Istri Cantik-cantik Ganas

Uang Bukan Segalanya



Uang Bukan Segalanya

0Seketika Keluarga Lan merasa Mo Jinrong pria yang baik dan ramah meskipun wajahnya jelek.     
0

Sedangkan Mo Jinrong yang asli, tidak menyukai dan tidak terbiasa suasana yang hangat seperti ini. Jadi dia memutuskan untuk keluar kamar.     

Lan Anran menyadari ekspresi suram Mo Jinrong. Di kehidupan yang sebelumnya, dia bukanlah pria yang suka suasana yang ramai. Pria itu pasti tidak mau berhadapan dengan suasana ramai seperti ini meskipun harus mengulang kehidupannya berkali-kali.     

Jika tujuan utama pria itu bukan ingin menjenguk ibunya, lalu apa tujuannya yang sebenarnya?"     

Lan Anran mengikuti Mo Jinrong keluar.     

"Pelayan, apakah kamu sedang tidak enak badan?"     

Baru saja Mo Jinrong ingin bersantai, sekarang dia harus memikirkan alasan untuk memberi penjelasan.     

"Tidak, aku hanya ingin ke kamar mandi."     

Lan Anran menunjuk ke belakang Mo Jinrong yang berada di sudut tembok. Mo Jinrong terlihat gugup dan posisinya terdesak.     

"Aku… aku mau ke sana."     

Mo Jinrong menggertakan gigi, dia berbalik badan kemudian pergi.     

"Kamar mandi di sebelah sini." Kata Lan Anran.     

Mo Jinrong berbalik badan lagi, wajahnya terlihat tersipu malu.     

Lan Anran menunggu di depan pintu kamar mandi.     

"Pelayan, sudah belum?"     

Mendengar suara teriakan Lan Anran membuatnya malu. 'Kenapa kelakuan nona dari Keluarga Lan seperti ini? Berteriak di depan kamar mandi pria?'     

Mo Jinrong tidak terburu-buru ataupun tidak berlama-lama di kamar mandi, dia keluar setelah dia benar-benar selesai.     

"Nona Lan, di sini rumah sakit. Sekarang kamu sudah menjadi Nyonya Mo, tolong jaga sikapmu."     

"Masih bagus aku tidak masuk ke dalam. Katakan padaku, apa tujuan kalian datang ke sini?" Tanya Lan Anran Blak-blakan.     

Mo Jinrong terkejut Lan Anran bisa menebak bahwa tujuan utama kedatangannya bukan untuk menjenguk ibunya?     

"Saat aku pingsan, apakah ada orang yang menolong? Apakah saat itu kamu pergi?" Tanya Mo Jinrong dengan ekspresi serius.     

Lan Anran menebak-nebak dalam hati saat melihat ekspresi Mo Jinrong yang serius.     

"Apakah kamu bermaksud mencari orang yang menolongmu saat itu?"     

Lan Anran berkata lagi sambil menganggukan kepala     

"Iya, aku pergi saat itu memanggil taksi, sementara aku membawamu ke ruang kelas yang kosong. Kenapa?"     

Mo Jinrong berpikir bahwa dia akan mendapatkan jawabannya.     

"Apakah kamu tahu siapa yang menolongku, pria atau wanita?"     

Mo Jinrong terlihat buru-buru saat menanyakan hal itu.     

"Tidak, aku tidak tahu." Kata Lan Anran sambil menggelengkan kepala.     

Mo Jinrong terlihat kecewa dan tatapan matanya terlihat putus asa.     

"Oh iya, sekarang penyakitmu…"     

Lan Anran ingin mengetahui apakah penyakit Mo Jinrong sudah membaik atau belum.     

"Tidak apa-apa. Kalau kamu teringat sesuatu, tolong beritahu aku."     

Mo Jinrong berkata dengan nada putus asa.     

"Pelayan, jangan sedih. Tuan Muda Mo sangat kaya, dia pasti bisa membantumu." Kata Lan Anran sengaja berkata seperti itu.     

Meskipun Lan Anran tahu Mo Jinrong memiliki penyakit itu, tetapi yang tidak Lan Anran ketahui adalah dirinya lah obat penawar untuk penyakit Mo Jinrong. Tetapi pria itu lebih memilih untuk menunggu agar identitas aslinya tidak terbongkar.     

"Apa gunanya punya banyak uang? Kalau tidak berhasil menemukannya, maka aku…"Mo Jinrong menggumam.     

"Apa yang kamu katakan?"     

Tanya Lan Anran sambil mengerutkan dahi, dia tidak mendengar dengan jelas apa yang Mo Jinrong gumamkan.      

"Tidak ada. Aku pergi dulu."     

Mo Jinrong kembali ke kamar ibu Lan Anran dirawat. Dia melihat keluarga Lan masih asyik mengobrol dengan Mo San.     

"Tuan Muda Mo, ada urusan mendesak di perusahaan, kamu harus segera kembali sekarang."     

Mo San yang awalnya gembira, wajahnya seketika berubah menjadi serius dan langsung berdiri begitu mendengar suara Mo Jinrong.     

"Nyonya Lan, Tuan Lan, aku pergi dulu. Lain kali kita lanjutkan obrolan kita."     

"Kenapa kamu memanggil Nyonya Lan dan Tuan Lan? Panggil kami dengan panggilan ayah dan ibu."     

Meskipun Li Yueru merasa menantunya jelek, tetapi dia menilai pria ini baik dan ramah, jadi dia mulai menerima pria ini sebagai menantunya.     

"Bu, apa maksud ibu?"     

Lan Anran terkejut ayah dan ibunya menerima Mo San sebagai menantu mereka. 'Bagaimana mungkin?'     

"Kenapa memangnya? Dia pria yang lucu, pintar berbicara, kami yakin dia akan memperlakukanmu dengan baik." Kata Lan Tingyun sambil tersenyum.     

"Sudah… sudah. kalian berdua masih sibuk, pulanglah. Sampai jumpa lagi di lain waktu."     

Kata Lan Anran.     

Mo San dan Mo Jinrong akhirnya pulang.     

Lan Yanran merasa ada yang aneh pada Mo Jinrong, dia melihat Mo Jinrong terlihat takut saat berhadapan dengan sopirnya, siapa sebenarnya yang menjadi majikan?     

...     

Keluar dari rumah sakit, Mo Jinrong naik ke mobil.     

"Tuan Muda Mo, apakah kamu sudah mendapatkan petunjuk?" Tanya Mo San.     

"Belum. Lan Anran mengatakan dia pergi memanggil taksi saat itu. Orang itu pasti masih di Rongcheng." Kata Mo Jinrong dengan ekspresi datar.     

"Tuan Muda Mo, kalau orang itu berada di Rongcheng, masih bisa kita cari. Kemungkinan dia adalah salah satu guru di sekolah."     

"Kamu selidiki semua guru termasuk kepala sekolah di sekolah itu."     

"Baik. Tuan Muda Mo. Aku merasa Tuan dan Nyonya Lan, orang yang ramah dan mudah didekati."     

"Aku lihat kamu sangat dekat dengan mereka dan asyik sekali mengobrol dengan mereka." Kata Mo Jinrong dengan nada dingin dan ada perasaan tidak suka.     

"Tuan Muda Mo, jangan salahkan aku. Mereka yang mengajakku mengobrol lebih dulu. Aku hanya melontarkan sedikit lelucon, siapa sangka mereka langsung menyukaiku."     

Kata Mo San dengan bangga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.