Menantu Pungut

Serakah Berakhir Kehancuran



Serakah Berakhir Kehancuran

0Su Minghao tentu sangat terkejut mendengar hal itu. Selama ini, Miranda Choi hampir tak pernah meminta uang padanya. Kala itu begitu tiba-tiba dan mengagetkan baginya.     
0

"Bukannya aku tak mau memberikan uang padamu, Miranda. Kamu sendiri juga tahu sudah berusaha Keluarga Su sedang tak baik-baik saja." Su Minghao rasa tak berdaya kali ini. Ia merasa tak berguna karena tak bisa membantu istrinya.     

"Oh iya ... Aku lupa jika perusahaan sedang mengalami krisis. Sepertinya tak ada seorang pun yang mampu membantu kami kali ini." Miranda Choi sangat sedih dalam ketidakberdayaannya. Ia lupa jika Keluarga Su sedang mengalami masalah keuangan.     

Miranda Choi kembali terdiam sebelum akhirnya perempuan itu memutuskan untuk bergerak menuju tempat parkir. Ia tak mau berlama-lama berada di bandara.     

Su Minghao segera masuk ke dalam mobil. Ia pun segera pergi dari sana. Tak biasanya perempuan itu hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.     

"Maaf, Miranda. Seharusnya aku bisa membantu untuk mengatasi masalah perusahaanmu," sesal Su Minghao karena tak bisa memberikan bantuan apapun pada istrinya.     

"Bukan salahmu, Minghao. Keluarga Wen saja yang terlalu bodoh dan sangat serakah dengan menghabiskan dana investasi yang seharusnya dipakai untuk perusahaan," kesal Miranda Choi setiap kali mengingat tindakan ceroboh dari ibu dan dua anaknya itu.     

"Tetap saja. Seharusnya aku bisa membantu meski hanya sedikit saja. Namun, kali ini aku sama sekali tidak bisa memberikan apapun padamu." Su Minghao hanya bisa menyesali hal itu. Tak menyangka jika mereka akan mengalami krisis di waktu yang bersamaan.     

Pria itu menjadi tak tenang memikirkan istrinya. Ia tak ingin jika Miranda Choi sampai harus melakukan sesuatu yang mungkin saja akan membahayakan dirinya.     

Tentu sangat wajar jika Su Minghao mencemaskan anak dan juga istrinya. Apalagi kehamilan Miranda Choi semakin membesar. Ia semakin tak tenang dan juga semakin gelisah memikirkan hal itu.     

"Tak masalah, Minghao. Sebenarnya itu juga bukan tanggung jawabku. Aku sama sekali tak menyentuh uang investasi itu. Keluarga Wen saja yang begitu bodoh dan juga sangat serakah sehingga menghabiskan hampir semua dana investasi untuk keperluan pribadinya," ujar Miranda Choi pada suaminya. Ia benar-benar kecewa atas perbuatan wanita dan dua anaknya itu.     

"Jika mereka adalah seseorang yang mampu menggelapkan dana perusahaan, untuk apa kamu terus berbisnis dengannya, Miranda? Bukankah itu hanya menghabiskan uangmu dan juga waktu yang seharusnya sangat berharga?" lontar Su Minghao pada istrinya yang seolah tak peduli dengan kecurangan mereka semua.     

"Sejak awal aku sangat tahu jika Keluarga Wen sama sekali tak bisa diandalkan. Wanita itu terlalu serakah, sedangkan dua anaknya terlalu bodoh dan hanya bisa berfoya-foya saja. Namun, tanpa mereka aku sama sekali tak bisa membalaskan dendam itu." Miranda Choi mengatakan hal yang sebenarnya. Namun, iya sama sekali tak pernah mengatakan alasan dirinya bisa begitu membenci Keluarga Liu.     

Berulang kali Su Minghao menanyakan hal itu padanya. Miranda Choi sama sekali tak pernah mengungkapkan hal itu. Salah ya sengaja ingin menyimpan kebenciannya itu sendirian di dasar hati.     

Hal itu tentu saja bukanlah sesuatu yang baik bagi hubungan mereka berdua. Tak seharusnya Miranda Choi menutupi sebesar itu dari suaminya. Terlepas mereka saling mencintai atau tidak, setidaknya mereka berdua telah terikat dalam sebuah pernikahan resmi.     

