Menantu Pungut

Jangan Menyebutnya!



Jangan Menyebutnya!

0Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya ke WM Fashion, Aaron Liu bergegas pergi dari sana. Ia tak tertarik bertatap muka dengan kedua wanita berhati busuk itu.     
0

"Brengsek! Bisa-bisanya Anda melakukan penggelapan dana investasi! Apakah Anda sudah gila, Nyonya Wen? Perusahaan ini adalah milik kita berdua, bagaimana Anda bisa melakukan hal segila itu?" teriak Miranda Choi sembari memegangi perutnya yang semakin membesar.     

Tanpa mengatakan apapun, Wen Ziyi justru langsung berlutut di hadapan Miranda Choi. Ia tentu sangat sadar jika dirinya telah melakukan sebuah kesalahan fatal. Wanita itu harus meminta rekan bisnisnya untuk menyelamatkan perusahaan kali ini.     

Sebuah kesalahan yang akan berdampak sangat besar bagi WM Fashion. Bisa saja mereka berdua akan kehilangan sebuah perusahaan yang sengaja mereka bangun untuk menjatuhkan JL Fashion.     

"Kumohon, Nona Choi! Bantu aku kali ini! Kita tak mungkin kehilangan WM Fashion. Keluarga Liu tak mungkin membiarkan kita bertahan di sini jika perusahaan benar-benar telah diakuisisi," mohon Wen Ziyi pada seorang perempuan yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk membangun bisnis bersama.     

"Apakah Anda tahu, Nyonya Wen? Aku sudah mempertaruhkan semua milikku untuk membangun perusahaan ini. Setelah JL Fashion hancur, Anda justru melakukan hal bodoh ini!" Miranda Choi benar-benar tak paham akan perbuatan tak berakal dari Wen Ziyi.     

"Aku tahu! Mereka pasti balas dendam karena aku telah membakar pabrik Keluarga Jiang," celetuk Wen Ziyi emosional.     

Wanita itu sama sekali tak sadar jika dirinya telah mengungkapkan sebuah rahasia yang bisa menyeretnya masuk ke dalam penjara. Wen Ziyi terlalu takut hingga berucap tanpa berpikir sedikit pun.     

Miranda Choi tentu sangat terkejut me dengan pengakuan itu. Tak menyangka jika Wen Ziyi benar-benar melakukan hal gila yang bisa menyeretnya masuk ke penjara. Hal itu tentu saja tak terlalu baik bagi perusahaan.     

"Apa! Anda membakar pabrik milik Keluarga Jiang?" ulang Miranda Choi tak percaya. "Apakah Anda sudah gila? Jangan harap Anda akan selamat kali ini!" tegasnya.     

"Adikku sudah melenyapkan semua bukti yang memperlihatkan penyebab kebakaran itu. Anda tak perlu khawatir, Nona Choi. Yang terpenting, Anda bisa membantu aku untuk menyiapkan uang investasi dari Keluarga Liu itu. Begitu segalanya stabil, aku akan mengembalikan semuanya," bujuk Wen Ziyi pada mantan tunangan Aaron Liu.     

Sebuah permintaan yang cukup sulit bagi Miranda Choi. Ia sudah tak memiliki banyak uang untuk menutupi penggelapan dana yang dilakukan oleh Keluarga Wen.     

Namun, ada seseorang yang mungkin saja bisa membantunya menyelamatkan perusahaan. Jika tidak, mereka benar-benar akan kehilangan WM Fashion cepat atau lambat.     

"Aku tak bisa janji bisa membantu Anda, Nyonya. Anda juga tahu jika seluruh uangku sudah masuk ke WM Fashion. Aku akan mencoba untuk menghubungi Paman Benito. Semoga saja dia bisa memberikan bantuan." Miranda Choi juga sudah mengetahui jika Keluarga Wen baru saja membeli sebuah mobil mewah dan beberapa properti. Hanya saja dia tak menyangka jika itu adalah dana perusahaan.     

"Terima kasih, Nona Choi. Aku hanya bisa berharap denganmu saja. Menjual seluruh property dan juga mobil juga tak bisa dalam waktu singkat," sahut Wen Ziyi sedikit tenang. Setidaknya masih ada harapan atas sebuah situasi yang dihadapinya kala itu.     

