Menantu Pungut

Ajakan Gila!



Ajakan Gila!

0Di dalam mansion Keluarga Jiang, Jiang Lily masih begitu mencemaskan kondisi suaminya. Akibat pukulan itu, wajah Aaron Liu sedikit memar karena hantaman keras dari Wen Rou.     
0

"Bagaimana jika kita ke rumah sakit saja, Aaron? Aku tak ingin jika sampai terjadi apa-apa denganmu," bujuk Jiang Lily begitu sedih. Ia tak tega melihat suaminya terluka sedikit pun.     

"Aku baik-baik saja, Lily. Tak perlu ke rumah sakit, sebentar lagi juga hilang memarnya," balas Aaron Liu penuh pengertian. Ia sangat paham jika istrinya terlalu cemas hingga bersikap berlebihan.     

Nenek Jiang yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua langsung tersenyum penuh kelegaan. Ia sangat bahagia menyaksikan sendiri cucunya begitu mencintai Aaron Liu.     

Tentu saja Nenek Jiang masih mengingat sangat jelas, cucu kesayangannya itu pernah menolak tegas perjodohan di antara mereka. Bahkan pasangan itu hampir saja bercerai karena pria masa lalu Jiang Lily.     

"Kalian beristirahat saja sebentar sebelum makan siang. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan makan siang untuk kita," ujar Nenek Jiang pada cucu dan juga menantunya.     

"Baiklah, Nek," sahut Aaron Liu pada seorang wanita tua yang selama ini sudah merawat dan membesarkan istrinya. "Kita ke istirahat dulu aja, Lily."     

Aaron Liu menggandeng tangan istrinya lalu masuk ke dalam kamar. Bukan untuk tidur di atas ranjang siang-siang itu, ia hanya ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama Jiang Lily.     

Pria itu bisa merasakan segala keresahan dan juga kecemasan dari sang istri. Aaron Liu tak rela jika sampai Jiang Lily terlalu cemas hingga sampai membebani hatinya.     

"Duduklah di sampingku, Lily! Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu," bujuk Aaron Liu pada seorang perempuan yang masih saja memperlihatkan wajah muram dan tak senang.     

"Apa yang ingin kamu katakan, Aaron?" tanya Jiang Lily tidak sabar. Ia ingin segera mendengar sesuatu hal yang akan dikatakan oleh suaminya.     

"Akan lebih baik jika kamu tak melakukan sesuatu hal yang bisa membahayakan kamu dan anak kita." Aaron Liu mengatakan hal itu dengan begitu hati-hati. Ia berupaya untuk tak membuat istrinya salah paham.     

Jiang Lily mencoba untuk mengartikan kalimat itu. Ia bisa melihat jika Aaron Liu begitu mencemaskan dirinya.     

Namun, Jiang Lily juga tak ingin dia saja tanpa melakukan apapun. Ia ingin sekali bisa melakukan sesuatu untuk keluarganya. Meski hal itu terkadang justru merepotkan mereka semua.     

Segala hal yang telah terjadi benar-benar cukup membebani mereka semua. Terlalu banyak rintangan dan juga bahaya yang harus mereka hadapi.     

"Apa maksudmu, Aaron? Apakah kamu mengatakan hal ini karena aku sempat menarik Paman Rou?" tebak Jiang Lily atas ucapan suaminya tadi.     

"Aku hanya tak ingin jika kamu sampai terluka, Lily. Keselamatanmu adalah yang utama. Terlebih ... kamu sedang mengandung anak kita," bujuk Aaron Liu dengan segala kecemasan dan juga perasaan takut jika sampai terjadi sesuatu pada istrinya.     

"Bukankah ada kamu tadi? Aku begitu berani karena yakin dan percaya kamu tak akan membiarkan siapapun menyentuh aku." Jiang Lily sengaja mengatakan hal itu agar tak membuatnya begitu cemas akan dirinya.     

Pasangan suami istri itu sangat serasi. Mereka berdua sama-sama tak ingin membuat pasangannya terbebani. Tak menyangka jika Aaron Liu dan juga Jiang Lily bisa saling melengkapi satu sama lain.     

Namun, untuk sampai ke titik itu tentu saja tak mudah. Sudah banyak hal yang harus mereka lewati. Entah baik atau buruk, sedih atau senang, Aaron Liu dan juga Jiang Lily ingin selalu bersama.     

