Menantu Pungut

Awas, Aaron!



Awas, Aaron!

0Ada satu hal yang sebenarnya menjadi kesalahan Aaron Liu. Tak seharusnya dia begitu gegabah dan langsung menunjukkan diri pada keluarga Wen.     
0

"Sial! Mengapa Aaron tak bisa sedikit bersabar?" umpat Miranda sangat kesal.     

Perempuan itu masih bersembunyi di tempat yang sama. Miranda ingin memastikan kalau nyawa adiknya tak dalam bahaya. Selain itu, ia juga mencoba mengirim pesan pada beberapa orang yang kebetulan sudah berpencar.     

Aaron Liu masih menatap tajam seorang wanita dan dua anaknya yang tampak terkejut. Suasana benar-benar begitu mencekam dan juga penuh tekanan bagi kedua kubu.     

Tak jauh dari sana, Lee Hana masih duduk dalam kondisi terikat kursi. Perempuan itu juga dalam kondisi tak sadarkan diri.     

'Apa yang mereka lakukan pada Nona Lee?' batin Aaron Liu penuh kecurigaan. "Lepaskan Nona Lee!" teriaknya nyaring.     

"Bagaimana kamu bisa sampai di sini, Aaron?" Wen Ziyi merasa ada yang aneh kemunculan Aaron Liu di sana.     

"Tak perlu basa-basi, Nyonya Wen!" lontar seorang pria yang sengaja datang untuk menyelamatkan Lee Hana. "Aku datang bukan untuk melakukan wawancara!"     

Terpancar aura dingin penuh amarah di wajah Aaron Liu. Pria sampai mengepalkan tangan begitu kuat karena menahan amarah.     

Tak berpikir panjang, Aaron Liu bergegas mendekati Lee Hana yang tak sadarkan diri. Belum juga sampai, Wen Rou langsung menghadap dengan sebuah lambaian tangan.     

Wen Rou seolah sengaja ingin memukul Aaron Liu karena ingin melepaskan Lee Hana. Untuk saja, pukulan itu berhasil ditangkis dengan respon cepat dari suami Jiang Lily itu.     

"Brengsek! Apa yang sudah kalian lakukan pada Nona Lee? Aku pastikan kalian akan membusuk di penjara!" Aaron Liu sangat murka dan juga kalap.     

"Silahkan lepaskan Nona Lee!" sahut Wen Hui dengan senyuman sinis begitu angkuh.     

"Kamu pikir aku takut!" Aaron Liu sama sekali tak takut pada mereka semua.     

Wen Ziyi justru tak paham dengan rencana anaknya. Ia merasa sangat berbahaya kalau Lee Hana dilepaskan begitu saja. Seharusnya perempuan itu bisa menjadi sandra untuk meminta sejumlah nilai fantastis pada Keluarga Jiang.     

Sejak awal tujuan penculikan itu memang untuk mengacaukan JL Fashion dan juga Keluarga Liu. Namun yang terjadi, Aaron Liu tiba-tiba muncul sebelum mereka meminta uang tebusan.     

"Mengapa kamu biarkan Aaron melepaskan perempuan itu?" protes Wen Ziyi pada anaknya sendiri.     

"Sudahlah, Ma. Aaron tak akan bisa keluar dari sini. Bukankah dia datang seorang diri?" jawab Wen Hui sembari memperhatikan sekeliling gudang.     

Tak ada siapapun selain mereka yang terlihat di sana. Namun, hal itu sedikit mencurigakan kalau memang benar Aaron Liu datang sendirian.     

Dengan penuh kewaspadaan, duo Wen itu mencoba memeriksa gudang tersebut. Mereka berdua harus menemukan seseorang yang datang bersama Aaron Liu.     

"Keluarlah, Miranda!" teriak Wen Hui. "Jangan pikir kami tak tahu kamu bersembunyi di sana!"     

"Oh ... ternyata kalian datang berdua. Sepertinya hubungan kalian sudah cukup baik," cibir Wen Ziyi tak senang.     

"Sepertinya wanita itu harus diseret ke sini, Ma," celetuk Wen Rou mulai kesal.     

Tanpa mau menunggu Miranda keluar sendiri, Wen Rou langsung beranjak ke sebuah sudut di mana perempuan itu bersembunyi. Rasanya tak sabar untuk memberikan pelajaran pada orang-orang yang selalu berusaha untuk menjatuhkan keluarganya.     

Sayang sekali, Miranda tak mungkin menghindar atau juga melarikan diri. Perempuan itu hanya tersenyum sinis kala Wen Ria mencoba menarik kasar dirinya.     

