Menantu Pungut

Penawaran Khusus



Penawaran Khusus

0Aaron Liu bisa melihat keraguan yang terlalu jelas di wajah si pria. Ia tak mungkin memaksakan sesuatu pada orang lain.     
0

"Mungkin Anda ingin mempertimbangkannya lebih dulu. Ini kartu nama saya, langsung hubungi saja jika Anda bersedia bekerja untuk kami. Namun sebelumnya, saya minta Anda menghapus foto-foto itu." Aaron Liu memintanya dengan sangat sopan. Hal itu membuat si pria tak sanggup menolak permintaan itu.     

"Anda bisa melihat jika semua gambar sudah saya hapus," ucap pria itu sembari memperlihatkan jika foto-foto yang baru saja diambil sudah tak ada di kamera itu.     

Rasanya sedikit lega mendapatkan sambutan cukup baik dari wartawan itu. Aaron Liu cukup penasaran, mengapa pria itu bisa mengetahui tempat tinggalnya? Terlalu aneh dan begitu mencurigakan baginya.     

Sayangnya, Aaron Liu tak ingin bertanya apapun lagi. Ia tak mau membuat tekanan bagi pria itu.     

"Terima kasih atas kebaikan Anda, Tuan. Kapanpun Anda bersedia, silahkan hubungi saya. Saya permisi." Seketika itu juga, Aaron Liu masuk ke dalam sebuah vila yang biasanya tak pernah dihuni. Bahkan bangunan mewah itu sudah cukup lama kosong.     

'Haruskah aku menerima tawaran ini? Sepertinya sosok pria itu cukup baik dan sangat menghormati orang lain,' gumam seorang pria yang mengaku sebagai seorang wartawan di perusahaan yang mungkin saja baru mencari popularitas.     

Pria itu kemudian masuk ke dalam mobil dengan segala keraguan di dalam hati. Ingin rasanya ia menerima tawaran itu. Namun ....     

"Ah Sial! Mengapa pria itu benar-benar menjadikan aku begitu ragu?" umpat si pria yang tadinya ingin mengambil gambar di sekitar tempat tinggal Keluarga Liu.     

Segalanya begitu membingungkan, ia masih bekerja di sebuah perusahaan kecil yang menuntutnya untuk mencari sebuah berita terpanas akhir-akhir itu. Namun, segala perkataan Aaron Liu telah menghancurkan segala kepercayaan di dalam dirinya.     

Di vila keluarganya, Aaron Liu baru saja masuk melalui pintu samping setelah menemui wartawan tadi. Ia masih saja penasaran pada sosok pria yang bisa mengetahui tempat tinggal mereka di sana.     

"Darimana kamu, Aaron?" tanya Johnny Liu pada anak semata wayangnya.     

"Ada seorang wartawan yang sempat mengambil beberapa foto di depan vila. Aku sangat penasaran, darimana dia mengetahui tempat tinggal kita di sini," jelas Aaron Liu tanpa mampu menutupi rasa penasaran di dalam hatinya.     

"Tentu saja sangat mudah. Apalagi kamu juga langsung menuju ke vila begitu dari hotel. Bukankah sangat mudah ditebak?" sahut Johnny Liu pada anaknya. Ia tak heran jika sampai ada yang mengetahui kepindahannya ke vila.     

Jika seorang wartawan yang disebutkan oleh Aaron Liu membocorkan informasi itu, besok pagi semua wartawan pasti akan mengepung vila itu. Namun, jika wartawan itu mau menerima tawaran tadi, segalanya tentu akan sangat berbeda.     

Aaron Liu hanya memandang ayahnya dengan banyak pertanyaan. Terlalu rumit segala masalah yang tengah mereka hadapi. Segalanya juga tak bisa diselesaikan dengan cepat.     

"Coba kamu temui Miranda, Aaron! Tanyakan apa yang sebenarnya diinginkan oleh perempuan itu! Jika kita terus begini, papa khawatir jika Keluarga Jiang akan semakin hancur," bujuk Johnny Liu agar anak laki-lakinya itu mau melakukan negosiasi dengan mantan tunangannya.     

"Apakah papa takut menjadi Miranda?" sahut Aaron Liu tanpa berpikir lebih dalam. Ia mengira jika ayahnya terlalu takut menghadapi perempuan licik itu.     

