Menantu Pungut

Tak Sabar Menjadi Nyonya Liu?



Tak Sabar Menjadi Nyonya Liu?

0"Dasar tidak waras! Apakah kamu tahu siapa Keluarga Liu? Jika kita menyinggungnya, bernafas pun seperti kita tak bisa." Feng Mo tentu sangat mengetahui sosok pria paling berpengaruh di Keluarga Liu. Ia sama sekali tak berniat untuk menyinggungnya.     
0

Tiffany tentu saja sangat kecewa mendengar hal itu. Perkataan dari ayahnya itu, seakan telah memupuskan segala harapan untuk memiliki Aaron Liu. Seolah segalanya benar-benar tak mungkin dan tak akan pernah terjadi.     

Namun, ia masih saja tak menerima hal itu. Keluarga Liu hanyalah manusia biasa seperti dirinya. Selama mereka masih tinggal di bumi yang sama, tentu saja segala sesuatu bisa saja terjadi. Tiffany sangat yakin terhadap dirinya sendiri.     

"Bukankah selama ini Papa tak pernah takut dengan siapapun? Mengapa Papa seolah seperti singa kehilangan taring, saat harus berhasil dengan Keluarga Liu?" Tiffany sengaja memojokkan ayahnya. Ia sengaja menciptakan sebuah peluang agar pria tua itu mau membantunya untuk mendapatkan Aaron Liu.     

"Papa memang tak berani menyinggung Keluarga Liu. Namun, Keluarga Jiang tentu saja cukup mudah untuk disingkirkan," tegas Feng Mo bersamaan dengan senyuman sinis yang menyiratkan sesuatu. Ia juga tak keberatan untuk melakukan sesuatu untuk kebahagiaan istrinya.     

Tiffany akhirnya tersenyum senang mendengar ucapan ayahnya. Setidaknya ia masih memiliki sedikit harapan untuk bisa memiliki seorang pria yang pernah menyelamatkan dirinya itu.     

Perempuan itu bisa sedikit lega. Ia sangat yakin jika ayahnya pasti akan melakukan apapun untuk membantunya. Entah itu baik atau buruk, kebahagiaannya adalah yang terpenting.     

"Aku akan selalu menunggu Papa untuk melakukan sesuatu pada Nona Jiang. Rasanya sudah tak sabar untuk menjadi Nyonya Liu." Tiffany mengatakan hal itu dengan begitu angkuh. Ia benar-benar sangat yakin jika ayahnya pasti bisa mewujudkan keinginannya.     

"Bersabarlah dulu! Segera hubungi mereka begitu pesawatnya mendarat. Katakan jika seolah kamu baik-baik saja meski mereka tak berpamitan secara langsung denganmu." Begitulah sebuah kalimat yang diucapkan oleh Feng Mo untuk menenangkan hati anaknya.     

Pria tua itu sangat tahu jika Tiffany bisa saja melakukan hal yang jauh lebih berbahaya. Beberapa tahun lalu, perempuan itu nekat meninggalkan rumah karena Feng Mo memberikan larangan baginya untuk mengikuti balapan liar.     

Selain hal itu sangat berbahaya, Keluarga Mo pernah kehilangan anak sulungnya karena balapan liar. Hal itulah yang membuat ayah dari Tiffany itu sangat marah kala mendengar anak bungsunya juga mengikuti balapan liar seperti anak laki-lakinya yang sudah tiada.     

Di tempat lain     

Aaron Liu dan juga Jiang Lily sudah sampai di mansion Keluarga Jiang. Mereka membereskan barang-barangnya sebelum beristirahat sebentar. Meski perjalanan mereka tak terlalu lama, tetap saja begitu melelahkan bagi mereka berdua.     

"Sepertinya nenek sedang tak ada di rumah. Apakah nenek sedang menemui papa dan mama?" tebak Aaron Liu atas keberadaan dari Nenek Jiang.     

"Bisa jadi. Bukankah hubungan mereka lumayan membaik akhir-akhir ini? Cukup senang melihat mereka bisa hidup bersama seperti sekarang." Jiang Lily juga merasa senang bisa melihat kedua keluarga bisa saling mendukung satu sama lain.     

Sudah banyak hal yang telah dilakukan oleh Keluarga Liu demi menyelamatkan Keluarga Jiang dari segala jebakan itu. Termasuk membereskan segala tuntutan untuk JL Fashion.     

