Istri Cantik-cantik Ganas

Menolong Lan Tingyi



Menolong Lan Tingyi

0"Bu, awalnya aku berpikir menjual rumah ini dulu. Lalu menunggu sampai aku menang judi, maka aku bisa membeli rumah ini kembali. Tidak disangka, selama 2 hari ini aku selalu kalah. Ada orang yang mau meminjamkan aku uang. Bu tenang saja, beberapa hari lagi, aku pasti menang dan akan membeli rumah ini kembali. Percayalah kepadaku!" Kata Lan Tingyi sambil menangis.     
0

"Kak, kenapa kamu menjualnya? Rumah ini peninggalan Ayah yang bernilai puluhan juta yuan. Kenapa kamu menjualnya murah?" Tanya Lan Tingyun.     

"Adik, tutup mulutmu! Ini semua gara-gara kamu, aku sampai kehabisan uang dan harus menjual rumah Ibu!" Wajah Lan Tingyi terlihat sangat menyeramkan.     

"Paman, perkataan paman keterlaluan. Ayahku memang tidak memberimu uang. Tapi paman sudah tahu uang paman hanya sedikit, tapi masih berani berjudi. Lalu sekarang paman menyalahkan kami?" Lan Anran tidak terima ayahnya disalahkan.     

"Bu, Tingyi juga sedang kalut. Kami pasti akan membeli rumah ini kembali. Toh rumah ini sudah terlanjur terjual, sekarang Ibu tinggal bersama kami saja."     

Sebenarnya Xu Yanshan juga kesal, tetapi bagaimana pun juga Lan Tingyi adalah suaminya dan ayah dari anaknya.     

"Kalut? Dasar sembrono! Dulu kamu masuk penjara juga karena kalut, sekarang kamu menjual rumah peninggalan Ayahmu. Kenapa kamu tidak menjual dirimu sendiri? Kenapa kamu tidak menjual rumahmu sendiri? Kenapa kamu menjual rumah peninggalan Ayahmu satu-satunya!"     

Kondisi Zhao Xiumei baru saja pulih, sekarang kemarahannya membuat kondisi kesehatannya drop lagi.     

"Bu, ini salahku. Maafkan aku. Aku pasti akan membeli rumah ini kembali!" Lan Tingyi masih berlutut di hadapan Zhao Xiumei.     

Tiba-tiba ponsel Lan Tingyi berbunyi, yang menghubunginya adalah penagih hutang. Lan Tingyi menjawab telepon sambil marah-marah, "Hei! Bukankah aku sudah memberikan uang kepada kalian? Apa lagi yang kalian inginkan?"     

Si penagih hutang juga tidak kalah berangnya. Dengan kejam dia berkata, "Apa? Kapan kamu memberikan kepada kami? Lan Tingyi, jangan berkelit, segera bayar 5.000.000 yuan kepada kami, maka kami pastikan tidak akan mengganggumu lagi. Sebaliknya jika kamu tidak membayarnya, aku akan memotong tangan dan kakimu sebagai gantinya!"     

"Apa kamu bilang? Kalian mau cari keributan? Jelas-jelas aku sudah serahkan uangnya kepada kalian. Kalian masih berkelit!" Lan Tingyi merasa kesal.     

"Omong kosong, kami tidak menerima uang darimu. Kami tidak akan mengganggumu selama kamu sudah membayar hutangmu. Kamu bisa selidiki sendiri kapan aku pernah menipu? Sepertinya ada orang yang membohongimu mengatasnamakan kami. Aku juga tidak peduli tentang hal itu. Aku hanya mau kamu bayar hutangmu dalam waktu 3 hari. Kalau tidak, aku minta putrimu sebagai gantinya."     

Sambungan telepon terputus. Lan Tingyi berada dalam posisi kebingungan.     

"Ada apa?"     

"Tingyi, ada apa? Uang penjualan rumah ini kamu berikan kepada siapa?" Xu Yanshan berkata dengan panik.     

Lan Tingyi menggelengkan kepala. Dirinya telah ditipu, rumah ini juga sudah dijual. Dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi.     

Zhao Xiumei semakin marah. Rumah ini senilai puluhan juta yuan, tetapi anak kurang ajar ini hanya menjualnya seharga 5.000.000 yuan. Dia merasa sangat bersalah terhadap suaminya.     

"Lan Tingyi, anak kurang ajar! Aku akan menghajarmu habis-habisan. Aku kira kamu anak yang paling berbakti, tidak disangka kamu membohongiku selama ini!" Zhao Xiumei hendak memukul Lan Tingyi.     

Kemudian si wanita pemilik baru rumah ini angkat bicara.     

"Nyonya, saya tidak peduli dengan masalah keluarga Anda, saya sudah membayar uang rumah ini secara tunai dan rumah ini sudah menjadi milik saya. Silahkan kalian semua keluar, jangan bertengkar di dalam rumah saya. Kalau tidak, saya akan panggil Polisi."     

"Bohong! Rumah ini milikku! Rumah ini milikku! Beberapa hari yang lalu aku masih menempati rumah ini!" Zhao Xiumei enggan pergi.     

Lan Anran senang melihat situasi ini.     

"Bu, ini bukan lagi masalah rumah, tetapi Yaxin. Kalau Tingyi tidak membayar hutangnya, Yaxin berada dalam bahaya. Dia adalah penerus keluarga Lan!"     

Xu Yanshan panik. Sekarang dia membenci suaminya yang hanya bisa berjudi, dan tidak becus melakukan hal lainnya.     

Emosi Zhao Xiumei mulai mereda. Dia melihat-lihat rumah ini, juga melihat anaknya yang kurang ajar sedang menangis dan terlihat menyedihkan.     

"Tingyun, apakah kamu bisa membantu kakakmu? Kita semua adalah keluarga." Zhao Xiumei teringat putra keduanya berkecukupan.     

"Lagi-lagi kali ini mengakui kami sebagai keluarga, padahal tadi kalian tidak menganggap kami sebagai keluarga." Kata Lan Anran sambil tersenyum.     

"Bu, ini bersangkutan dengan hutang judi yang terus berkelanjutan. Kakak pasti akan terus berjudi. Hari ini dia sudah menjual rumah demi membayar hutangnya. Entah nanti apa lagi yang akan dia lakukan." Lan Tingyun tidak ingin ikut campur.     

"Adik, tenang saja asalkan kamu mau membantuku membayar hutang 5.000.000 yuan, aku akan berhenti berjudi dan akan mencari pekerjaan." Lan Tingyi berlutut di depan Lan Tingyun memohon.     

"Anakku, tolong bantu kakakmu. Dibandingkan dengan rumah ini, nyawa Yaxin jauh lebih penting. Lan Yaxin penerus keluarga Lan, jangan sampai penagih hutang itu berbuat sesuatu kepada Yaxin."     

Zhao Xiumei memohon kepada Lan Tingyun sambil menangis dan memegang tangannya.     

"Adik, ini salahku. Tolonglah aku. Yaxin tidak bersalah." Lan Tingyi tidak henti-hentinya memohon.     

Hati Lan Tingyun mulai melunak, dia tidak tega melihat Ibu dan kakaknya memohon sedemikian rupa kepadanya.     

"Baiklah. Ayahku bisa membantu kalian, tetapi dengan satu syarat."     

Lan Anran melihat hati ayahnya mulai melunak. Tidak masuk akal juga dia melarang ayahnya membantu kakak dan ibunya sendiri, tetapi dia juga tidak ingin ayahnya memberikan uang secara cuma-cuma.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.