Menantu Pungut

Semua Untuk ....



Semua Untuk ....

0Tiffany semakin panik berada dalam situasi genting. Ia berpikir jika teman dekatnya itu pasti sedang mengemudikan mobil menuju ke arah rumahnya.     
0

Sudah beberapa kali mencoba untuk menghubungi, Dave masih saja tak memberikan jawaban. Rasa frustrasi dan juga cemas semakin memuncak di atas kepala Tiffany. Besar kemungkinan jika ayahnya akan mengirim dirinya ke luar negeri.     

"Aku akan membawanya ke sini, Pa." Tiffany berniat untuk keluar dari ruangan itu dan mencari Dave agar memberikan penjelasan pada ayahnya.     

"Berhenti, Tiffany! Apakah kamu ingin melarikan diri?" tuduh Feng Mo dalam aura dingin yang menakutkan.     

Tiffany masih memandang wajah ayahnya. Dia benar-benar sangat takut dan juga merasa terdesak dengan segala ancaman yang diberikan oleh ayahnya sendiri.     

Jika dia sampai harus ke luar negeri, tentu segala rencananya terhadap Aaron akan gagal total. Benar-benar sangat menyedihkan dan juga mencemaskan baginya.     

"Saya di sini, Tuan Mo!" Tiba-tiba saja Dave masuk ke ruangan itu. Ia pun mendekati pria tua itu untuk memberikan salam hangat. "Apa kabar Anda selama ini?" sapanya.     

"Dave! Apakah kamu benar-benar baru bertemu dengan Tiffany sebelumnya?" tanya Feng Mo dengan wajah tidak sabar.     

Dave tersenyum penuh arti pada ayah dari teman dekatnya itu. Dia bisa melihat jika situasinya cukup menegangkan. Apalagi dengan ekspresi cemas yang diperlihatkan oleh Tiffany, membuat segalanya semakin jelas jika telah terjadi sesuatu.     

Pria itu tentu cukup sadar situasi yang tengah dihadapinya. Sedikit kesalahan saja, Tiffany bisa saja mendapatkan sebuah hukuman atas segala tindakan yang akan dilakukannya. Dave harus memberikan sebuah alasan yang masuk akal bagi ayah dari teman dekatnya itu.     

"Benar sekali, Tuan Mo. Saya sengaja mengundang Tiffany untuk melakukan kerjasama bisnis dengan saya. Semoga Anda tak keberatan." Dave bisa dengan sangat lancar mengatakan hal itu. Ia benar-benar seperti seorang pemeran terbaik dalam sebuah drama.     

"Kupikir jika Tiffany sengaja berbohong. Silahkan duduk, Dave! Bagaimana jika kita mengobrol sebentar sebelum kamu kembali?" bujuk Feng Mo agar pria itu mau berbincang panjang lebar dengannya.     

"Tentu saja, Tuan. Kebetulan sekali kita sudah sangat lama tak bertemu." Dave tak mungkin menolak ajakan Feng Mo. Selain tak sopan, hal itu bisa saja memunculkan masalah baru bagi mereka.     

Ketegangan-ketegangan akhirnya berangsur menghilang. Dave dan juga Feng Mo tengah mengobrol dengan begitu akrab. Sedangkan Tiffany masih berada tak jauh dari kedua pria beda generasi itu.     

Meski sudah sedikit aman, ia tetap merasa cemas. Ada banyak hal yang mungkin saja terjadi di luar kendalinya. Tentu saja Tiffany sangat mengenal ayahnya sendiri. Feng Mo tak mungkin menyerah begitu saja.     

"Mengapa kamu diam di sana, Tiffany? Apakah kamu tak ingin ikut bergabung dengan kami?" tanya Feng Mo sembari melemparkan tatapan tajam pada sang anak perempuan.     

"Papa mengobrol saja dengan Dave. Aku masih ada urusan." Tiffany bangkit dari tempat duduknya, ia langsung keluar dari ruangan itu. Tak ada gunanya jika dia hanya mendengarkan pembicaraan mereka berdua.     

"Saya akan menemani Tiffany, Tuan Mo!" Dave juga langsung berdiri dan bergegas mengejar perempuan itu. Terlalu cemas membiarkan perempuan itu pergi sendirian.     

Terlihat Tiffany berjalan keluar dari hotel itu, tak ada yang tahu kemana arah langkahnya. Dave berusaha untuk mengejar teman dekatnya itu. Ia benar-benar peduli pada sosok perempuan yang masih menjadi pemilik hatinya.     