Meski begitu, masih banyak hal yang membuat mereka berdua begitu cemas. Baik Aaron Liu maupun Jiang Lily tak bisa tenang sebelum menyaksikan Miranda Choi mendapatkan sebuah pukulan berat atas segala tindakan kejahatan yang sudah dilakukannya.     

Hingga tak berapa lama, pelayan datang untuk memberitahukan keberadaan seseorang di rumah itu.     

"Nyonya Wen datang ingin bertemu dengan Anda berdua, Tuan. Nyonya," beritahu si pelayan begitu sopan. Ia sangat menghormati pasangan suami-istri istri yang awalnya menikah karena perjodohan.     

"Kami akan segera keluar," jawab Aaron Liu pada si pelayan.     

Aaron Liu yang juga istrinya saling melemparkan tatapan satu sama lain. Mereka berdua sama sekali tak mengetahui tujuan dari kedatangan Wen Ziyi ke mansion.     

Sudah bisa ditebak, jika wanita itu pasti ingin membuat ulah dengan Keluarga Jiang. Tentu saja hal itu bukanlah sesuatu yang baik bagi Jiang Lily dan juga suaminya.     

Tanpa membuang waktu, pasangan itu akhirnya keluar dari kamar untuk menemui sosok wanita yang tengah duduk di ruang tamu. Wen Ziyi terlihat begitu tenang dan juga sangat sabar menantikan mereka keluar dari kamarnya.     

"Untuk apa anda mencari kami, Nyonya Wen? Bukankah kita sama sekali tak memiliki urusan sedikitpun?" lontar Aaron Liu yang kebetulan sudah berdiri tak jauh dari tempat di mana Wen Ziyi duduk.     

"Aku datang ke sini untuk memberikan sebuah penawaran bagi kalian," jawab     

Wen Ziyi dengan segala rasa percaya diri yang cukup besar.     

Wen Ziyi berpikir jika dalam kondisi yang semakin buruk, Keluarga Jiang tak akan menolak segala tawaran besar darinya. Ia sangat yakin jika kedatangannya akan membawa sesuatu yang baik bagi WM Fashion.     

Jiang Lily langsung mengerutkan keningnya. Ia tersenyum kecut mendengar ucapan wanita itu. Rasanya seperti sebuah lelucon yang sengaja diucapkan untuk menggodanya.     

"Tawaran? Hal apa yang bisa kamu tawarkan pada kami?" tanya Jiang Lily dengan wajah datar.     

"WM Fashion ingin membeli gedung JL Fashion yang beberapa waktu terakhir terlihat kosong dan tak beroperasi. Daripada bangunan itu menjadi terbengkalai, bagaimana jika kalian menjualnya pada WM Fashion?" Wen Ziyi berharap jika mereka akan melepaskan bangunan beberapa lantai itu.     

"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini, Nyonya. Kami sama sekali tak berniat untuk menjual gedung itu," sela Aaron atas pembicara antara Wen Ziyi dan juga Jiang Lily.     

Jiang Lily malah menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tak paham dengan cara berpikir dari wanita itu. Entah mendapatkan ide darimana, Wen Ziyi hanya bisa bermimpi jika ingin memiliki gedung perusahaan milik keluarga Jiang.     

Sampai kapan, gedung itu tak pernah dijual. Kecuali memang segala harta dan juga aset milik keluarga Jiang telah habis.     

"Bukankah Keluarga Jiang telah bangkrut? Mengapa kalian masih saja begitu sombong dan juga sangat angkuh?" lontar Wen Ziyi pada pasangan suami istri yang kebetulan berhadapan langsung dengannya.     

"Sejak kapan Keluarga Jiang menjadi bangkrut? Jangan berbicara omong kosong di sini, Nyonya Wen!" Jiang Lily mulai kesal dengan maksud dan tujuan wanita itu datang ke mansion.     

"Jika seluruh karyawan telah dirumahkan dan semua produk dijual dengan harga yang lebih rendah .... Apakah ini tak cukup menunjukkan jika kalian telah bangkrut?" sahut Wen Ziyi sangat menyakinkan. Dia juga tahu jika mereka telah menjual semua produk JL Fashion dengan harga di bawah pasaran.     

Aaron Liu langsung melemparkan tatapan tajam dan juga begitu kesal. Ia semakin tahu jika WM Fashion masih saja memata-matai pergerakan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.