"Jangan lakukan itu lagi, Lily! Aku sendiri yang akan memberikan pelajaran pada semua orang yang telah meremehkan dan juga memandang rendah kita," ujar Aaron Liu dengan tutur kata lembut dan sangat perhatian.     

"Saya mengerti, Tuan. Anda tak perlu begitu cemas sekarang," goda Jiang Lily sembari bersikap sangat manja.     

Perempuan itu sengaja melakukannya agar Aaron Liu tak terlalu cemas dan juga berlebihan. Ia benar-benar ingin hidup tenang bersama belahan jiwanya.     

Tak berapa lama, sebuah ketukan pintu terdengar cukup jelas. Aaron Liu langsung beranjak menuju ke arah pintu. Ia melihat seorang pelayan sudah berdiri di depan kamarnya.     

"Makan siang sudah siap, Tuan. Nyonya Jiang sudah menunggu di ruang makan," ucap si pelayan sangat sopan.     

"Terima kasih. Kami akan segera keluar." Aaron Liu kemudian sejalan menghampiri istrinya. Ia pun mengajak perempuan kesayangannya itu untuk segera menuju ke ruang makan. "Ayo kita keluar. Jangan sampai nenek menunggu terlalu lama!"     

Pasangan itu keluar dari kamar menuju ke sebuah ruangan di mana Nenek Jiang sudah menunggunya. Wanita tua itu langsung melebarkan senyuman begitu menyaksikan kemesraan mereka berdua.     

Cukup membahagiakan menyaksikan Aaron Liu dan juga Jiang Lily memiliki sebuah hubungan erat dan penuh kehangatan. Karena tujuan Nenek Jiang bekerja keras selama ini hanyalah untuk kebahagiaan cucunya. Ia merasa jika tugasnya sudah hampir selesai.     

"Apakah kalian sudah merasa lebih baik?" tanya Nenek Jiang pada mereka berdua.     

"Kami baik-baik saja, Nek. Maaf sudah membuat Nenek meninggalkan," Jawa. Aaron Liu begitu sopan.     

Mereka semua akhirnya menikmati beberapa hidangan yang sudah tersaji di atas meja. Dalam sekejap saja, mereka telah menyelesaikan makan siangnya. Mengobrol santai dan tak terlalu penting menjadi aktivitas rutin di saat tak sibuk.     

Ada banyak hal yang mereka bicarakan. Bukan sesuatu yang membuat mereka harus berpikir berat. Benar-benar suasana santai yang terasa begitu hangat.     

"Permisi, Nyonya. Ada Nona Lee yang menunggu di ruang tamu," ucap seorang pelayan yang baru saja mempersilakan seorang tamu untuk masuk ke ruang tamu.     

"Nona Lee? Mengapa tiba-tiba dia datang ke sini?" gumam Jiang Lily sangat penasaran. Ia cukup yakin jika ada sesuatu hal penting yang membuatnya datang tiba-tiba.     

Mereka bertiga menuju ke ruang tamu. Rasanya tak sabar ingin mendengar alasan kedatangan Lee Hana ke mansion. Bahkan Jiang Lily tampak sangat bersemangat untuk menemui seorang perempuan yang dulu sempat menyukai suaminya.     

Dan benar saja, Lee Hana tampak begitu cemas. Seolah perempuan itu sedang tak baik-baik saja. Entah benar atau tidak, perempuan cantik itu bisa saja sedang dilanda masalah.     

"Apa yang membawamu ke sini, Nona Lee?" Tanpa basa-basi sedikit pun, Jiang Lily langsung melontarkan pertanyaan itu pada perempuan yang tengah duduk sendirian di kursi ruang tamu.     

"Maaf sudah menggangu. Saya hanya ingin mengatakan jika Keluarga Wen baru saja datang ke rumahku. Mereka ingin menarikku untuk menjadi bagian dari WM Fashion," terang Lee Hana begitu jujur. Ia sama sekali tak ingin menyembunyikan apapun pada Keluarga Jiang.     

"Benar-benar gila! Bagaimana mereka bisa mendatangi Nona Lee dan mengajaknya untuk bergabung dengan perusahaannya?" Jiang Lily langsung naik darah mendengar hal itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.