"Jual semua property dan juga segala hal yang bisa dijadikan uang. Mungkin saja Paman Benito tak bisa memberikan uang sebanyak itu. Kita benar-benar berada dalam situasi yang sulit. Sebaiknya Anda bisa berpikir bijak untuk mengatasi kekacauan ini," desak Miranda Choi pada seorang wanita yang sudah melakukan sebuah kesalahan fatal.     

Wen Ziyi mengambil ponsel miliknya. Ia pun mencoba untuk menghubungi kedua anaknya yang tengah liburan ke luar negeri. Dalam posisi seperti itu, tak banyak yang bisa mereka lakukan.     

Sayangnya, baik Wen Rou maupun Wen Hui sama sekali tak menerima panggilannya. Hal itu membuat ibu dia anak itu begitu frustrasi dan juga sangat emosional. Apalagi situasi yang tengah dihadapi benar-benar tak terlalu baik bagi perusahaan.     

"Dalam posisi seperti ini, kedua anakmu hanya bisa berfoya-foya dan menghabiskan uang saja. Anda benar-benar terlalu memanjakan kedua pria bodoh itu!" ketus Miranda Choi tanpa menahan dirinya lagi.     

"Jangan menyebut anakku seperti itu, Nona Choi! Bagaimanapun juga, mereka berdua juga ikut andil dalam membangun perusahaan!" bela Wen Ziyi atas kedua anak kesayangannya. Ia tak rela ada orang lain yang mencela dua anaknya itu.     

"Apa yang mereka lakukan? Bukankah mereka hanya seorang pesuruh yang tak bisa memikirkan apapun mengenai kondisi perusahaan? Anda terlalu buta dan tak realistis!" Miranda Choi tentu tak asal bicara. Wen bersaudara itu sama sekali tak bisa melakukan apapun tanpa bantuan ibunya.     

Wen Ziyi merasa tersinggung atas tuduhan itu. Namun, ia juga tak bisa mengelak sedikit pun. Selama ini, Miranda Choi telah menyaksikan sendiri ketidakcakapan dari kedua anak laki-lakinya itu.     

Hanya saja, wanita itu masih saja tak rela kedua anaknya begitu diremehkan. Mereka juga telah menjadi bagian dari WM Fashion. Setidaknya kakak beradik itu telah berusaha dengan sebaik mungkin untuk membantu ibunya, meski hasilnya tak sesuai harapan.     

Tak ingin berdebat dengan Miranda Choi, wanita dua anak itu memiliki untuk pergi dari sana. Ia beralasan sedang ada pertemuan dengan klien di luar. Padahal Miranda Choi jelas sangat tahu, kapan mereka harus menemu klien.     

"Dasar! Hanya bisa melarikan diri tanpa mengakui kebodohan kedua anaknya," kesal Miranda Choi yang kebetulan ditinggalkan sendirian di ruang rapat.     

Tak ingin membuang waktu, Miranda Choi bergegas menemui Luis Benito. Ia tak mungkin membiarkan Liu Corporation mengambil WM Fashion. Walaupun sebenarnya dia sangat sadar jika melawan Keluarga Liu tentu saja tak mudah. Apalagi setelah kebangkrutan itu hanyalah rekayasa semata.     

Selama perjalanan menuju ke hotel, Miranda Choi mencoba untuk menghubungi Luis Benito. Sayangnya, panggilan sedang sibuk. Perempuan hamil itu sama sekali tak bisa berbicara pada seorang pria yang sudah begitu perhatian padanya.     

Sampai di hotel, Miranda Choi langsung menuju ke kamar pria itu. Ia sudah tak sabar ingin mengatakan keinginannya untuk meminta sedikit bantuan dari Luis Benito. Tak ada lagi orang lain yang bisa membantunya kali ini.     

"Paman! Apakah kamu di dalam?" panggil Miranda Choi sembari mendorong sebuah pintu yang terbuka sedikit. Bisa dipastikan jika Luis Benito masih berada di kamar hotel itu.     

Miranda Choi masuk ke dalam. Ia melihat sebuah koper sudah disiapkan tak jauh dari pintu. Hal itu cukup mengejutkan baginya. Luis Benito sama sekali tak mengatakan jika dirinya akan kembali secepatnya.     

Dari kejauhan, terdengar samar-samar pria itu tengah berbincang via panggilan telepon. Ada sesuatu hal yang didengarnya berhasil membuat jantung Miranda Choi seolah berhenti berdetak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.