"Lepaskan, Brengsek! Aku bisa jalan sendiri!" ketus Miranda dengan suara lantang.     

"Astaga! Kamu berubah begitu galak, Miranda." Wen Rou seolah tak terima atas sikap kasar perempuan itu.     

"Tutup mulutmu, Rou! Kamu pikir dirimu hebat? Tanpa Nyonya Wen, kalian berdua hanya seorang pria berguna!" lontar Miranda meremehkan dua anak dari Wen Ziyi.     

"Wanita sialan!" Sebuah tamparan mendarat keras di wajah Miranda. "Kalau bukan karena kami, kamu tak mungkin bisa masuk dalam keluarga Liu!" murka Wen Rou.     

Miranda justru tertawa mendengar hal itu. Ia sama sekali tak merasakan rasa sakit dari tamparan itu. Kehidupan yang dijalaninya jauh lebih menyakitkan dari itu semua.     

Keluarga Wen sama sekali tak pantas untuk mendapatkan penghormatan apapun. Mereka semua seperti parasit yang terus menggerogoti inangnya. Lebih buruknya lagi, ibu dan dua anak itu tak pernah puas akan segala hal.     

"Setidaknya aku bukan parasit yang bergantung pada orang lain. Tanpa Keluarga Jiang, kalian semua sudah pasti menjadi sampah tak berguna!" Miranda langsung menumpahkan segala perasaan yang sejak tadi ditahannya.     

"Brengsek! Aku membunuh perempuan sialan ini." Wen Rou sudah bersiap untuk menghajar kakak perempuan dari Aaron Liu itu.     

Belum juga berhasil menyentuh kuku Miranda, Aaron Liu sudah menghadang langkah Wen Rou. Pria itu menyerahkan Lee Hana pada kakaknya lalu menghadapi seorang pria yang selalu saja mencari masalah.     

Meski bantuan masih belum datang, Aaron Liu sama sekali tak takut menghadapi mereka semua. Entah mengapa, ia tak akan membiarkan siapapun menyakiti perempuan.     

"Apakah kamu hanya berani melawan perempuan saja?" lontar Aaron Liu sembari melemparkan senyuman sinis penuh cibiran.     

"Tutup mulutmu, Aaron! Ini urusanku dan Miranda!" Wen Rou seolah tak terima karena ada yang ikut campur urusannya.     

"Sayangnya, urusan Miranda adalah urusanku juga!" sahut pria itu tegas.     

"Brengsek! Aku akan menghabisi kalian semua!"     

Wen Rou sudah terprovokasi dengan ucapan Aaron Liu. Pria itu langsung memajukan langsung lalu melakukan sebuah tendangan tinggi ke arah lawan.     

Dengan tangkasnya, Aaron Liu menangkis setiap tendangan dan juga pukulan Wen Rou ke arahnya. Seharusnya tak sulit untuk menghadapi pria lemah seperti itu.     

Menyaksikan saudaranya akan kalah, Wen Hui juga ikut maju. Di tak mungkin diam saja melihat Wen Rou dipukul habis-habisan oleh lawannya.     

"Terimalah ini, Aaron!" Wen Hui mengarahkan sebuah tendangan tinggi. Ia berpikir kalau hal itu akan menjadi pukulan telak bagi Aaron Liu.     

"Brengsek! Kalian hanya bermain keroyokan!" Aaron Liu mencoba menghindar lalu melakukan tendangan balasan untuk melumpuhkan mereka.     

"Matilah kau, Aaron!"     

Secara membabi buta dou Wen melakukan serangkaian serangan secara bersamaan. Sayang sekali, Aaron Liu bukanlah lawan mereka. Pria itu selalu saja bisa menghindar dan juga memberikan balasan setimpal pada keduanya.     

Situasi semakin menegangkan. Wen Rou dan Wen Hui seolah sudah tak mampu untuk memberikan perlawanan. Hal itu memunculkan niat jahat Wen Ziyi kala melihat Aaron Liu tampak kelelahan.     

Entah apa yang ada dipikirannya, Wen Ziyi berjalan ke sebuah meja dan mengambil senjata api milik anaknya. Tak tanggung-tanggung, perempuan itu langsung mengarahkan senjata tersebut ke arah Aaron Liu.     

Dalam sekejap saja, Wen Ziyi menarik pelatuk itu tanpa keraguan sedikit pun.     

"Awas, Aaron!" teriak Miranda sebelum suara dentuman keras terdengar begitu jelas dan sangat mengejutkan semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.