Menantu Pungut

Kepedulian Antar Saudara



Kepedulian Antar Saudara

0Lee Hana masih terdiam dan menafsirkan arti dari setiap ucapan Miranda. Ia menduga jika ada hal tersirat dalam semua perkataannya.     
0

"Aku merasa jika kamu tak suka dengan keberadaanku di Keluarga Jiang. Apakah kamu berpikir jika aku akan menjadi perusak rumah tangga adikmu?" tuduh Lee Hana bersamaan dengan tatapan tajam yang penuh arti.     

"Kamu terlalu berlebihan, Nona Lee. Mana ada aku berpikir seperti itu mengenai dirimu." Miranda memberikan jawaban itu sembari memandang ke arah Aaron Liu dan juga Jiang Lily yang kebetulan berjalan ke arah mereka.     

Bisa ditebak jika pasangan suami istri itu baru saja bangun tidur. Mungkin juga mereka bangun tidur lalu bergegas mandi dan juga menyusul mereka semua.     

Dalam beberapa detik saja, pasangan itu sudah semakin mendekat. Jiang Lily merasa ada yang salah dengan ekspresi kedua perempuan cantik itu. Ia menduga jika mereka berdua baru saja terlibat pertikaian.     

"Apakah kalian berdua baik-baik saja? Mengapa kamu terlihat sangat kesal, Nona Lee?" tanya Jiang Lily pada seorang perempuan cantik yang sudah beberapa waktu tinggal di rumahnya.     

"Bukan apa-apa, Nona Jiang. Aku hanya kurang tidur saja semalam," kilah Lee Hana tak ingin mengatakan semuanya. Ia tak ingin menciptakan sebuah hubungan yang semakin buruk untuk mereka.     

"Syukurlah jika tak ada apa-apa. Aku sedikit cemas saat melihat kamu begitu tak nyaman, Nona Lee. Jika Miranda mengatakan sesuatu yang kurang pantas, kamu bisa mengatakannya padaku," sahut Aaron Liu yang juga mengkhawatirkan seseorang yang sudah cukup banyak berkorban untuk Keluarga Jiang.     

Lee Hana benar-benar sangat berhati-hati kali ini. Jiang Lily sudah seperti seorang adik untuknya. Tentu saja ia tak ingin menambahkan masalah pada cucu tunggal dari Nenek Jiang itu. Tak seharusnya ucapan Miranda itu harus diperpanjang dan justru membuat hubungan mereka semakin tak baik.     

Selama ini, Nenek Jiang selalu saja memperlakukan Lee Hana dengan sangat baik. Bahkan wanita tua itu telah mempercayakan seluruh pabrik padanya. Seolah tak ada kecemasan apapun kala perempuan itu menguasai segala proses produksi untuk seluruh produk JL Fashion.     

Kepedulian Aaron Liu terhadap Lee Hana tentu saja bukan tanpa alasan. Perempuan itu benar-benar bisa diandalkan dan juga mampu menempatkan dirinya.     

"Hari ini Nona Tiffany ingin bertemu dengan Anda, Presdir. Semalam dia sempat mengirimkan sebuah pesan untuk memberitahukan hal itu," ucap Lee Hana pada seorang atasan dan juga sosok pria yang membuatnya jatuh hati.     

"Apakah perusahaan sudah akan beroperasi? Bukankah Tiffany masih belum menemukan lokasi yang cocok untuk perusahaan barunya?" Aaron Liu masih belum yakin jika Tiffany benar-benar akan membicarakan masalah bisnis dalam pertemuan kali ini.     

"Kita akan melihat sebuah gedung yang akan dipakai untuk perusahaan baru itu," jelas Lee Hana dengan sangat berhati-hati. Ia tak ingin jika sampai salah berucap di hadapan dua perempuan yang sejak tadi terus memperhatikan dirinya.     

Jiang Lily langsung melemparkan tatapan pada sang suami. Ia memang sudah mendengar mengenai kerjasama yang akan dilakukan oleh suaminya itu. Hanya saja, ia merasa tak rela jika Aaron Liu harus terus bersama Tiffany sepanjang waktu.     

Hal itu menjadikan kecemasan tersendiri bagi Jiang Lily. Bahkan kehadiran Tiffany jauh lebih menakutkan jika dibandingkan dengan perasaan Lee Hana yang begitu tulus pada suaminya. Setidaknya ia sudah sangat yakin jika Manajer JL Fashion itu tak akan melakukan sesuatu yang tak pantas.     

