Menantu Pungut

Merasa Dipermainkan



Merasa Dipermainkan

0Jiang Lily tersenyum kecut dengan ekspresi sinis. Tentu saja ia tak takut pada seorang perempuan yang sengaja menggoda suaminya. Ingin rasanya perempuan itu menarik rambutnya lalu mendorong hingga jatuh ke lantai.     
0

"Bawa perempuan itu sekarang juga, Aaron! Aku akan memberikan pelajaran padanya. Atau jangan-jangan ... perempuan itu juga tinggal di gedung ini?" tebak Jiang Lily dengan segala kecurigaan yang kian menyeruak masuk ke dalam akal sehatnya.     

"Aku akan membawanya kesini, Lily." Aaron Liu beranjak ke sebuah kursi di mana Nenek Jiang tengah duduk sendirian. Wanita tua itu sedang menahan tawa atas percakapan mereka berdua.     

Benar-benar sangat menggelitik hati Nenek Jiang. Tak bisa membayangkan jika Jiang Lily mengetahui identitas perempuan yang disebutkan oleh Aaron Liu tadi.     

Pria itu tersenyum hangat pada Nenek Jiang lalu mengajaknya untuk menemui sang istri. Tak perlu dijelaskan lagi, wanita tua itu sudah sangat paham akan hal itu.     

"Silahkan kamu berikan pelajaran pada perempuan cantik yang pernah menginap di sini!" ujar Aaron Liu sembari menahan tawanya.     

"Apa! Kamu sengaja mengerjai aku, Aaron! Dasar!" kesal Jiang Lily saat mengetahui jika seseorang yang dimaksud adalah Nenek Jiang.     

Tak berapa lama, bel pintu penthouse berbunyi. Tentu saja ada seseorang yang datang ke sana. Jiang Lily dan juga Nenek Jiang sontak saja langsung menatap ke arah Aaron Liu. Mereka sudah sangat cemas dengan keberadaan seseorang di luar sana.     

Aaron Liu akhirnya membuka pintu apartemennya. Terlihat seorang pihak pengelola gedung datang untuk mencarinya.     

"Mohon maaf sudah menggangu Anda, Tuan. Ada seorang wartawan yang ingin datang untuk menemui Anda," ucap seorang pria yang kebetulan bekerja untuk mengurus gedung pencakar langit itu.     

"Apakah kalian tak bisa mengusir mereka semua? Bukankah kenyamanan penghuni penthouse lebih diprioritaskan?" sahut Aaron Liu tak senang. Ia tentu saja tak ingin berurusan dengan mereka semua. Terlalu membuang waktu dan juga tenaga.     

"Masalahnya, Tuan ... mereka mengancam tak akan pergi dari sini sebelum Keluarga Jiang menemui mereka." Pria itu juga sudah mengusahakan yang terbaik bagi penghuni penthouse itu. Sayangnya, tak semudah itu mengusir para wartawan.     

Sebuah situasi yang cukup sulit dan juga sangat merepotkan. Aaron Liu tak punya pilihan lain selain menemui para wartawan. Namun, ia tak akan membiarkan mereka menyudutkan Jiang Lily dan juga Nenek Jiang.     

Aaron Liu akhirnya memutuskan untuk menemui mereka seorang diri. Meski awalnya kedua wanita itu tak setuju, mereka berdua akhirnya terpaksa menyetujui hal itu.     

"Tunggulah di sini! Biar aku yang menemui para wartawan itu." Aaron Liu akhirnya keluar dari sana lalu pergi bersama seorang pria yang tadi datang.     

"Kami pasti akan memberikan pengawalan terbaik untuk Anda, Tuan. Tidak biasanya Anda datang tanpa pengawalan?" Pria itu tentu sangat penasaran, biasanya Aaron Liu selalu membawa dua bodyguardnya.     

"Aku pikir ingin pergi bersama keluarga saja. Ternyata beberapa wartawan justru mengikuti kami." Begitulah jawaban singkat Aaron Liu pada seorang pria yang berjalan bersamanya.     

Sampai di lobby apartemen, sudah banyak wartawan yang menunggu Keluarga Jiang. Bahkan lebih banyak dari yang mereka bayangkan sebelumnya.     

Aaron Liu menemui mereka dengan didampingi oleh beberapa orang tim keamanan apartemen. Mereka akan memastikan keamanan dari seorang penghuni penthouse termewah di gedung itu.     