"Tunggu, Tiffany!" seru Dave tanpa menghentikan langkahnya.     

Perempuan itu hanya menoleh sebentar lalu kembali berjalan. Entah mengapa, Tiffany begitu enggan untuk menunggu Dave. Dia terlalu bingung dan juga takut jika sampai rencananya akan gagal.     

Dave terus mencoba untuk menyusul Tiffany. Pria itu benar-benar takut jika sampai terjadi apa-apa pada teman dekatnya.     

"Berhenti sebentar!" seru Dave bersamaan dengan sebuah gerakan untuk menarik tangan perempuan itu. Dia harus menghentikannya secara paksa.     

"Bagaimana kamu bisa tiba-tiba ada di sana? Apakah kamu sengaja menguntit aku?" tuduh Tiffany pada seorang pria yang jelas-jelas sudah menyelamatkan dirinya.     

Bukannya berterima kasih, Tiffany justru melemparkan tuduhan pada Dave. Dia merasa jika pria itu sengaja mengikutinya sejak tadi. Kalau tidak, tak mungkin Dave bisa mengetahui keberadaannya.     

Tiffany merasa jika tindakan yang dilakukan oleh teman dekatnya itu sudah melewati batas. Tak seharusnya Dave sampai menguntitnya seperti itu. Seolah dia seperti seseorang yang tak memiliki kehidupannya sendiri.     

"Jangan salah paham, Tiffany! Aku hanya terlalu mencemaskan kamu saja. Yang paling penting, aku tak ingin jika sampai kamu terlibat masalah," jelas Dave pada sahabatnya.     

"Omong kosong! Aku tak percaya padamu, Dave. Rasanya sangat menyesal meminta bantuanmu kali ini," kesal Tiffany pada sosok pria yang masih mencengkeram erat tangannya.     

Terlalu mencurigakan kala Dave datang tepat waktu. Hal itu justru menimbulkan pikiran yang tidak-tidak mengenai teman lama Tiffany itu.     

Selain itu, ada ketakutan tersendiri di dalam lubuk hati Tiffany. Dia takut jika Dave justru akan mengkhianatinya. Lebih buruknya lagi, pria itu justru akan menjadi musuh dalam selimut.     

Bukan kecurigaan tak beralasan, Tiffany tentu saja harus berhati-hati kali ini. Apalagi hal itu menyangkut nyawa dari Aaron Liu. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menyelamatkan pria itu.     

"Tapi aku hanya peduli padamu, Tiffany! Tak peduli apapun yang harus aku lakukan, aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja!" tegas Dave dalam satu tarikan nafas. Pria itu seolah begitu rela mengorbankan segalanya bagi perempuan yang tak pernah membalas perasaannya itu.     

"Aku sudah mengatakan berkali-kali. Jangan pernah mengharap balasan apapun padaku!" sahut Tiffany dengan perasaan bersalah dan juga sangat tak nyaman atas hubungan mereka.     

"Tenang saja! Semua kulakukan tanpa pamrih. Kamu tak perlu membalasnya, Tiffany." Pria itu sama sekali tak mengharapkan apapun begitu besar. Sudah berkali-kali Dave mendapatkan penolakan dari seseorang yang sebenarnya cukup dekat dengannya.     

Meski begitu, Dave tak pernah bisa melepaskan perasaannya. Melihat Tiffany bahagia sudah jauh lebih baik daripada sama sekali tak melihatnya.     

Kali ini juga sama, Dave akan membantu Tiffany untuk menyelamatkan seorang pria yang dicintainya. Meski akan sangat menyakitkan baginya, itu bukanlah sesuatu yang besar. Dia sangat tahu jika perempuan itu tak mungkin bisa melakukan semuanya sendiri.     

"Okay! Aku akan memberitahukan segala rencana yang akan kulakukan pada Aaron. Kuharap kamu menepati janjimu untuk membantuku bisa dekat dengan Aaron!" ucap Tiffany pada pria di hadapannya.     

"Tak masalah! Kamu tinggal memberikan perintah apapun agar aku bisa membantumu." Dave tak akan pernah mengingkari janjinya.     

Apapun akan dilakukan untuk kebahagiaan Tiffany. Jika yang terjadi justru sebaliknya, Dave juga akan rela melakukan apapun untuk menebus segala penderitaan yang harus ditanggung oleh perempuan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.