Menantu Pungut

Undangan Minum Teh



Undangan Minum Teh

0Begitu pertikaian itu usai, Miranda Choi hanya bisa duduk terdiam dalam tatapan mata berkaca-kaca. Ia sangat sadar jika keputusannya akan merusak hubungan mereka. Hal itu jauh lebih baik daripada Keluarga Choi terus memanfaatkan Luis Benito.     
0

"Apakah kamu yakin untuk memutuskan hubungan dengan keluargamu, Miranda? Bagaimanapun kondisinya, Tuan dan Nyonya Choi adalah orang yang memberikan sebuah keluarga untukmu," ujar Su Minghao. Pria itu bermaksud untuk membujuk Miranda Choi agar tak bertindak gegabah dalam memutuskan segalanya.     

"Apakah kamu malu memiliki seorang istri yang tak punya orang tua? Apakah kamu tak mau lagi menjadi suamiku, Minghao?" lontar Miranda Choi penuh tekanan. Segala penderitaan dan juga kepedihan pernah dirasakannya. Jika Keluarga Choi akan membenci,. Itu bukan masalah besar.     

Sejak kematian Clara Torne, Luis Benito sengaja meminta Tuan dan Nyonya Choi untuk membantunya merawat Miranda. Pria itu jelas tak bisa memberikan sebuah keluarga yang utuh pada anak dari sahabatnya itu.     

Hal itu membuatnya memutuskan untuk mengirim Miranda pada Keluarga Choi. Dia berharap jika anak itu bisa bahagia memiliki keluarga yang sempurna. Meski ternyata, tak ada ketulusan pada setiap kasih sayang pasangan itu.     

Su Minghao mengulum senyuman hangat dan penuh perasaan. Dia mendekati istrinya dan mulai membelai lembut kepala Miranda. Pria itu masih berusaha untuk menjadi suami yang baik bagi istrinya. "Aku hanya tak ingin kamu menyesali keputusan itu."     

"Aku tak akan menyesal. Sebaiknya kita fokus pada hubungan kita saja, Minghao. Mereka sudah menerima bayaran yang pantas atas semua jasanya," sahut Miranda Choi pada suaminya.     

Pria itu tak mau memaksakan apapun pada Miranda Choi. Sebenarnya, Su Minghao cukup terkejut mendengar perselisihan di antara mereka tadi. Ia juga tak percaya jika istrinya hanyalah seorang anak angkat dari Keluarga Choi.     

Selama ini, Miranda Choi sama sekali tak pernah membahas mengenai hal itu. Keluarga Choi juga terlihat sangat menyayangi anak angkatnya itu.     

"Mengapa kamu tak pernah mengatakan apapun mengenai dirimu, Miranda? Bukankah sangat wajar jika kamu membagikan kesulitanmu itu?" Su Minghao masih saja ingin mengetahui alasan perempuan itu sengaja merahasiakan kebenaran itu.     

"Karena hal itu sangat memalukan bagiku. Tidak bisakah kita tak membahasnya sekarang, Minho? Jika waktunya tiba, aku pasti akan mengungkapkan segalanya," jawab Miranda Choi pada seorang pria yang tak lain adalah ayah dari anak di dalam perutnya.     

Ada rasa penasaran yang tiba-tiba hadir di dalam hati Su Minghao. Pria itu masih saja tak paham akan keputusan yang baru saja dibuat oleh istrinya.     

Mereka berdua akhirnya bergegas masuk ke dalam kamar. Pasangan itu harus beristirahat karena malam semakin larut. Tak baik jika Miranda Choi sampai nekat tetap terjaga.     

Semalam telah berlalu, Miranda Choi kebetulan telah terbangun lebih pagi dari biasanya. Ia pun segera bangkit dan langsung keluar dari kamar. Perempuan itu tengah bersiap-siap untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks.     

Hal itu sudah cukup lama dilakukan oleh Miranda menjelang hari kelahiran anaknya. Dokter juga menyarankan agar perempuan itu berjalan-jalan di pagi hari.     

Hingga tak berapa lama, Miranda tiba-tiba berhenti di depan rumah Keluarga Liu. Entah mengapa, ia ingin sekali melihat seseorang di sana.     

"Apa yang kamu lakukan di sana, Miranda?" Tiba-tiba saja Jenny Liu sudah berada tak jauh dari Miranda Choi. Wanita itu sangat penasaran akan keberadaan dari mantan tunangan anaknya.     