"Apakah kamu sedang meremehkan papamu?" Johnny Liu tersenyum kecut pada anaknya sendiri. "Papa hanya terlalu mengkhawatirkan istrimu dan Nyonya Jiang. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Miranda menjadi sebuah ukuran berat bagi mereka," imbuhnya.     

Mendengar penjelasan itu, Aaron Liu mencoba untuk memikirkan hal itu. Hanya saja, ada satu hal penting yang masih belum dikatakannya pada sang ayah.     

Sudah saatnya bagi Aaron Liu mengatakan hal itu. Setidaknya Johnny Liu bisa memikirkan sebuah solusi terbaik bagi hubungan mereka berdua. Yang jelas, pasangan itu benar-benar tak ingin terpisah oleh alasan apapun.     

"Sebenarnya begini, Pa ... Miranda pernah mengatakan pada istriku, jika JL Fashion akan baik-baik saja kalau Lily mau menceraikan aku. Bukankah itu berarti ... yang sebenarnya menjadi targetnya Miranda adalah aku?" Setelah beberapa lama berpikir, Aaron Liu jadi memiliki pemikiran seperti itu.     

"Mengapa kamu baru mengatakan hal itu pada papa? Itu berarti Miranda sengaja menghancurkan Keluarga Jiang karena kamu memiliki tempat istimewa bagi mereka. Kehancuran mereka itu gara-gara kamu Aaron!" Johnny Liu semakin bersalah karena sempat menyulitkan Jiang Lily dan juga Nenek Jiang. Tak menyangka jika biang masalah dari persoalan itu adalah anaknya sendiri.     

Kedua pria itu saling menatap tajam satu sama lain. Mereka harus segera menemukan sebuah solusi terbaik agar kekacauan itu segera berakhir.     

Tentu saja membiarkan segalanya berlarut-larut hanya akan membuat Keluarga Jiang semakin hancur. Harus ada sebuah solusi yang mampu membuat Miranda menghentikan segala niat jahatnya.     

"Kita temui Miranda sekarang juga! Kita tak bisa membiarkan perempuan itu semakin menggila." Johnny bergegas masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap.     

Aaron Liu juga melakukan hal yang sama sebelum berangkat untuk menemui Miranda. Kali ini, ia tak berangkat sendirian. Ada ayahnya yang tentu saja akan membantu untuk menyelesaikan segalanya.     

Jiang Lily yang masih di dalam kamar, merasa penasaran dengan suaminya. Ia melihat Aaron Liu tampak terburu-buru mengganti pakaiannya. Sudah bisa ditebak jika ada sesuatu yang telah terjadi.     

"Apakah terjadi sesuatu, Aaron?" tanya Jiang Lily pada suaminya.     

"Papa mengajakku untuk menemui Miranda sekarang juga. Papa mengatakan jika perempuan itu memang sengaja menargetkan aku. Keluarga Jiang bisa seperti ini karena aku, Lily," sesak Aaron Liu karena harus menyeret istrinya dalam kehancuran itu.     

"Apa yang sedang kamu katakan, Aaron? Apapun yang terjadi, kita bisa menghadapi bersama. Tak ada karena aku atau kamu, yang ada hanya kita. Berhati-hatilah! Jangan sampai terluka." Jiang Lily sebenarnya tak rela melepaskan suaminya. Namun, ia sama sekali tak mungkin menghentikan Aaron Liu.     

Sebelum keluar dari kamar, Aaron Liu menyempatkan diri untuk mengecup lembut kening istrinya. Ia akan berjuang untuk segala kebaikan dan juga masa depan kedua keluarga.     

Di depan pintu utama, Johnny Liu sudah menunggu anaknya. Pria itu terlihat sudah tak sabar untuk segera menemui seorang perempuan yang ingin menghancurkan keluarganya.     

"Perketat pengamanan vila! Tambahkan beberapa personil lagi! Pastikan jika semua penghuni vila aman dan tak terusik hal apapun!" perintah Johnny Liu pada seorang pengawal yang bekerja untuk keluarganya.     

"Baik, Tuan. Kami akan mengusahakan yang terbaik." Pengawal itu memberikan sebuah jawaban yang begitu meyakinkan bagi bos-nya.     

Aaron Liu menjadi begitu cemas mendengar sebuah perintah darurat dari ayahnya. Ia yakin jika Johnny Liu telah mengantisipasi sesuatu hal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.