Menantu Pungut

Tuduhan Lee Hana



Tuduhan Lee Hana

0Aaron Liu dan juga Lee Hana sedang membicarakan desain interior gedung itu. Mereka akan membeli beberapa perabot untuk kantor dan juga fashion store yang baru. Akan ada banyak hal yang perlu mereka persiapkan sebelum seluruh barang jadi akan di bawa ke lokasi itu.     
0

Namun, baru juga beberapa saat mereka membicarakan persoalan yang sangat serius, tiba-tiba ada beberapa orang datang dan langsung menerobos masuk ke dalam gedung.     

Aaron Liu dan juga Lee Hana yang berada di sekitar lobby cukup terkejut dengan hal itu. Mereka berdua langsung meletakkan segala pekerjaan dan melihat siapa yang datang ke sana.     

"Kamu lagi! Apakah kamu masih belum puas mendapatkan beberapa pukulan dan juga balasan dariku?" ketus Aaron Liu pada seorang pria yang tadi juga telah menghadangnya.     

"Aku datang untuk membalas dendam pastinya, Aaron Liu! Apakah kamu pikir aku akan diam saja setelah kamu menghabisi semua anak buahku?" sahut seorang pria yang menyebut dirinya dengan panggilan 'Blackie' itu.     

Pria pengacau itu datang dengan beberapa anak buah yang lainnya dan tampak baik-baik saja. Sepertinya anak buahnya itu bukanlah orang-orang yang sama dengan yang tadi pagi menghadang Aaron Liu dan juga Lee Hana tadi.     

Namun, kali ini orang yang datang terlihat lebih kuat dan juga lebih hebat dari beberapa orang sebelum. Seakan mereka sengaja disiapkan untuk mengusir mereka berdua.     

"Apa sebenarnya tujuan kalian mengganggu kami? Bukankah kami tak ada urusan dengan orang-orang bayaran seperti kalian?" Aaron Liu sama sekali tak berniat untuk mencari keributan di sana. Yang paling penting, ia tak ingin membuat kerusakan di dalam gedung itu.     

"Brengsek! Gampang sekali kamu mengatakan hal itu! Terima pembalasanku!" Pria itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah pisau dan mengarahkannya ke Aaron Liu.     

Situasi berubah sangat menegangkan. Lee Hana begitu takut dan juga sangat khawatir menyaksikan pria itu datang dengan sebilah pisau di tangannya. Entah apa yang akan dilakukannya, tentu bukan sesuatu yang baik bagi Aaron Liu.     

Pria itu melangkah cepat dengan wajah geram atas segala pukulan dan serangan Aaron Liu pagi tadi. Sebuah pembalasan setimpal dan tentu saja akan sangat membahayakan bagi menantu Keluarga Jiang itu.     

"Berhenti di sana!" terima Tiffany yang tiba-tiba muncul bersama beberapa pengawal pribadi Keluarga Mo. "Maju selangkah saja, aku akan memecahkan kepalamu!" gertak perempuan itu tanpa ampun.     

Seketika si Blackie menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Ia ingin mengetahui sosok perempuan yang baru saja melontarkan ancaman tak main-main padanya.     

Tak pernah terpikirkan di dalam benaknya jika seseorang yang baru saja datang adalah anak perempuan dari Sang penguasa kota, Tiffany Mo. Lebih buruknya lagi, dia datang bersama dengan beberapa pengawal yang bekerja pada Keluarga Mo.     

"Nona Mo! Untuk apa Anda di sini?" tanya Blackie pada perempuan itu.     

"Masih bisa bertanya? Jika papaku yang telah membayar kalian, aku akan membayar kalian dua kali lipat. Tapi segera pergi dari sini!" Sebuah penawaran yang cukup menggiurkan bagi mereka semua.     

Sayangnya, segala pilihan yang akan diputuskan oleh si Blackie tentu akan memiliki resiko sendiri. Pria itu harus segera memutuskan sebuah Tiffany kehilangan kesabarannya.     

Aaron Liu dan juga Lee Hana tentu sangat terkejut mendengar perbincangan mereka. Tak ada yang menyangka jika orang-orang yang berusaha untuk menyerangnya adalah seseorang yang memiliki hubungan dengan Keluarga Mo.     