"Nyonya Liu!" Begitulah respon terkejut yang diperlihatkan oleh Miranda Choi begitu menyadari keberadaan dari Jenny Liu. Dia seperti seorang pencuri yang baru sana tertangkap basah oleh pemiliknya.     

"Apakah kamu mau masuk dulu untuk minum teh?" tawar Jenny Liu pa dia seorang perempuan yang dulu hampir saja menjadi menantu di Keluarga Liu.     

Miranda ingin sekali menolak tawaran itu lalu bergegas pergi dari sana. Namun, kakinya seolah menolak untuk pergi dari sana. Seperti sebuah kutukan yang tak bisa dihindarinya. Mau gak mau ia pun menerima tawaran itu.     

"Terima kasih, Nyonya!" Miranda Choi akhirnya melangkah masuk menuju ke halaman depan dari rumah mewah itu.     

"Duduklah! Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan minuman." Jenny Liu masuk ke dalam rumahnya. Wanita itu hanya tersenyum tipis sebelum akhirnya meninggalkan Miranda yang duduk di sebuah kursi yang berada di halaman.     

Begitu sama pemilik rumah masuk ke dalam, Miranda Choi langsung bangkit dari tempat duduknya. Perempuan hamil itu memperhatikan sekeliling ayah itu. Timbul perasaan iri yang menyeruak di dalam hatinya.     

'Sayang sekali! Rumahku tak semewah ini. Andai saja aku bisa memiliki rumah ini, tentu segalanya akan jauh berbeda,' batin Miranda Choi dengan ekspresi yang sedikit aneh. Perempuan itu mulai menginginkan segala sesuatu yang dimiliki oleh mantan suami dari ibunya.     

Hal itu tentu saja sangat wajar. Jika saja Johnny Liu tak menceraikan ibunya, mungkin saja dia akan menjadi seorang perempuan paling bahagia dengan segala kemewahan yang dimilikinya. Sayangnya, hal itu hanyalah angan-angan saja.     

"Apa yang kamu perhatikan, Miranda?" tanya Jenny Liu yang ternyata sudah memperhatikan perempuan hamil itu sejak tadi.     

"Bukan apa-apa, Nyonya. Jika saja aku benar-benar menikah dengan Aaron kala itu, kemungkinan besar aku yang akan tinggal di sini," ucap Miranda Choi tanpa mau menatap langsung ibu dari mantan tunangannya.     

"Apakah kamu menyesal? Bukankah segala yang terjadi telah kamu rencanakan dengan sebaiknya? Bahkan Kamu sengaja mendekati Aaron lalu mencampakannya seperti sampah!" Jenny Liu harus mengingatkan hal itu pada Miranda Choi. Dia sengaja mengatakan hal itu untuk memancingnya.     

Miranda Choi tersenyum kecut mendengar pertanyaan itu. Ia tak menyangka jika Jenny Liu akan benar-benar mengatakan hal itu. Perempuan itu mulai mencurigai sesuatu di sana. Dia semakin yakin jika ada sesuatu yang telah mereka ketahui.     

'Tidak mungkin! Apakah mereka semua sudah mengetahui identitasku yang sebenarnya?' tanya Miranda Choi di dalam hati.     

Perempuan itu menjadi panik sendirian. Ia masih belum siap menghadapi sebuah kenyataan pahit yang harus dihadapi. Namun begitu, Miranda Choi akan sangat berhati-hati dalam setiap tindakannya.     

"Jika kamu yang meninggalkan anakku, kenapa kamu yang mengusiknya dan juga selalu berniat untuk menghancurkan hubungan Aaron dan istrinya?" desak Jenny Liu pada sosok perempuan yang ternyata adalah anak dari mantan istri Johnny Liu.     

"Apakah anda sengaja mengundang saya hanya untuk menanyakan hal itu?" protes Miranda Choi seolah merasa terjebak atas undangan dari sang nyonya rumah.     

Sebelum pertanyaan itu berhasil dijawab, terlihat Aaron Liu dan juga istrinya di sana. Mereka berdua cukup terkejut mendapati Miranda Choi duduk bersama ibunya.     

Hal itu tentu saja pertanyaan dalam hati mereka berdua. "Mengapa Mama duduk bersama Miranda di sini?" tanya Aaron Liu dengan penuh kecurigaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.