"Mengapa kamu menjadi sangat cemas, Jiang Lily?" celetuk Miranda kala menyadari ekspresi tak tenang dan penuh kekhawatiran di wajah adik iparnya.     

"Bukan apa-apa. Aku hanya merasa tak tenang jika mereka berdua bekerja dengan Tiffany. Bagaimana jika kerjasama ini hanya dijadikan alasan untuk sebuah rencana buruk bagi Aaron dan Nona Lee?" jelas Jiang Lily mengenai segala hal yang begitu membebaninya. Keselamatan mereka berdua akan dipertaruhkan kali ini.     

"Nona Tiffany tak akan melukai Presdir, Nona Jiang. Apalagi dia begitu mencintai Tuan Aaron," sahut Lee Hana yang selama ini cukup menyadari perasaan Tiffany Mo pada atasannya itu.     

Miranda mulai memahami situasi yang sedang mereka hadapi. Dia baru tahu jika Tiffany Mo jatuh hati pada adiknya. Mengingat latar belakang Keluarga Mo, perempuan itu menjadi tak tenang. Ada perasaan cemas yang tak mampu dihilangkannya.     

Bagaimanapun juga, Miranda harus ikut memastikan keselamatan mereka. Jika sampai terjadi sesuatu yang buruk, seluruh anggota keluarganya pasti akan terpuruk.     

"Mengapa kalian tak menolak kerjasama dengan Tiffany Mo? Seharusnya sebelum menerima hal itu, kalian harus memikirkan dan juga mempertimbangkan dampak ke depannya. Tuan Mo bukanlah seorang pria yang baik dan murah hati." Miranda hanya mencemaskan keselamatan mereka. Ia takut jika Feng Mo juga ikut andil dalam hal itu.     

"Tak perlu mencemaskan kami, Miranda. Itu bukan urusanmu!" tegas Aaron Liu dengan kata-kata dingin dan tak acuh.     

"Siapa bilang itu bukan urusanku? Entah kamu terima atau tidak, aku tetaplah keluargamu, Aaron!" Miranda mengatakan kalimat itu dalam suara bergetar dan juga tatapan berkaca-kaca. Ia benar-benar sangat tulus mengatakan hal itu pada adik laki-lakinya itu.     

Aaron Liu justru membuang muka lalu membalikkan badan. Ia sama sekali tak menanggapi segala ketulusan dari Miranda. Entah apa yang sebenarnya dipikirkan oleh pria itu, hanya dia sendiri yang mengetahuinya.     

Tak berapa lama, Aaron Liu kembali memandang tiga perempuan yang kebetulan masih berdiri di belakangnya. Ia pun berdiri dalam tatapan dingin lalu berkata, "Lebih baik kita berangkat sekarang, Nona Lee!"     

"Baik, Presdir. Saya akan bersiap-siap," jawab Lee Hana.     

"Bukankah sebaiknya kalian sarapan saja dulu? Lagipula ini masih terlalu pagi." Jiang Lily bisa melihat ketidaknyamanan suaminya atas ucapan Miranda. Hal itu juga yang membuat Aaron Liu memilih untuk segera pergi dari sana.     

"Kami akan sarapan di luar," ucap Aaron Liu lalu bergegas masuk ke dalam sebuah bangunan mewah milik Keluarga Liu.     

Lee Hana juga sudah masuk ke dalam. Tinggallah Jiang Lily dan juga Miranda di sana. Kedua perempuan itu masih saja terdiam atas kepergian Aaron Liu begitu saja.     

Rasanya sangat menyesakkan mengetahui hubungan mereka yang tak kunjung membaik. Sebagai seorang istri, Jiang Lily juga ingin melihat adik dan kakak itu bisa berhubungan baik seperti yang seharusnya.     

"Aku akan memastikan jika Tiffany Mo tak berbuat macam-macam pada suamimu," ujar Miranda sangat menyakinkan.     

"Sepertinya bukan ide yang baik. Aaron seperti masih belum bisa menerima kamu sebagai keluarganya." Jiang Lily tampak sangat sedih dan juga mencemaskan suaminya. Entah sampai kapan mereka bisa menjadi sebuah keluarga yang sebenarnya.     

Miranda sangat paham akan kecemasan adik iparnya. Namun, ia sendiri tak akan menyerah akan segala kebencian Aaron Liu terhadapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.