi Tuan Rong Ze sekarang ada di mana. Tunggu sampai Tuan Rong Ze yang menghubungimu."     

Jawab Mo San dengan sopan sambil menatap lurus ke depan.     

...     

Setelah Lan Anran selesai menjaga dan membantu ibunya minum Sup Herbal, dia pulang ke rumah sendiri, lalu menyalakan komputer untuk mencari berita.     

"Bagaimana? Apakah sudah ada kabar?"     

Lan Anran menelepon seseorang sambil mengetik di Keyboard.     

"Bos, ada berita yang masih simpang siur kebenarannya."     

"Ceritakan padaku." Jawab Lan Anran.     

"Ada berita yang mengatakan bahwa Xiang Tian janjian dengan orang misterius di restoran untuk membicarakan tentang bisnis. Selama ini Xiang Tian selalu menutupi jejaknya, tapi sekarang dia terang-terangan menunjukkan posisinya, apakah hal itu tidak mencurigakan?"     

"Dari mana kamu mendengar berita itu?"     

"Kami mendapat berita dari si Pak Tua. Dia mengenal kami dan orangnya pun informatif. Seharusnya sekarang Xiang Tian berhati-hati, kecuali jika berita itu bohong."     

"Tidak apa-apa. Tidak penting berita itu benar atau tidak, tidak ada salahnya kita mencoba, karena ada hadiah satu milyar yuan."      

Lan Anran memutuskan untuk mencobanya, karena adanya tawaran hadiah satu milyar yuan.     

"Kakak."     

Lan Yanran tiba-tiba membuka pintu kamar. Lan Anran bergegas menutup laptopnya, seketika wajahnya terlihat panik.     

Lan Yanran mengerti, mereka sudah mahasiswa, hal yang wajar jika menonton film yang tidak seharusnya ditonton. Lan Yanran berkata sambil tersenyum,      

"Kak, aku tidak akan mengganggumu! Lanjutkan nontonnya, lanjutkan nontonnya."     

Saat Lan Anran melihat wajah adiknya, dia tahu adiknya pasti berpikir yang macam-macam.     

"Bocah tengik, apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa kamu kesini?" Lan Anran bangkit dari duduknya lalu bertanya sambil memukul kepala adiknya.     

"Ibu sudah tidur di rumah sakit, setelah minum sup herbal darimu, ibu pasti akan tidur sampai besok pagi, menurutku ayah sendirian yang menjaga ibu di rumah sakit sudah cukup. Jadi aku pulang utuk bertemu dengan bidadariku." Kata Lan Yanran sambil tersenyum.     

"Bidadari?" Lan Anran mengangkat alisnya.     

Lan Anran bertanya-tanya, siapa yang dimaksud dengan bidadari? Adiknya yang selama ini di sekolah belum pernah tertarik pada perempuan, sekarang mengatakan ingin bertemu bidadarinya?"     

"Iya, Liu Xixi bidadariku. Dia artis terseksi yang menjadi dambaan semua laki-laki di negara kita. Aku ingat semua adegan film yang dia mainkan, bahkan aku ingat dialog filmnya. Hari ini debutnya di Tomato Streaming Live, aku harus datang memberi dukungan." Kata Lan Yanran dengan antusias.     

"Apakah kamu sangat menyukai aktingnya?" Tanya Lan Anran sambil tersenyum.     

"Tentu saja. Selain akting, aku juga menyukai dia saat menyanyi di panggung. Impianku adalah bisa berakting bersamanya, terutama saat adegan ciuman. Sayangnya, semuanya itu hanya mimpi belaka." Setelah bercerita dengan antusias, di akhir kalimatnya dia terdengar sangat putus asa.     

"Jangan khawatir. Mimpimu pasti akan menjadi kenyataan." Lan Anran menepuk pundak adiknya.     

Lan Yanran adalah siswa yang paling tampan di sekolah. Tidak sulit untuk memasukkan adiknya ke dunia hiburan. Apapun yang diinginkan adiknya, sebagai kakaknya dia akan membantu mewujudkannya.     

"Terima kasih, Kak. Lanjutkan nontonnya, aku kembali ke kamarku dulu." Kata Lan Yanran sambil tersenyum nakal.     

Lan Anran menutup pintu, lalu kembali membuka laptop kemudian menghubungi anak buahnya.     

"Aku sudah menghubungi Bos Luo Tian Entertainment, dan mengatakan padanya dalam beberapa hari kedepan aku akan memasukkan seorang trainee aktor pendatang baru. Tolong perlakukan dia dengan baik."     

"Baik, Bos."     

Bos pemilik Luo Tian Entertainment bernama Qian Mu, dia adalah klien Lan Anran. Dia pernah menolongnya dan bersikap ramah terhadap dirinya, dan sebagai balas budinya, dia berjanji akan mengabulkan semua permintaan Lan Anran. Lan Anran percaya pria itu adalah orang yang akan memegang janjinya.     

...     

Keesokan harinya, tepatnya pada hari Rabu, Lan Anran setelah selesai kuliah siang, sore harinya dia tidak ada pelajaran, dia punya waktu kosong dan belum ada kegiatan lainnya, jadi dia memutuskan untuk mengunjungi desa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.