"Pengawal! Pasti mereka semua keluar dari sini! Jika ada yang berniat melawan, pecahkan saja kepalanya!" Tiffany mengatakan hal itu dengan begitu lancar dan tanpa beban sedikit pun. Seolah ia sangat terbiasa menghadapi mereka semua.     

"Saya akan melaporkan hal ini pada Tuan Mo!" Pria itu terpaksa pergi dari sana dengan penuh kekecewaan karena tak bisa membalaskan dendamnya.     

Begitu mereka semua keluar dari gedung itu, Tiffany harus bisa menjelaskan hal itu pada mereka berdua. Sejak tadi Aaron Liu dan juga Lee Hana menatap tajam dirinya. Seolah mereka ingin menelanjangi dia di sana.     

Sudah bisa dipastikan, jika Aaron Liu dan juga Lee Hana pasti sudah berpikir yang tidak-tidak. Mereka berdua memandang Tiffany seperti seorang penjahat yang sedang berperan sebagai pahlawan kesiangan.     

"Apakah kamu akan menjelaskan secara langsung kepada kami, Nona Tiffany? Apa hubunganmu dengan pria yang tadi pagi juga mencoba untuk menyerang kami?" tanya Lee Hana dengan penuh kecurigaan. Ia berpikir jika segalanya telah direncanakan oleh perempuan itu.     

"Mereka adalah orang-orang suruhan Papa. Pria tua itu berpikir jika Aaron adalah yang menjadi alasanku menolak sebuah perjodohan yang telah direncanakannya beberapa waktu lalu," jelas Tiffany singkat.     

Sayangnya penjelasan itu sama sekali tak menunjukkan sebuah titik kejelasan atas segala persoalan itu. Tiffany masih cukup takut jika mereka berdua justru semakin salah paham padanya.     

Lee Hana menyipitkan matanya, ia sama sekali tak paham dengan penjelasan Tiffany. Rasanya cukup sulit untuk langsung memahami penjelasan itu.     

"Apa alasan Tuan Mo melakukan hal itu padaku? Apakah aku sudah melakukan kesalahan padanya?" tanya Aaron Liu dalam balutan ketegangan dan juga rasa penasaran di dalam hatinya.     

"Dia hanya tak ingin kita menjalin hubungan dekat. Sepertinya papaku sengaja melakukan hal itu untuk menakut-nakuti kamu, Aaron." Tiffany mencoba menjelaskan hal itu secara rinci padanya.     

"Bukankah hubungan kita tak sedekat itu? Apa yang sebenarnya dicemaskan oleh Tuan Mo?" lontar Aaron Liu karena merasa jika segalanya tak sedekat yang dikatakan oleh Tiffany.     

Perempuan itu langsung tampak kecewa dan juga terluka. Ia tak menyangka jika Aaron Liu akan mengatakan semuanya dengan begitu jelas. Hal itu tentu sangat menyakitkan bagi anak perempuan dari pemilik gedung itu.     

Tiffany langsung bangkit berdiri dan memandang Aaron Liu. Entah mengapa, ia merasa seperti baru saja ditolak olehnya.     

"Sepertinya Papa telah salah paham atas hubungan kita. Padahal aku sudah menjelaskan jika kamu memiliki seorang istri," jawab Tiffany dengan perasaan tak karuan dan juga begitu menyesakkan dada.     

"Aku akan menemui Tuan Mo dan menjelaskan semuanya. Di mana papamu sekarang, Tiffany?" Aaron Liu sudah sangat siap untuk menemui pria tua itu. Dia tak bisa terus berseteru dengan seseorang yang memiliki pengaruh besar di wilayah itu.     

"Tidak, Aaron! Papaku sedang sangat sibuk. Jangan menemui sekarang! Aku takut jika papa justru akan melakukan tindakan berbahaya padamu," bujuk Tiffany pada sosok pria tampan idamannya.     

Lee Hana merasakan ada keanehan dalam setiap sikap Tiffany pada Aaron Liu. Ia sangat yakin jika ada sesuatu yang sengaja disembunyikan. Hal itu memunculkan sebuah kecurigaan besar padanya.     

"Apakah kamu juga terlibat dengan persekongkolan ini, Nona Tiffany?" tuduh Lee Hana setelah memikirkan hal itu cukup panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.