"Bisakah kamu menurunkan aku di kediaman Keluarga Liu?" tanya Miranda Choi pada suaminya.     

"Keluarga Liu? Untuk apa, Miranda? Aku tak ingin jika kamu justru membuat masalah di sana." Su Minghao tentu saja sangat cemas dan juga sedikit takut. Mengingat hubungan buruk antara istrinya dan juga Aaron Liu     

"Masalah apa? Apakah wajahku terlihat seperti seorang kriminal?" ketus Miranda Choi tak senang. Ia sedikit tersinggung Atas ucapan dari suaminya sendiri.     

Su Minghao mendadak begitu panik. Ia sadar jika dirinya telah salah berucap dan juga menyinggung istrinya. Padahal dia sendiri sama sekali tak bermaksud seperti itu. Pria itu hanya mencemaskan Miranda Choi saja.     

Sayangnya, perempuan itu sudah sangat murah dan tentu saja begitu kesal. Miranda Choi benar-benar tak suka dengan ucapan Su Minghao beberapa saat lalu.     

"Jangan salah paham, Miranda! Aku hanya khawatir jika kamu bertengkar dengan Aaron. Rasanya tak rela jika kalian harus terlibat masalah dan juga saling menyerah seperti itu," jelas Su Minghao agar istrinya tak salah paham. Namun, sepertinya Miranda Choi terlalu kesal dan Sampai tak ingin melihat suaminya.     

"Sudahlah! Turunkan saja aku di sini. Aku bisa naik taksi untuk pulang," ucap sosok perempuan cantik yang tengah hamil besar.     

"Aku takkan pernah menurunkan kamu di jalanan seperti ini. Jika kamu ingin menemui Aaron, aku akan mengantarkan kamu hingga di depan rumahnya." Su Minghao akhirnya harus mengalah. Ia tak mungkin berdebat dengan istrinya hingga perempuan itu nekat turun dari mobil.     

Miranda Choi tersenyum di dalam hatinya. Ia selalu saja berhasil membujuk suaminya itu. Su Minghao hanyalah sosok pria lemah yang bisa dikendalikan oleh dirinya. Hal itu tentu saja menjadi keuntungan tersendiri baginya.     

Setelah melaju selama hampir satu hal perjalanan, Su Minghao memberanikan diri untuk masuk ke dalam sebuah halaman besar di kediaman Keluarga Liu. Rasanya sangat mendebarkan memasuki rumah yang sangat mewah dan juga megah.     

Rumah mereka berdua tentu saja tak semewah apalagi sebesar rumah itu. Namun, setianya mereka berada di sebuah lokasi dan juga kompleks yang sama dengan konglomerat.     

"Apakah Tuan Liu ada di rumah?" tanya Miranda pada seorang pelayan yang kebetulan melintas di halaman.     

"Tuan Liu baru saja keluar, Nona. Namun, Nyonya Liu ada di rumah. Jika anda berkenan, saya akan memanggilkan beliau untuk anda," jawab si pelayan sangat sopan.     

"Baiklah. Saya ingin bertemu dengan Nyonya Liu saja. Bisakah hanya membantuku untuk memanggil beliau?" Miranda Choi tampak begitu sopan dan sangat berhati-hati. Ia sendiri cukup gelisah menjelang pertemuannya mereka.     

Pelayan itu akhirnya mempersilakan mereka berdua masuk ke dalam ruang tamu. Namun, Su Minghao memilih untuk menunggu di dalam mobil saja. Dia Selamat malam jika harus berhadapan dengan orang tua dari sahabatnya sendiri. Sudah sangat jelek yang telah menghianati Aaron Liu kala itu.     

Miranda Choi meyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam bangunan mewah yang dulu pernah didatanginya bersama Aaron Liu. Tak banyak perubahan di sana, segalanya seolah masih sama seperti terakhir kali ia melihatnya.     

"Apa alasanmu mencariku, Nona Choi?" tanya Jenny Liu yang tiba-tiba berada tak jauh dari Miranda Choi. Wanita itu menatap dingin sosok perempuan yang seharusnya menjadi menantunya.     

Perempuan hamil itu terus aja sama terkejut. Ia sama sekali tak menyadari jika sang empunya rumah telah berdiri cukup dekat dengannya. Tiba-tiba tubuhnya bergetar hebat, Miranda Choi mengepalkan kedua tangannya sembari menahan perasaan yang semakin bergejolak di dalam dada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.