"Tuan Aaron! Bagaimana Anda menanggapi tentang pelaporan atas JL Fashion?"     

"Apakah Anda telah menerima tuduhan itu?"     

"Benarkah jika Keluarga Jiang tengah bersembunyi dan berniat untuk melarikan diri?"     

Masih ada banyak pertanyaan yang mereka lontarkan pada Aaron Liu. Seolah para wartawan sudah tak sabar untuk mengetahui kebenarannya. Namun, tak sedikit yang seolah sengaja menyudutkan Keluarga Jiang.     

Rasanya benar-benar tak nyaman berada dalam situasi seperti itu. Terlalu banyak tekanan yang cukup mengusik ketenangan hatinya.     

"Sebelumnya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tuduhan itu sama sekali tak benar. Kami juga tak pernah bersembunyi apalagi melarikan diri. Tim kuasa hukum kami juga sedang berusaha untuk membuktikan tuduhan atas JL Fashion. Terima kasih atas perhatian rekan-rekan semuanya." Aaron Liu tak ingin mengatakan Omong kosong yang tak berguna. Begitu selesai berbicara. Ia langsung kembali masih lagi. Tak peduli dengan mereka yang berusaha untuk menghentikannya.     

"Apakah Anda membutuhkan bantuan kami, Tuan?" tanya seorang pria yang bertanggung jawab atas kenyamanan penghuni apartemen.     

"Apakah gedung ini memiliki pintu rahasia? Sepertinya aku harus segera keluar dari sini." Aaron Liu seolah tak tahan berapa di sana. Ia ingin segera membawa istrinya dan juga Nenek Jiang ke sebuah lokasi yang jauh lebih nyaman.     

"Tentu saja, Tuan. Kami akan menunggu Anda di atas gedung," ujar pria itu sebelum mereka menyiapkan sebuah jalur rahasia untuk membawa seorang penghuni penthouse meninggalkan gedung pencakar langit itu.     

Aaron Liu cukup penasaran akan hal itu. Ia ingin melihat cara apa yang akan dipakai oleh pihak apartemen untuk mengamankan perjalanan mereka meninggalkan gedung itu.     

Sampai di penthouse, Aaron Liu mengajak Jiang Lily dan juga Nenek Jiang untuk segera bersiap-siap. Mereka harus menuju ke atap gedung sesuai instruksi dari pria tadi.     

"Sebaiknya kita langsung ke atap gedung saja. Pihak gedung sudah menyiapkan jalur rahasia agar kita bisa segera meninggalkan gedung pencakar langit ini," jelas Aaron Liu pada mereka berdua.     

"Caranya?" sahut Jiang Lily sembari memikirkan sebuah cara untuk bisa membuat mereka pergi dengan aman.     

"Kita akan melihatnya nanti." Aaron Liu menjawab sembari berjalan menuju pintu lalu keluar menuju atap gedung.     

Hanya sekejap saja, mereka bertiga sudah berada di atap gedung itu. Seolah pria sudah berdiri di sebelah sebuah helikopter siap terbang yang akan mengantarkan mereka semua.     

Sebuah pelayanan eklusif yang cukup memuaskan. Menjadi penghuni penthouse memang menjadi prioritas utama bagi mereka.     

"Silahkan masuk, Tuan! Helikopter akan mengantar Anda sekalian hingga ke Premier Hotel. Sampai di sana, akan ada sebuah mobil yang siap untuk mengantar Anda sampai ke tujuan," jelas pria itu sangat ramah.     

"Terima kasih atas bantuan Anda." Aaron Liu benar-benar tulus mengatakan hal itu. Ia sangat berterima kasih atas segala pelayanan khusus yang diberikan pihak apartemen.     

Begitu berada di dalam helikopter, Jiang Lily terus saja tersenyum penuh arti. Tak menyangka jika mereka akan melarikan diri seperti seorang penjahat.     

Bukan karena takut akan kejaran dari para wartawan, mereka hanya tak ingin membuang waktu untuk menjawab pertanyaan yang teka berguna.     

"Tidak salah kita memilih apartemen ini," celetuk Nenek Jiang mengomentari segala pelayanan terbaik yang diberikan kepada mereka.     

"Beruntung mereka mau membantu kita meninggalkan tempat ini." Aaron Liu tersenyum lega bisa pergi dari sana. "Astaga! Supir masih menunggu di depan!" celetuk suami dari Jiang Lily itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.